Sukses

Konfrontasi Berhenti, Pakistan Bebaskan 360 Tahanan India

360 tahanan India di penjara Pakistan dibebaskan, sebagian besar merupakan nelayan.

Liputan6.com, Islamabad - Pakistan menyatakan akan membebaskan 360 tahanan India pada bulan ini. Hal itu disampaikan oleh kantor luar negeri pada Jumat, 5 April 2019 menyusul konfrontasi yang berakhir antara Islamabad - New Delhi.

"Pakistan memutuskan bahwa 360 tahanan India yang terdiri atas 355 nelayan dan lima warga sipil lain yang telah menyelesaikan hukuman akan dibebaskan," kata Mohammad Faisal, juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan.

Sebagaimana diketahui, para tahanan yang menyelesaikan hukuman terjebak selama berbulan-bulan akibat hubungan India - Pakistan yang tidak baik.

Pengumuman tersebut menegaskan, mereka akan dibebaskan secara bertahap, yakni empat gelombang mulai 8 April, mengutip Channel News Asia, Sabtu (6/4/2019).

"Kami berharap India akan membalas langkah ini," kata Faisal.

Hingga saat ini, terdapat 537 tahanan India di penjara Pakistan, dengan 483 di antaranya merupakan nelayan. Dengan adanya pengumuman terbaru, berarti masih terdapat 177 warga yang akan mendekam di balik jeruji besi.

Sementara itu, terdapat 347 warga negara Pakistan yang berada di sel India.

Sebagaimana diketahui, kedua negara sempat bersitegang beberapa waktu lalu. Ketegangan memuncak sejak adanya bom bunuh diri di Kashmir pada 14 Februari 2019 yang menewaskan lebih dari 40 polisi India. Meskipun kelompok teroris Jaish-e-Mohamad mengaku bertanggung jawab, New Delhi tetap menuduh Pakistan turut serta.

India melancarkan operasi berburu teroris pada 27 Februari, menyerang pangkalan pelatihan militan.

Hari berikutnya, Pakistan menembak jatuh sebuah jet tempur India dan menangkap seorang pilot. Sang pengendara jet tempur diserahkan dalam kondisi sehat setelahnya, sebagai simbol perdamaian.

 

Simak pula video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Diplomat India - Pakistan Sudah Bertemu

Sementara itu, perwakilan dari India dan Pakistan telah bertemu pada Kamis, 14 Maret 2019 lalu. Pertemuan itu adalah pertama kalinya pasca-serangan bom bunuh diri di Kashmir.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan Mohamed Faisal mengabarkan bahwa kedua pihak bertemu di Kota Attari, sebagaimana dikutip dari laman surat kabar The Australian.

Pertemuan itu diprediksi membuahkan hasil, khususnya dalam menstabilkan hubungan kedua negara. 

"Inisiasi ini (pembukaan wilayah perbatasan) bertujuan untuk mengubah permusuhan menjadi persahabatan," kata Faisal kepada sejumlah jurnalis sebelum melintas di perbatasan India. Adapun pembukaan perbatasan yang dimaksud membuka koridor agar mempermudah komunitas keagamaan India melakukan ritual di wilayah Pakistan.

Komunitas yang dimaksud yakni peziarah Sikh yang akan mengunjungi Kartapur Sahib di bagian timur Pakistan, Provinsi Punjab.

Tempat itu memiliki nilai sejarah, mengingat pendiri Sikhisme, Guru Nanak, menghabiskan 18 tahun hidupnya di Kartapur Sahib, hingga meninggal di tempat itu. Saat ini, wilayah yang dimaksud telah berada di bawah yurisdiksi Pakistan.

Penganut Sikhisme sebetulnya hidup di kedua negara, India dan Pakistan, namun mengalami kesulitan untuk mengakses tempat sucinya karena tensi bilateral yang sering terjadi.