Sukses

Kisah Korban Banjir Mozambik Melahirkan di Pohon Mangga

Ibu tunggal bernama Amélia ini melahirkan putrinya, Sara, sambil berpegangan erat pada cabang pohong mangga bersama putra kecilnya.

Liputan6.com, Maputo - Ini kisah seorang wanita yang melahirkan di pohon mangga. Saat itu banjir terjadi di Mozambik tengah pascaterjangan Siklon Idai.

Ibu tunggal bernama Amélia itu melahirkan putrinya, Sara, sambil berpegangan erat pada cabang pohon mangga bersama putranya yang berusia dua tahun.

Keluarga itu diselamatkan dua hari kemudian oleh tetangga, setelah badai besar yang menerjang wilayah itu dan menewaskan lebih dari 700 orang.

"Saya di rumah bersama putra yang berusia dua tahun ketika tiba-tiba tanpa peringatan, air mulai masuk ke rumah," katanya kepada badan anak-anak PBB, Unicef seperti dikutip dar BBC, Kamis (4/4/2019).

"Aku tidak punya pilihan selain memanjat pohon, aku hanya sendirian bersama putraku."

Amélia dan keluarga besarnya sekarang tinggal di tempat penampungan sementara di Dombe, Mozambik. Ia dilaporkan dalam keadaan sehat.

Momen kelahiran buah hati di tengah banjir itu terjadi hampir 20 tahun setelah bayi ajaib lainnya di Mozambik, Rosita Mabuiango. Saat itu ia dilahirkan di pohon ketika banjir di Mozambik selatan.

Saksikan juga video berikut ini:

2 dari 2 halaman

Kisah Rosita Mabuiango

Rosita Mabuiango, sekarang berusia 19, menjadi berita utama internasional setelah dia dan ibunya Sofia diselamatkan dengan helikopter dari pohon yang dikelilingi oleh air banjir.

Berbicara dengan surat kabar lokal Mail and Guardian, Sofia mengatakan kelahiran itu "sangat, sangat menyakitkan."

"Aku menangis, menjerit. Terkadang aku mengira bayinya akan lahir, tetapi di lain waktu aku mengira itu karena kelaparan."

"Banyak orang kehilangan segalanya karena banjir, tetapi saya mendapatkan sesuatu," jelas Sofia mengenang momen kelahiran putrinya.

Namun dalam sebuah wawancara dengan BBC, Rosita mengatakan bahwa janji-janji beasiswa pemerintah, dan perjalanan berbayar ke Amerika dengan izin pemerintah AS, semuanya tidak terpenuhi.

"Studi saya selalu dibiayai oleh ibu, saya belum menerima apa pun dari pemerintah," kata Rosita.

"Oke, pemerintah membangun rumah untuk kita tetapi kondisinya tidak lagi baik. Ketika hujan, ada kebocoran di rumah. Setidaknya, mereka harus membantu merenovasinya."