Sukses

3 Gerhana Matahari di Mars Tertangkap Kamera Wahana Curiosity NASA

Tiga gerhana matahari di Mars tertangkap kamera Curiosity NASA.

Liputan6.com, Washington DC - Bagi sebagian besar orang, bisa menyaksikan gerhana matahari di Bumi adalah sesuatu yang langka dan menakjubkan, tetapi bagaimana bila fenomena tersebut terjadi di dunia lain?

Baru-baru ini, wahana penjelajah Mars, Curiosity, menangkap pemandangan luar biasa dari gerhana matahari di Planet Merah yang dilakukan oleh dua Bulannya.

Curiosity menangkap serangkaian gambar pada 17 Maret yang menunjukkan Deimos --Bulannya Mars-- melintas di depan matahari. Kemudian, pada tanggal 25 Maret, Curiosity menangkap gerhana matahari secara tidak langsung.

Pemandangan robot itu dari cakrawala Mars saat matahari terbenam, menunjukkan langit yang tiba-tiba menjadi kelabu, ketika Bulan yang lebih besar dan lebih dekat dari Mars, Phobos, bergerak ke atas dan meredupkan cahaya matahari yang terbenam.

Keesokan harinya, pada tanggal 26 Maret, Curiosity menangkap pemandangan langit ketika Phobos lewat tepat di depan matahari. Gambar Deimos dan Phobos diabadikan oleh Mast Camera (Mastcam) Curiosity yang memiliki lensa telefoto dan filter matahari agar kamera bisa "menatap" langsung ke arah matahari.

Curiosity menggunakan Mastcam-nya untuk menangkap Phobos lewat di depan matahari pada 26 Maret. (Foto: NASA / JPL-Caltech / MSSS)

"Sementara itu, gambar cakrawala diambil dengan Navigation Cameras (Navcam) Curiosity," ujar perwakilan NASA dari Jet Propulsion Laboratory (JPL) dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Live Science, Minggu (7/4/2019).

Phobos terukur sekitar 7 mil (11,5 kilometer) melintasi dan mengorbit Mars pada jarak sekitar 5.827 mil (9.377 km). Karena Bulan ini tidak sepenuhnya menghalangi matahari, maka bagian yang ditutupinya dikenal sebagai gerhana annular, NASA-JPL melaporkan.

Gerhana itu berlangsung sekitar 35 detik, sedangkan animasi yang disimpan oleh Curiosity dipercepat 10 kali.

Deimos lebih kecil dan lebih jauh dari Mars daripada Phobos, yakni sekitar 1,5 mil (2,3 km) dan sekitar 14,562 mil (23,436 km) dari Mars. Faktanya, ukuran mungil Deimos membuat orbitnya melintasi matahari tidak cukup memenuhi syarat sebagai gerhana dan sebaliknya disebut transit.

Transit Deimos membutuhkan waktu beberapa menit untuk diselesaikan dan juga dipercepat 10 kali dalam animasi Curiosity.

Lintasan Deimos yang kecil dan jauh melintasi matahari dianggap transit, bukan gerhana. (Foto: NASA/JPL-Caltech/MSSS)

Ketika Curiosity menangkap gambar-gambar cakrawala Mars yang semakin gelap, matahari turun ke bawah cakrawala tepat ketika Phobos naik, jadi Phobos melemparkan bayangan memanjang di atas tanah Mars.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 3 halaman

Foto Mirip Jamur di Planet Mars Beredar di Internet, Kontroversi pun Muncul

Sementara itu, sebuah makalah baru yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah yang tidak populer, melaporkan sebuah penemuan aneh di Mars.

Menurut artikel tersebut, sebuah tim ilmuwan internasional mengklaim telah menemukan bukti kehidupan di sana, yakni berupa 'jamur' yang tumbuh di permukaan Planet Merah.

Pengakuan mereka didasarkan pada gambar-gambar yang diambil oleh wahana penjelajah Mars milik NASA, Curiosity dan Opportunity. Kedua robot ini menangkap objek yang rupanya mirip jamur.

Potret-potret itu menyebar luas di internet dan menuai kontroversi. Situs web Journal of Astrobiology and Space Science menilai, redaksi mengakui implikasi kontroversial dari pengumuman seperti itu. Oleh karenanya, mereka mengutus enam ilmuwan independen dan delapan editor senior guna memeriksa faktanya.

Tiga dari pengulas ini langsung menolak makalah tak terkenal itu dan satu editor dengan lantang menentangnya. Namun demikian, makalah tersebut akhirnya diterbitkan juga untuk publik dan siaran pers jurnalnya dinilai sangat baik oleh sejumlah peneliti.

Di sisi lain, makalah ini minus bukti kuat dan terlalu berbelit. Meskipun tanda-tanda kehidupan yang mereka maksud tidak bisa diverifikasi dan pengamatan tidak dilakukan langsung oleh mereka, namun para penulis yakin bahwa objek tersebut adalah jamur yang berkembang biak di Mars.

"Kami akui, kami tidak memiliki 'senjata' apa pun. Tidak ada foto sel atau struktur seluler. Tidak ada bukti definitif, hanya banyak bukti yang sudah tersedia: biologi," menurut salah satu penulisnya, Regina Dass, seorang ahli mikologi di Pondicherry University di India."

Meskipun NASA sendiri belum menanggapi klaim baru tersebut, namun para ilmuwan badan tersebut telah meneliti fenomena di Mars itu.

Alih-alih jamur, NASA justru menyebutnya 'blueberry', tetapi tidak seperti para peneliti dalam makalah asing tersebut, tidak ada seorang pun di NASA yang benar-benar menyimpulkan bahwa objek berbentuk seperti bola kecil itu adalah sebuah tanda kehidupan. Apalagi buah atau sayuran yang sedang tumbuh.

Pada tahun 2004, Opportunity sudah lebih dahulu menemukan jutaan 'blueberry' ini. Setelah ditelaah lebih lanjut, objek tersebut dikatakan terdiri dari oksida besi: hematit.

Berukuran sekitar 3 cm (1,2 inci), kumpulan hematit padat ini tidak pernah terlihat di Mars sebelumnya. Tertanam dalam batuan, NASA menjelaskan bahwa lapisan hematit dipadatkan oleh air di Mars dan kemudian perlahan-lahan dilepaskan oleh erosi.

"Kami tidak sependapat dengan NASA. NASA memiliki beberapa ilmuwan dan insinyur terhebat di dunia," kata co-penulis Vincenzo Rizzo, seorang ahli biogeologi yang bekerja untuk National Research Council. Ia adalah orang yang juga terlibat menuliskan makalah baru tadi.

"Namun, hematit juga merupakan hasil dari aktivitas biologis. Sama seperti stromatolit yang terbentuk melalui aksi dari cyanobacteria, jamur dan bakteri juga membantu untuk menyatukan hematit terestrial secara bersamaan. Kami mengira bahwa proses biologis serupa adalah faktor yang memicu terbentuknya hematit di Mars!," papar Rizzo kemudian.

3 dari 3 halaman

NASA Pernah Disalahkan

Apa pun yang dikatakan penulis makalah baru itu, sepertinya mereka tidak senang mendapat tanggapan dari para pakar terkemuka dunia.

Oleh karena itu, banyak orang di Reddit dengan cepat menolak studi tersebut, mengatakan jurnal itu sebagai bentuk "kesombongan" tanpa memperhatikan standar layak publikasi.

Salah satu pengguna media sosial tersebut, dengan nama akun Zeeblecroid, dengan brutal melayangkan kritik tajam kepada para penulisnya:

"Jurnal dan artikel sama-sama sampah. Ada komunitas astrobiolog yang memproklamirkan diri sendiri dengan menggunakan trik gila yang serupa (kebanyakan dari mereka salah menafsirkan foto-foto, hanya berdasarkan fitur geologis, lalu mengklaimnya dengan keras sebagai bukti kehidupan) dan ini terjadi selama beberapa dekade. Mereka telah berdebat tentang objek itu setidaknya sejak pertengahan 1990-an."

Pada 2014, NASA pernah digugat oleh seseorang yang memproklamirkan dirinya sebagai "astrobiolog independen", karena tidak menyelidiki objek yang dilihatnya sebagai jamur di permukaan Mars. Faktanya, itu hanyalah sebuah batu.