Liputan6.com, New Delhi - Konflik dengan Pakistan belum lama ini, membuat popularitas Narendra Modi naik signifikan menjelang pemilihan umum India, yang berlangsung pada Mei mendatang.
Atas alasan konflik dengan negara serumpun itu pula, Modi meluncurkan kampanye bombastis bertajuk "India Baru", demikian sebagaimana dikutip dari Al Jazeera pada Jumat (29/3/2019).
Advertisement
Baca Juga
Dalam peluncuran perdana kampanye tersebut di India Utara pada Kamis 28 Maret, Modi menjanjikan pertumbuhan ekonomi tinggi untuk kemakmuran rakyat Negeri Hindustan. Puluhan ribu orang menyambut orasi tersebut dengan sorak sorai, lapor situs berita NDTV.
"Negara ini telah melihat beberapa pemerintahan yang hanya membuat slogan, tetapi kini untuk pertama kalinya, dunia akan melihat pemerintah tahu bagaimana cara merealisasikan tekadnya," kata Modi pada satu acara di Kota Meerut, negara bagian Uttar Pradesh.
"Visi kami adalah India baru yang akan selaras dengan masa lalunya yang gemilang. Sebanyak 1,3 miliar orang India telah mengambil keputusan. Sekali lagi, pemerintahan Modi akan dibentuk di negara ini," katanya kepada kerumunan, yang bersorak dan melambaikan bendera Partai Bharatiya Janata (BJP).
Koalisi berkuasa yang dipimpin oleh BJP --dikenal juga sebagai nasionalis-Hindu-- diperkirakan akan mempertahankan suara mayoritas selama pemilu bertahap, yang dimulai pada 11 April mendatang.
Sekitar 900 juta orang terdaftar sebagai pemilih dalam pemilu India, yang dianggap sebagai pesta demokrasi terbesar di dunia. Pemungutan suara akan diadakan secara bertahap dan berakhir pada 19 Mei. Sementara surat suara akan dihitung lima hari setelahnya.
Â
Simak video pilihan berikut:Â
Â
Konflik India dan Pakistan
Para pengamat menilai ketegangan baru-baru ini antara India dan Pakistan, diperkirakan akan meningkatkan peluang BJP untuk terpilih kembali.
Sebuah jajak pendapat oleh surat kabar Times of India pada Februari lalu, mengatakan bahwa 83 persen dari lebih dari 2.000 responden ingin koalisi kembali memilih Modi sebagai perdana menteri.
Bersamaan dengannya, ketegangan antar kedua negara meningkat bulan lalu, setelah serangan bunuh diri di wilayah Kashmir yang dikelola India, menewaskan lebih dari 40 anggota pasukan keamanan setempat.
Tak lama setelah serangan itu, sebuah video oleh pelaku pemboman muncul, di mana ia bersumpah setia kepada kelompok bersenjata yang berbasis di Pakistan, Jaish-e-Muhammad (JeM).
India membalas dengan serangan udara terhadap sebuah kamp pelatihan yang diduga berlokasi di Pakistan utara.
Advertisement