Liputan6.com, Rio de Janeiro - Dua bangunan di Rio de Janeiro, Brasil ambruk setelah diguyur hujan lebat. Sedikitnya dua orang dinyatakan tewas setelahÂ
Menurut keterangan dari petugas kebakaran yang membantu proses evakuasi, wilayah tempat bangunan itu berdiri dalam beberapa hari terakhir kerap dilanda hujan deras dan banjir bandang.
Dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (13/4/2019), bangunan empat lantai itu terletak di Itanhanga Favela -- 30 kilometer dari pusat kota Rio de Janeiro.
Advertisement
Baca Juga
Selain korban tewas, dua orang lainnya juga dilaporkan mengalami luka-luka. Kebanyakan mereka juga akibat tertimpa puing-puing bangunan.
Kini, petugas yang telah diterjunkan masih membersihkan puing-puing bangunan. Untuk mencegah bertambahnya jumlah korban cedera, petugas menutup kawasan dengan garis polisi.
Usut punya usut, Wali Kota Itanhanga mengatakan bahwa bangunan itu tidak memiliki izin konstruksi yang tepat.
Hujan deras yang mengguyur sejak Senin malam dan berlanjut hingga Selasa, memicu banjir bandang di daerah Rio de Janeiro yang mengubah beberapa jalan menjadi seperti sungai. Pohon-pohon tumbang dan sejumlah kendaraan terbawa banjir.
Limpasan air dari bukit-bukit tetangga yang menyembur melalui beberapa bangunan apartemen dan toko-toko, meninggalkan lumpur dan puing-puing.
Tiga Lantai Bangunan di Universitas Rusia Ambruk
Insiden bangunan ambruk sebelumnya pernah terjadi di Rusia. Sebuah gedung di St. Petersburg runtuh pada Sabtu 16 Februari 2019 sore waktu setempat. Demikian menurut seorang juru bicara Kementerian Darurat Rusia kepada CNN.
Juru bicara itu mengatakan sebelumnya 86 orang telah dievakuasi dan ada 24 tim unit penyelamat dikerahkan di daerah tersebut.
Kementerian Darurat Rusia mengatakan, operasi penyelamatan dengan anjing sudah selesai pasca-bangunan ambruk.
"Tidak ada yang ditemukan di bawah reruntuhan dan kami tidak menerima laporan kerabat yang hilang," kata seorang juru bicara seraya mengatakan bahwa blok itu milik Universitas Riset Teknologi, Mekanika, dan Optik St. Petersburg.
Pihak kementerian terkait awalnya mengatakan ambruknya bangunan itu terjadi di University of Low Temperatures and Food Technology.
"Tiga lantai gedung runtuh," kata Kementerian Darurat Rusia seperti dikutip dari CNN.
Kantor pers untuk universitas mengatakan kepada CNN bahwa tidak ada pemberitahuan ada korban jiwa akibat musibah tersebut, dan mereka tidak nisa membuat asumsi tentang penyebab bangunan ambruk.
Sebuah penyelidikan telah dibuka untuk memeriksa pelanggaran keselamatan selama pembangunan gedung, demikian menurut kantor berita pemerintah RIA Novosti mengutip Kementerian Darurat Rusia.
Advertisement
Apartemen Ambruk
Masih di tahun 2019, sebuah gedung apartemen juga ambruk di Magnitogorsk, Rusia.
Dikutip dari VOA Indonesia, Kamis 3 Januari 2019, bayi berusia 11 bulan dilaporkan mengalami luka-luka akibat insiden tersebut.Â
Untuk menyelamatkan bayi ini, otoritas setempat langsung membawa bayi itu ke Moskow, Rusia, dengan menggunakan pesawat agar ia mendapatkan perawatan intensif.
Burung besi yang dikirim oleh Kementerian Kesehatan Rusia tersebut meninggalkan kota Magnitogorsk pada Selasa malam, 1 Januari 2019 waktu setempat, sekitar 6 jam setelah bayi itu ditemukan di bawah puing-puing reruntuhan apartemen.
Bayi berusia 11 bulan itu dilaporkan menderita patah tulang, cedera kepala dan hipotermia, diduga karena ia berada selama lebih dari 36 jam pada suhu di bawah nol derajat Celcius.
Sementara itu, 9 jasad berhasil ditemukan di bawah puing-puing reruntuhan apartemen itu.