Sukses

Berusaha Membantu ISIS, Seorang Pria di New York Dihukum 20 Tahun Penjara

Akibat berusaha membantu ISIS, seorang pria di kota New York dijatuhi hukuman penjara selama 20 tahun.

Liputan6.com, New York - Seorang pria di New York, Amerika Serikat (AS), dijatuhi hukuman 20 tahun penjara karena mencoba membantu ISIS. Dia kedapatan mendanai seorang konspirator bepergian ke luar negeri, untuk memperjuangkan kelompok militan tersebut pada 2015.

Saddam Mohamed --nama tersangka-- dijatuhi hukuman penjara tersebut oleh Hakim Distrik AS Ronnie Abrams pada Selasa 2 April.

Dikutip dari Time.com pada Rabu (3/4/2019), Raishani mengaku bersalah pada bulan November lalu karena berkonspirasi memberikan dukungan kepada ISIS.

Jaksa AS, Geoffrey Berman, mengatakan Raishani meninggalkan istri dan anaknya di Negeri Paman Sam, saat berusaha melakukan perjalanan ke Timur Tengah pada Juni 2017.

Alasan kepergiannya itu adalah untuk bergabung dalam latihan perang dengan bagian dari ISIS di Suriah. Namun, sebelum berangkat dia ditangkap oleh penegak hukum AS, dan sempat dinterogasi beberapa waktu, sebelum akhirnya dibebaskan.

Menurut catatan pengadilan AS, Raishani diketahui mencoba memberikan dukungan kepada ISIS dengan cara membantu beberapa orang melakukan perjalanan ke Timur Tengah pada Oktober 2015, sebelum dia pergi sendiri, namun gagal karena dicegat pihak berwenang.

 

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Keberadaan Pemimpin ISIS Tidak Diketahui

Sementara itu, meski ISIS telah kehilangan semua wilayah yang pernah dikuasainya di Irak dan Suriah, tetapi menurut para pengaamt, bayangan pengaruh pemimpinnya diperkirakan masih meluas.

Dengan tawaran hadiah senilai US$ 25 juta (setara Rp 357 miliar), pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi adalah orang yang paling dicari di dunia, dan bertanggung jawab telah mengarahkan organisasinya bertindak kejam, seperti melakukan pembantaian massal pada lawan dan menginspirasi serangan teror ke banyak tempat di dunia.

Meskipun banyak klaim tentang kematiannya dalam beberapa tahun terakhir, keberadaan al-Baghdadi tetap menjadi misteri, demikian sebagaimana dikutip dari Military Times.

Para pejabat intelijen Irak yakin al-Baghdadi bersembunyi di suatu tempat di padang pasir yang membentang melintasi perbatasan Suriah-Irak, menggunakan terowongan untuk bergerak.

"Dia tidak menggunakan peralatan komunikasi atau internet untuk menghindari deteksi oleh pesawat koalisi," kata seorang pejabat intelijen senior.