Liputan6.com, Guatemala City - Sebuah insiden tabrak lari terjadi di Guatemala pada Rabu, 27 Maret 2019 waktu setempat. Saat itu, sebuah truk melaju kencang menubruk kerumunan.
Sebanyak 32 orang dinyatakan tewas dalam kejadian tersebut. Sembilan lainnya dilaporkan dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis.
Petugas penyelamat mengatakan bahwa insiden terjadi di jalan raya, di titik masuk kota Nahuala bagian barat, Guatemala. Pengemudi truk melarikan diri dari tempat kejadian, dengan saat ini berstatus buron.
Advertisement
Baca Juga
"Personel dari Petugas Departemen Pemadam Kebakaran Kota telah menghitung setidaknya 30 orang tewas pada saat ini," kata juru bicara Cecilio Chacaj kepada wartawan, sebagaimana dikutip dari Channel News Asia pada Kamis (28/3/2019). Jumlah tersebut kemudian bertambah beberapa saat setelahnya.
Presiden Guatemala Jimmy Morales menyampaikan belasungkawa atas insiden tersebut.
"Pada saat ini kami sedang mengoordinasikan respons kami untuk membawa dukungan penuh kepada kerabat para korban," tulis Morales dalam sebuah posting di Twitter.
"Belasungkawa yang sepenuh hati," imbuhnya.
Simak pula video pilihan berikut:
Lampu Truk Mati
Saksi mata mengatakan bahwa truk tersebut tidak menyalakan lampu ketika menabrak sekelompok orang. Hal itu disinyalir menjadi penyebab sang sopir tidak melihat adanya kerumunan.
Adapun korban yang terbunuh dalam kejadian, menurut laporan lokal, termasuk seorang pemimpin komunitas dan presiden Dewan Negara Bagian untuk Pembangunan Kota dan Pedesaan.
Kecelakaan itu merupakan salah satu kecelakaan lalu lintas terburuk di Guatemala dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun demikian, kecelakaan relatif sering terjadi di mana negara di Amerika Tengah yang berpenduduk sekitar 16,5 juta orang itu, disebut memiliki catatan keselamatan jalan yang buruk dengan peraturan lalu lintas sering diabaikan.
Sebagai informasi tambahan, pada 2013 juga sempat terjadi insiden nahas dengan banyak korban jiwa. Saat itu, sebuah bus jatuh dari tebing di pedesaan Guatemala, menewaskan sedikitnya 43 orang dan melukai puluhan lainnya.
Advertisement