Liputan6.com, Amsterdam - Seorang dokter kesuburan Belanda dikonfirmasi sebagai ayah 49 anak dari ibu yang berbeda. Bagaimana bisa?
Alkisah, menurut laporan BBC, Sabtu (13/4/2019), dokter tersebut konon menggunakan sperma sendiri untuk membuahi pasien tanpa persetujuan. Hal itu terbukti setelah dilakukan tes DNA.
Baca Juga
Dokter di Papua Jadi Korban Kekerasan Oknum Pejabat, PB IDI Minta Aparat Kepolisian Tindak Pelaku Sesuai Ketentuan
Dilempar dan Dipukul oleh Oknum Pejabat Papua, Dokter di RSUD Lukas Enembe Alami Patah Tulang
The Changcuters Kini Minta Riders Dokter Tiap Kali Konser Usai Insiden Tria Pingsan di Panggung
Dari tes tersebut, terungkaplah bahwa Jan Karbaat, yang meninggal dua tahun lalu, menghamili sejumlah ibu di kliniknya di Bijdorp, dekat Rotterdam.
Advertisement
Hasil tes DNA itu dikonfirmasi pada Jumat 12 April, setelah hakim mengizinkan publikasi hal tersebut.
Salah satu anak, bernama Joey, mengatakan dia akhirnya bisa menutup jalan panjang pencarian sang ayah. Kini dirinya sudah tahu bahwa Karbaat adalah sang ayah.
"Setelah pencarian selama 11 tahun, saya dapat melanjutkan hidup saya. Saya senang akhirnya mendapat kejelasan," katanya kepada situs berita Belanda NOS.
Tim Bueters, seorang pengacara yang mewakili 49 anak-anak, mengatakan dia senang dengan hasil kasus ini setelah bertahun-tahun ketidakpastian.
"Itu berarti bahwa pada akhirnya ada kejelasan untuk anak-anak yang DNA-nya cocok," kata Bueters kepada NOS.
Â
Â
Diadili Sejak 2017
Dokter kesuburan Jan Karbaat, pertama kali dibawa ke pengadilan pada tahun 2017 oleh sekelompok anak penerima donor sperma dan orangtua mereka yang curiga mereka memiliki hubungan.
Menurut dokumen pengadilan, salah satu kasus melibatkan seorang anak penerima donor sperma yang secara fisik mirip dengan sang dokter.
Sejumlah barang kemudian disita dari rumah Karbaat setelah kematiannya pada April 2017 di usia 89 tahun.
Media Belanda melaporkan, hakim memutuskan pada tahun 2017 bahwa tes DNA dapat dilakukan, tetapi mengatakan hasilnya harus disegel menunggu hasil dari kasus pengadilan lebih lanjut.
Pada Februari tahun ini, Pengadilan Distrik Rotterdam memutuskan bahwa hasil tes akhirnya dapat diungkap.
Hasil tes DNA itu mendukung kecurigaan serius bahwa Karbaat menggunakan sperma sendiri di kliniknya, demikian bunyi sebuah pernyataan di situs web firma hukum Rex Advocate.
Karbaat menyebut dirinya "pelopor di bidang pembuahan".
Klinik Karbaat ditutup pada tahun 2009, di tengah tuduhan bahwa ia telah memalsukan data, analisis dan deskripsi donor dan melebihi jumlah enam anak per donor yang diizinkan.Â
Advertisement