Sukses

Sempat Dirawat di Rumah Sakit karena Infeksi Dada, Begini Kondisi Dalai Lama

Dalai Lama dirawat di sebuah rumah sakit karena infeksi pada dadanya.

Liputan6.com, Lhasa - Pemimpin spiriitual Tibet, Dalai Lama, dirawat di rumah sakit karena infeksi dada pada Selasa malam, 9 April 2019. Meski demikian, seorang ajudannya menyebut bahwa kondisi biksu 83 tahun itu stabil.

Sakit yang dirasakan oleh Dalai Lama terjadi usai ia menghadiri sebuah pertemuan dengan para pemimpin pemuda di New Delhi, menurut laporan sekretaris pribadinya, Tenzin Taklha, dalam wawancara bersama News 18.

Saat dia sudah sampai di tempat tinggalnya di Dharamsala, kawasan Himalaya, India, Dalai Lama mengeluhkan dadanya terasa nyeri. Ketika itulah, dia langsung dilarikan ke rumah sakit.

Taklha mengatakan, tim dokter mendiagnosis Dalai Lama terkena infeksi dada dan dia harus menjalani perawatan selama dua atau tiga hari di rumah sakit.

Bulan lalu menandai 60 tahun sejak Dalai Lama melarikan diri dari Tibet ke pengasingan di India usai pemberontakan yang gagal, menyusul kedatangan pasukan China di Tibet dan ribuan orang melarikan diri melintasi perbatasan.

Sejak waktu itu, Dalai Lama --yang dihormati sebagai dewa yang hidup oleh jutaan umat Buddha di Tibet-- telah menjadikan India sebagai rumahnya.

Rakyat Negeri Taj Mahal secara resmi memanggilnya sebagai "tamu kami yang paling mulai dan terhormat."

Dari kediamannya di sana, Dalai Lama berkeliling dunia, menjadi ikon, baik secara budaya maupun agama. Tahun lalu, ia memutuskan untuk mengurangi jadwalnya yang sibuk dengan alasan usia dan faktor kelelahan.

Belum diketahui siapa yang akan menggantikannya ketika Dalai Lama wafat nanti, bagaimana pemilihannya atau apakah akan ada 'Dalai Lama lain'.

Secara tradisional, gelar ini diberikan pada pemimpin tertinggi dalam Buddhisme Tibet yang dianggap sebagai reinkarnasi dari barisan guru agama yang diagungkan.

Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, Dalai Lama pernah ditanya tentang sesuatu yang mungkin terjadi pasca-kematiannya. Ia mengantisipasi dugaan upaya Beijing untuk meniadakan penggantinya pada umat Buddha Tibet.

"Di masa depan, jika Anda melihat dua Dalai Lama datang, satu dari sini, di negara bebas, sedangkan satu lagi dipilih oleh orang China, dan kemudian tidak ada yang akan percaya, tidak ada yang akan menghormatinya (yang dipilih oleh China)," tuturnya.

"Jadi, itu masalah tambahan bagi Tiongkok. Itu (Dalai Lama baru) mungkin ada, bisa terjadi," lanjutnya sebagaimana dilansir dari CNN, Rabu (10/4/2019).

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, pernah menyampaikan pada Maret kemarin bahwa reinkarnasi para Buddha yang masih hidup, termasuk Dalai Lama, harus mematuhi hukum dan peraturan Tiongkok.

Selain itu, mereka pun wajib mengikuti ritual keagamaan dan konvensi bersejarah Negeri Tirai Bambu.

 

Saksikan videonya berikut ini:

2 dari 3 halaman

Dalai Lama Kirim Bantuan Rp 745 Juta untuk Korban Gempa-Tsunami di Sulawesi Tengah

Sementara itu, saat Indonesia dilanda bencana tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, Dalai Lama turut mendonasikan sejumlah dana untuk rekonstruksi bencana di Palu dan Donggala.

Inisiatif bantuan tersebut disampaikan oleh Dalai Lama melalui sebuah surat bertanggal 30 September 2018, yang ditujukan langsung kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.

Dalam pesannya, Dalai Lama mengungkapkan duka yang mendalam terhadap para korban. Ia juga mengatakan bahwa masyarakat Tibet akan selalu mendoakan keselamatan bagi penduduk Sulawesi Tengah, terutama yang terkena dampak bencana gempa-tsunami.

Disebutkan pula bahwa sang tokoh spiritual mendonasikan bantuan sebesar US$ 50.000 (setara Rp 745 juta dengan kurs Rp 14.897 per satu dollas AS). Bantuan dana tersebut disalurkan melalui lembaga amal miliknya, The Dalai Lama Trust.

Menutup surat pengumuman bantuan bagi korban gempat-tsunami di Palu dan Donggala, Dalai Lama mengingat kembali tentang bagaimana ia menjalin koneksi mendalam dengan Indonesia.

Disebutkan bahwa pada 1982 silam, ia pernah diberi kesempatan untuk berdoa langsung di Candi Borobudur, dengan ketenangan yang ia akui belum pernah dirasakan sebelumnya.

"Saya merasa ada ikatan kuat dengan masyarakat Indonesia dan budayanya," tulis Dalai Lama di akhir surat.

3 dari 3 halaman

Dalai Lama Luncurkan Aplikasi App-iness

Dalai Lama adalah salah satu tokoh dunia yang memanfaatkan kemajuan teknologi. Ia mempunyai akun Twitter dengan nama @DalaiLama. Pengikutnya pun kini sudah mencapai lebih dari 19 juta.

Selain aktif di media sosial, pada tahun 2017, pria kelahiran 6 Juli 1935 tersebut membuat sebuah aplikasi baru untuk menyampaikan ajarannya.

Dilansir dari AsiaOne, lewat aplikasi bernama 'app-iness' nantinya Dalai Lama akan mengunggah video berupa ajaran yang akan ia sampaikan secara langsung.

Tak hanya video, ia juga akan mengunggah berita dan foto berisi pesan-pesan kehidupan.

Namun sayangnya, aplikasi app-iness tak dapat diunduh oleh pengguna telepon pintar di China. Pasalnya, pemerintah Negeri Tirai Bambu tersebut sangat membatasi aplikasi dan media sosial.

Maka dari itu, tak banyak warga Tibet yang dapat memanfaatkan aplikasi terbaru tersebut.

Menurut Dalai Lama, kemajuan teknologi sangat membantu masyarakat. Namun, ia meminta agar masyarakat tak salah dalam penggunaan internet.

"Tanpa teknologi, manusia tak akan memiliki masa depan," ujar Dalai Lama. "Kita juga harus berhati-hati, agar pengaruh internet tak merusak perasaan kita," tambahnya.