Liputan6.com, Taipei - Dua jet tempur China melintasi garis perbatasannya dengan Taiwan bernama Median Line pada Minggu, 31 Maret 2019, pagi waktu setempat. Insiden ini adalah pertama kalinya sejak 2011.
Mengutip Channel News Asia pada Senin (1/4/2019), Taipei mengecam keras hal itu, menyebutnya sebagai tindakan yang sembrono dan provokatif.
Advertisement
Baca Juga
"Pada pukul 11.00 pagi, 31 Maret, dua jet tempur PLAAF J-11 melanggar perjanjian yang telah lama dipegang (kedua negara), dengan melintas Median Line di perairan yang memisahkan pulau itu (Pulau Formosa) dari daratan," tulis Kementerian Luar Negeri Taiwan di Twitter.
"Itu adalah tindakan yang disengaja, sembrono, dan provokatif. Kami telah menginformasikan kepada mitra regional kami dan mengecam tindakan China," lanjut kementerian itu.
Hal senada juga disampaikan oleh juru bicara Kantor Kepresidenan Alex Huang. Ia mengatakan bahwa penerbangan jet tempur itu merusak status quo perjanjian lintas-selat.
Sebagaimana diketahui, Beijing dan Taipei mengalami tensi hubungan yang kian panas setidaknya mulai 2016 saat Tsai Ing-wen, presiden pro-kemerdekaan Taiwan terpilih.
Sejak saat itu, China sangat aktif mengadakan latihan militer dekat Pulau Formosa. Bahkan, Tiongkok juga telah menempatkan kapal perang di dekat Taiwan.
Meski demikian, tindakan Minggu pagi tersebut adalah langkah yang tidak biasa, karena selama hampir sembilan tahun keduanya berusaha menghormati batas yang telah disepakati.
Terakhir, tindakan serupa terjadi pada 2011. Saat itu, insiden terjadi menyusul pesawat militer AS yang ditempatkan di dekat perbatasan Taipei-Beijing. Kedua belah pihak waktu itu sepakat menganggap insiden sebagai kesalahan yang tidak disengaja.
Â
Simak pula video pilihan berikut:
Penyebab Insiden
Jet tempur China yang melintas pada Minggu, 31 Maret 2019 terjadi seminggu setelah AS mengangkut kapal besar perusak dan kapal penjaga pantai melalui Selat Taiwan. Hal itu membuat Beijing marah.
China memang sering kali merasa terganggu jika terdapat kapal AS atau kapal-kapal angkatan laut negara Barat melewati selat itu. Padahal sebetulnya Selat Taiwan berstatus sebagai jalur air internasional hingga saat ini.
Beijing juga berkali-kali memberikan tekanan kepada Taipei, dapat dilihat dari peningkatan anggaran militer sejak beberapa tahun lalu, dengan turut memiliki pesawat jet tempur yang sangat canggih baru-baru ini.
Taiwan yang merasa terganggu, beberapa kali meminta jet tempur baru kepada AS. Negeri Paman Sam berulang kali menolak permintaan karena khawatir akan balasan dari Beijing. Meski demikian, bantuan pertahanan seperti menempatkan kapal perang besar tetap dilakukan.
Advertisement