Liputan6.com, Tibet - Pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit di New Delhi, India setelah sebelumnya harus mendapatkan perawatan akibat infeksi dada.
Dikutip dari laman BBC, Jumat (12/4/2019), juru bicara dari Dalai Lama yaitu Tenzin Taklha mengatakan bahwa kondisi Pemenang Nobel Perdamaian itu semakin membaik.
Advertisement
Baca Juga
"Dia keluar dari rumah sakit pada pukul delapan pagi (waktu setempat)," ujar Taklha.
Sehari sebelumnya, Taklha mengatakan Dalai Lama telah melanjutkan "rutinitas normalnya" dan sedang melakukan beberapa latihan.
Dalai Lama dirawat di rumah sakit karena infeksi dada pada Selasa malam, 9 April 2019. Sakit yang dirasakan oleh Dalai Lama terjadi usai ia menghadiri sebuah pertemuan dengan para pemimpin pemuda di New Delhi.
Saat dia sudah sampai di tempat tinggalnya di Dharamsala, kawasan Himalaya, India, Dalai Lama mengeluhkan dadanya terasa nyeri. Ketika itulah, dia langsung dilarikan ke rumah sakit.
Taklha mengatakan, tim dokter mendiagnosis Dalai Lama terkena infeksi dada dan dia harus menjalani perawatan selama dua atau tiga hari di rumah sakit.
Â
60 Tahun Sejak Dalai Lama Melarikan Diri dari Tibet
Bulan lalu menandai 60 tahun sejak Dalai Lama melarikan diri dari Tibet ke pengasingan di India usai pemberontakan yang gagal, menyusul kedatangan pasukan China di Tibet dan ribuan orang melarikan diri melintasi perbatasan.
Sejak waktu itu, Dalai Lama --yang dihormati sebagai dewa yang hidup oleh jutaan umat Buddha di Tibet-- telah menjadikan India sebagai rumahnya.
Rakyat Negeri Taj Mahal secara resmi memanggilnya sebagai "tamu kami yang paling mulai dan terhormat."
Dari kediamannya di sana, Dalai Lama berkeliling dunia, menjadi ikon, baik secara budaya maupun agama. Tahun lalu, ia memutuskan untuk mengurangi jadwalnya yang sibuk dengan alasan usia dan faktor kelelahan.
Belum diketahui siapa yang akan menggantikannya ketika Dalai Lama wafat nanti, bagaimana pemilihannya atau apakah akan ada 'Dalai Lama lain'.
Secara tradisional, gelar ini diberikan pada pemimpin tertinggi dalam Buddhisme Tibet yang dianggap sebagai reinkarnasi dari barisan guru agama yang diagungkan.
Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, Dalai Lama pernah ditanya tentang sesuatu yang mungkin terjadi pasca-kematiannya. Ia mengantisipasi dugaan upaya Beijing untuk meniadakan penggantinya pada umat Buddha Tibet.
"Di masa depan, jika Anda melihat dua Dalai Lama datang, satu dari sini, di negara bebas, sedangkan satu lagi dipilih oleh orang China, dan kemudian tidak ada yang akan percaya, tidak ada yang akan menghormatinya (yang dipilih oleh China)," tuturnya.
"Jadi, itu masalah tambahan bagi Tiongkok. Itu (Dalai Lama baru) mungkin ada, bisa terjadi," lanjutnya sebagaimana dilansir dari CNN.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, pernah menyampaikan pada Maret kemarin bahwa reinkarnasi para Buddha yang masih hidup, termasuk Dalai Lama, harus mematuhi hukum dan peraturan Tiongkok.
Selain itu, mereka pun wajib mengikuti ritual keagamaan dan konvensi bersejarah Negeri Tirai Bambu.
Advertisement
Dalai Lama Luncurkan Aplikasi App-iness
Dalai Lama adalah salah satu tokoh dunia yang memanfaatkan kemajuan teknologi. Ia mempunyai akun Twitter dengan nama @DalaiLama. Pengikutnya pun kini sudah mencapai lebih dari 19 juta.
Selain aktif di media sosial, pada tahun 2017, pria kelahiran 6 Juli 1935 tersebut membuat sebuah aplikasi baru untuk menyampaikan ajarannya.
Dilansir dari AsiaOne, lewat aplikasi bernama 'app-iness' nantinya Dalai Lama akan mengunggah video berupa ajaran yang akan ia sampaikan secara langsung.
Tak hanya video, ia juga akan mengunggah berita dan foto berisi pesan-pesan kehidupan.
Namun sayangnya, aplikasi app-iness tak dapat diunduh oleh pengguna telepon pintar di China. Pasalnya, pemerintah Negeri Tirai Bambu tersebut sangat membatasi aplikasi dan media sosial.
Maka dari itu, tak banyak warga Tibet yang dapat memanfaatkan aplikasi terbaru tersebut.
Menurut Dalai Lama, kemajuan teknologi sangat membantu masyarakat. Namun, ia meminta agar masyarakat tak salah dalam penggunaan internet.
"Tanpa teknologi, manusia tak akan memiliki masa depan," ujar Dalai Lama. "Kita juga harus berhati-hati, agar pengaruh internet tak merusak perasaan kita," tambahnya.