Sukses

Ini Alasan Donald Trump Akui Dataran Tinggi Golan Sebagai Milik Israel

Pada Maret lalu, Donald Trump mengakui aneksasi Dataran Tinggi Golan yang dilakukan oleh Israel.

Liputan6.com, Washington DC - Donald Trump membeberkan alasan Amerika Serikat mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan. Dalam sebuah kesempatan, presiden AS itu mengatakan bahwa keputusan tersebut ia ambil dengan cepat setelah mempelajari sejarah Golan secara kilat.

Dikutip dari Times of Israel, Senin (8/4/2019), pada Maret lalu Trump mengakui aneksasi Dataran Tinggi Golan yang dilakukan oleh Israel.

Keputusan Donald Trump lantas menuai kecaman dari dunia internasional. Uni Eropa dan para pemimpin negara Arab bahkan bersatu untuk mengecam keputusannya.

Selain itu, Trump juga mengatakan bahwa langkah itu ia ambil setelah melakukan diskusi dengan para penasehat perdamaian, termasuk Duta Besar AS untuk Israel dan menantunya Jared Kushner.

"Saya berkata, teman bantulah aku. Beri saya sedikit pelajaran sejarah secara cepat. Saya punya banyak hal yang harus saya kerjakan, entah itu soal China atau Korea Utara. Berikan saya petunjuk dengan cepat," jelas Trump saat ingin meminta masukan dan pelajaran singkat seputar sejarah.

"Kami membuat keputusan dengan cepat dan keputusan itulah yang terbaik," jelasnya.

Donald Trump menandatangani pengakuan AS atas Dataran Tinggi Golan atas Israel saat ia bertemu dengan PM Benjamin Netanyahu di Gedung Putih.

Menurut Milton Friedman, seorang ekonom asal Amerika Serikat, keputusan Donald Trump ini adalah "Mujizat Bagi Purim". Hal itu ia sampaikan dalam konferensi AIPAC, sehari setelah keputusan Trump.

"Tanpa dataran tinggi Golan, Israel terpapar risiko luar biasa dari musuh-musuh berbahaya, dan Suriah akan berada tepat di tepi Laut Galilea, yang menyediakan 40 persen air tawar Israel," kata Milton Friedman.

 

2 dari 3 halaman

Pemimpin Negara Arab Tak Akui Dataran Tinggi Golan Sebagai Wilayah Israel

Para pemimpin negara arab menyatakan kesiapannya untuk mendorong Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menghentikan aksi Amerika Serikat yang memberikan dukungan serta pengakuan atas Dataran Tinggi Golan yang diklaim oleh Israel.

Dikutip dari laman Voice of America, para pemimpin Arab yang sebelumnya sempat terpecah oleh persaingan regional, mengakhiri KTT tahunan mereka di Tunisia beberapa waktu lalu.

Dalam pertemuan itu, tiap negara menyerukan kerja sama dengan Iran sebagai negera non-Arab. Para pemimpin Arab telah lama bergulat dalam perselisihan di kawasan regional. Bahkan, tiap negara saling menarik balik warganya.

Meski begitu, mereka tetap satu suara dalam mengupayakan penolakan dukungan Amerika Serikat atas klaim dari Israel soal Dataran Tinggi Golan.

"Kami, para pemimpin negara-negara Arab berkumpul di Tunisia... menyatakan penolakan dan kecaman kami atas keputusan Amerika Serikat untuk mengakui kedaulatan Israel atas Golan," kata Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit.

Dia mengatakan negara-negara Arab akan mengajukan rancangan resolusi kepada Dewan Keamanan AS dan mencari pendapat hukum dari Mahkamah Internasional mengenai keputusan AS. Ini memperingatkan negara-negara lain untuk tidak mengikuti jejak Washington.

 

3 dari 3 halaman

Ini Sikap Uni Eropa Atas Klaim Israel

Sebelumnya, tindakan penolakan juga dinyatakan oleh Uni Eropa. Dikutip dari laman The Jerusalem Post, Kepala Kebijakan Luar Ngeri Uni Eropa, Federica Mogherini mengatakan bahwa UE menolak dan tidak akan mengikuti jejak AS.

Israel telah lama berpendapat bahwa Dataran Tinggi Golan sangat penting untuk keamanannya. Mereka mengklaim punya argumen yang kuat, setelah beberapa tahun terakhir Iran berusaha untuk mendapatkan pijakan di daerah itu sebagai langkah untuk menyerang Israel.

Politisi sayap kanan Israel mengecam Uni Eropa karena penolakannya terhadap kedaulatan Golan.

"Uni Eropa juga tidak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota kami," ujar Menteri Pendidikan Naftali Bennett dalam pesan video yang ia posting di Twitter.

"Saya sungguh malu pada Anda," katanya lagi pada Uni Eropa.

Meski begitu, Uni Eropa tetap pada pendiriannya.

"Posisi Uni Eropa dalam hal status Dataran Tinggi Golan tidak berubah," kata Federica Mogherini.

"Sejalan dengan hukum internasional dan resolusi Dewan Keamanan PBB 242 dan 497, Uni Eropa tidak mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan yang diduduki," katanya.