Sukses

Kisah Osama bin Bieber, WN Inggris yang ISIS Bunuh Karena Dianggap Berkhianat

Ismail alias Osama bin Bieber dibunuh ISIS karena dianggap sebagai mata-mata intelijen Barat. Ini kisah selengkapnya.

Liputan6.com, London - Seorang remaja dari Kota Coventry, Inggris dikabarkan meninggal dunia di tangan ISIS. Mohammed Ismail yang berjuluk Osama bin Bieber dibunuh oleh kelompok teroris karena tindakan pengkhianatan, yakni membongkar sejumlah informasi kepada badan intelijen Barat.

Berita tersebut datang dari The Sunday Times pada Minggu, 31 Maret 2019, sebagaimana dikutip dari laman metro.co.uk pada Senin (1/4/2019). Dalam laporan itu, dikatakan bahwa Ismail telah mengungkap keberadaan Nasser Muthana, seorang propagandis ISIS terkemuka yang berkontribusi besar merekrut militan dari negara-negara Barat.

Pasca dibongkar keberadaannya, Muthana terbunuh dalam sebuah serangan presisi AS di sebuah jalan di Mosul, bekas markas ISIS Irak.

ISIS sangat marah atas kematian Muthana tersebut, mengingat dokter perempuan dari Cardiff itu dijaga ketat selama ini. Ia memegang peran strategis dalam kaderisasi ISIS, khususnya perekrutan anggota baru.

Kelompok teror itu mencari keberadaan Ismail, kemudian menghabisinya di depan kamera di Raqqa, Suriah. Eksekuasi itu terjadi hanya beberapa bulan pasca-kematian Muthana.

ISIS mengklaim bahwa Osama bin Bieber itu telah mengaku sebagai pengkhianat sebelum akhirnya dibunuh. Hal itu disampaikan oleh seorang sumber anonim kepada The Sunday Times.

"Dia mengakui segalanya dan kemudian mereka membunuhnya," kata sumber tersebut.

Penyelidik ISIS juga percaya bahwa Ismail merupakan keturunan Kurdi Irak, yang mulai berurusan dengan petugas intelijen Barat sejak akhir 2015 atau awal 2016.

 

Simak pula video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Pergi ke Suriah Pada 2014

Untuk diketahui, Ismail telah meninggalkan Inggris pada Maret 2014 lalu. Ia menuju Suriah bersama tiga orang lainnya. Saat itu usia sang Osama bin Bieber masih 18 tahun.

Ayah Ismail, Mahir Hadi, mengatakan kepada The Sun pada 2014 lalu saat anaknya menghilang. Ia mengatakan tidak mengetahui di mana putranya berada dan telah melaporkan kepergiannya ke polisi.

"Kita tidak bisa membicarakannya - saya tidak tahu apa-apa tentang itu. Polisi tahu lebih banyak dari saya," kata Hadi saat itu.

Beberapa waktu kemudian, Ismail dilaporkan memposting foto di Instagram, berpose dengan senjata dan diketahui telah bergabung dengan ISIS.

Belakangan diketahui Ismail telah dipengaruhi pemikiran ekstremisme sebelum memutuskan berangkat ke Timur Tengah. Remaja laki-laki berjuluk Osama bin Bieber itu diyakini telah diradikalisasi oleh sejumlah oknum di sebuah madrasah (institusi pendidikan agama Islam) di Inggris.