Sukses

Desa Palsu hingga Ponsel Pintar, 5 Hal Aneh yang Hanya Ada di Korea Utara

Berikut 5 hal unik yang hanya ada di Korea Utara.

Liputan6.com, Seoul - Banyak orang menganggap Korea Utara sebagai negara paling misterius di dunia. Tidak seorang pun yang diizinkan untuk menilik apa yang sebenarnya terjadi di luar perbatasan negara.

Bahkan ketika jurnalis dan turis mancanegara berkunjung, mereka biasanya mendapat pengawalan ketat dari otoritas ibu kota Pyongyang. Warga negara asing tidak pernah diperbolehkan berkeliaran di Korea Utara seorang diri, selalu diawasi.

Ada banyak alasan untuk percaya bahwa orang-orang tidak pernah melihat seluruh fakta yang sesungguhnya di negara tersebut, dan setiap berita yang diterbitkan di dalam negeri hanya memuat sisi positif rezim yang berkuasa, termasuk mengandung unsur propaganda murni.

Menurut orang-orang yang membelot dari Korea Utara, negara yang mereka tinggali ternyata jauh lebih miskin dan tertindas dibandingkan dengan kehidupan kelas atas yang umumnya diperlihatkan oleh warta.

Tetapi bagi mereka yang pernah menyambangi Korea Utara, mereka melihat sisi keunikan yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Apa saja? Berikut 5 di antaranya, seperti dikutip dari Top Tenz, Kamis (27/3/2019).

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 6 halaman

1. Desa Bohongan

Di antara Korea Utara dan Korea Selatan, ada daerah yang disebut Zona Demiliterisasi (atau DMZ). Pada tahun 1950-an, Korea Utara membangun sebuah pedesaan bernama Kijong-dong, yang berarti "Desa yang Damai."

Seluruh titik di desa ini tampaknya dimaksudkan untuk mendorong orang Korea Selatan merasa seolah-olah mereka akan senang pindah ke Korea Utara, karena terlihat begitu tenang dan indah di sana.

Menurut Korea Utara, lokasi ini adalah komunitas pertanian yang sedang berkembang, di mana 200 keluarga tinggal.

Namun, orang Korea Selatan menyebutnya "Desa Propaganda," karena mereka percaya seluruh bangunan yang ada di sana hanya tipuan untuk mengelabuhi warga Korea Selatan agar membelot ke Korea Utara.

Selama bertahun-tahun, desa tersebut dibubuhi dengan musik yang disetel dengan volume kencang selama selama 20 jam sehari dan berhenti pada tahun 2004.

Beberapa orang percaya bahwa rumah dan gedung-gedung hanya didirikan di satu sisi, seperti set film. Karena orang luar tidak diperbolehkan menginjakkan kaki di sana, tidak ada yang benar-benar tahu apa yang terdapat di sana, atau apakah itu benar-benar desa hantu?

3 dari 6 halaman

2. Ganja Kering

Ketika Anda pergi ke Korea Utara, Anda akan menemukan berton-ton daun ganja. Warga lokal menyebut tanaman itu "ipdambae" yang berarti daun tembakau.

Anda dapat menemukannya tumbuh di alam liar di Korea Utara, dan banyak orang menanamnya di halaman belakang. Penduduk melihatnya sebagai alternatif yang murah daripada rokok, karena yang perlu mereka lakukan hanyalah memetik beberapa helai dan menghisapnya setelah bekerja seharian.

Seorang jurnalis lepas asal Inggris yang pernah mengunjungi Korea Utara, Darmon Richter, bahkan menceritakan pengalamannya ketika menghisap ganja beramai-ramai bersama orang-orang setempat usai mereka makan malam bersama.

Masyarakat di Korea Utara menganggap kegiatan tersebut bukanlah sebuah masalah, sehingga rezim tampaknya tidak pernah repot-repot membuat undang-undang untuk melarang peredarannya.

4 dari 6 halaman

3. Taman Air Raksasa

Salah satu hal unik yang bisa Anda temukan di Korea Utara adalah water park atau taman air yang besar: water park Munsu. Wahana bermain ini selesai dibangun pada tahun 2013.

Ada kolam renang indoor dan outdoor, serta 14 seluncuran air. Ada juga banyak kegiatan lain yang bisa dilakukan di sana, seperti panjat tebing, voli, makan prasmanan, dan bahkan menata rambut --di Korea Utara, hanya ada 15 pilihan potongan rambut yang disetujui pemerintah untuk pria dan wanita.

Sama seperti hal lain yang menyenangkan untuk dilakukan di Korea Utara, seluruh kegiatan di water park Munsu benar-benar hanya bisa didatangi oleh orang-orang berduit.

Tapi ada satu hal yang sedikit menyimpang. Ketika Anda pertama kali berjalan melalui pintu masuk taman air itu, ada patung Kim Jong-il yang siap 'menemani' keseharian Anda.

5 dari 6 halaman

4. Film Ras Putih

Selama masa pemerintahan Kim Jong-il, ia memproduksi banyak film dan serial TV yang tak terhitung jumlahnya. Mayoritas acara ini dianggap sebagai bentuk propaganda.

Seluruh pemeran dari setiap film adalah orang Korea Utara, tetapi sebenarnya ada orang kulit putih di banyak film dan acara TV mereka.

Setelah Perang Korea pada 1960-an, seorang tentara AS bernama James Dresnok membelot ke Korea Utara. Dia diberi peran untuk berakting sebagai penjahat Amerika di beberapa film, dan dia kemudian menjadi selebritas.

Mengingat bakatnya yang menonjol, masyarakat Korea Utara pun menyukainya dan seketika, ia menjadi tenar.

Dalam sebuah wawancara bersama media lokal, ia mengklaim bahwa ia diperlakukan seperti bintang rock, dan mencintai kehidupan barunya di Korea Utara.

Dia kemudian memiliki dua putra. Ketika mereka tumbuh dewasa, kedua anaknya juga terjun di dunia perfilman.

6 dari 6 halaman

5. Ponsel Pintar

Korea Utara tidak bisa melakukan kontak dengan dunia luar, serba tertutup, namun penduduknya masih menggunakan ponsel pintar. Meski smartphone masih umum didapati, namun perangkat ini hanya bisa digunakan di dalam negeri saja.

Pada telepon genggam mereka juga dipasang aplikasi, tetapi jenisnya kuno. Jam, kamera, dan permainan, semuanya dikonfigurasi standar.

Seluruh smartphone yang dijual di dalam negeri juga memiliki aplikasi yang memancarkan frekuensi bernada tinggi, mengklaim bahwa perangkat itu mampu mengusir nyamuk.

Sayangnya, tidak ada bukti yang menyatakan aplikasi tersebut benar-benar berfungsi, tetapi warga Korea Utara terus meyakini bahwa perangkat itu adalah teknologi terdepan.

Ada merek smartphone yang tidak dapat Anda temukan di negara manapun di dunia ini, seperti "Pyongyang Touch" dan "Azalea 3".

Telepon seluler paling populer disebut "Arirang" yang menggunakan sistem operasi Android. Tidak ada iPhone dan tentu saja, tidak semua orang mampu membeli telepon.

Menurut Wall Street Journal, ketiga merk smartphone itu hanyalah cara lain bagi pemerintah untuk memata-matai warganya.Â