Liputan6.com, London - Pangeran William dikabarkan telah menghabiskan tiga pekan terakhir untuk penempatan magang di tiga badan intelijen utama Inggris; MI6 (intelijen asing), MI5 (intelijen dan keamanan domestik) serta GCHQ (badan sandi negara), kata pihak istana.
"MI5, MI6, dan GCHQ penuh dengan orang-orang dari latar belakang sehari-hari yang melakukan pekerjaan paling luar biasa untuk membuat kita tetap aman", kata Pangeran William seperti dikutip dari BBC, Minggu (7/4/2019).
Advertisement
Baca Juga
Kepala GCHQ mengatakan bahwa the Duke of Cambridge telah "bekerja sangat keras."
Selama tiga pekan terakhir, pewaris takhta kedua dalam monarki Britania Raya itu belajar tentang risiko terhadap keamanan dan ekonomi nasional Inggris, kata Istana Kensington.
Dia juga mengamati tim kontra-terorisme yang menganalisis intelijen dan melakukan penyelidikan.
Kerja magang sang pangeran berakhir pada Sabtu 6 April kemarin.
"Menghabiskan waktu di dalam badan keamanan dan intelijen kami, memahami lebih banyak tentang kontribusi vital yang mereka buat untuk keamanan nasional kami, adalah pengalaman yang benar-benar merendah," kata Pangeran William.
Staf di badan keamanan dan intelijen "bekerja secara rahasia, seringkali bahkan tidak dapat memberi tahu keluarga dan teman-teman mereka tentang pekerjaan yang mereka lakukan atau tekanan yang mereka hadapi", lanjutnya.
Pangeran William menambahkan: "Kita semua berterima kasih kepada mereka atas kerja keras dan berbahaya yang mereka lakukan."
Â
Simak video pilihan berikut:
Di Tengah Ancaman Teroris terhadap Inggris
Kerja magang Pangeran William terjadi setelah Ratu merayakan ulang tahun keseratus GCHQ awal tahun ini dengan kunjungan ke eks-pangkalan rahasia badan itu, Watergate House di London.
Kepala operasi kontra-terorisme di GCHQ, yang anonim, mengatakan dalam sebuah pernyataan: "William bekerja sangat keras untuk menanamkan dirinya di tim dan dengan nyaman menempatkan dirinya di antara beberapa analis dan operator yang sangat terampil."
"Yang Mulia mengajukan beberapa pertanyaan menyelidik dan menunjukkan pemahaman nyata tentang misi kami."
Ancaman terhadap Inggris dari terorisme internasional saat ini digolongkan sangat parah, yang berarti serangan teror "sangat mungkin", BBCÂ melaporkan.
Kepala MI6 memperingatkan pada bulan Februari kelompok ISIS sedang mempersiapkan serangan lebih lanjut, meskipun mereka mengalami kekalahan teritorial di Suriah.
Dan pada bulan Januari, mantan kepala MI5, Baroness Manningham-Buller, memperingatkan bahwa meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan akan membuat Inggris "kurang aman".
Advertisement