Sukses

Pabrik Kimia Terbakar di China, 10 Orang Tewas

Sepuluh orang dinyatakan tewas akibat menghirup asap dari bahan kimia yang terbakar di perusahaan Qilu Tianhe Huishi Pharmaceutical di Provinsi Shandong, China.

Liputan6.com, Beijing - Pabrik farmasi bernama Qilu Tianhe Huishi Pharmaceutical di Provinsi Shandong, China timur dilaporkan terbakar pada Senin, 15 April 2019.

Sepuluh orang dinyatakan tewas akibat menghirup asap dari bahan kimia yang terbakar.

Dua belas personel pemadam kebakaran juga terluka dalam insiden ini.

Semburat api muncul akibat percikan dari pipa yang dilas di pabrik tersebut, menurut kantor berita pemerintah Xinhua.

Untuk memastikan penyebab insiden, otoritas pemerintah China tengah menginvestigasi kasus ini, sebagaimana dilansir dari VOA Indonesia pada Selasa (16/4/2019).

Insiden yang terjadi pada hari Senin itu dikabarkan sebagai yang terkini dalam serentetan kecelakaan industri mematikan di Negeri Tirai Bambu.

Qilu Tianhe telah menginvestasikan 1 miliar yuan ($150 juta) di pabrik farmasi raksasa itu yang memiliki luas 280.000 meter persegi di kota Jinan, China.

Perusahaan itu megekspor obat-obatan untuk menyembuhkan infeksi, kanker, dan berbagai masalah kardiovaskular ke Eropa, Amerika Utara dan Selatan, dan Timur Tengah, kata situs web perusahaan itu.

2 dari 2 halaman

Sering Terjadi

Terbakarnya pabrik di China bukan pertama kali terjadi. Beberapa waktu lalu, sedikitnya tujuh orang dilaporkan meninggal dunia dan lima lainnya mengalami luka-luka akibat ledakan yang terjadi di sebuah pabrik di China.

Dikutip dari laman New Straits Times, ledakan yang terjadi di pabrik elektronik ini adalah yang ke dua dalam bulan Maret 2019.

Oleh karenanya, banyak yang mempertanyakan standar keamanan dan keselamatan di setiap pabrik yang ada di China.

"Penyebab ledakan di luar Kunshan Waffer Technology, Corp., Ltd., masih dalam penyelidikan," demikian pernyataan dari pemerintah lokal.

Kunshan, sekitar 70 km (43 mil) barat Shanghai, adalah rumah bagi lebih dari 1.000 perusahaan dan produsen teknologi, termasuk banyak perusahaan Taiwan.

Insiden itu terjadi setelah ledakan mematikan pada 21 Maret silam di sebuah pabrik kimia di kota Yancheng, juga di provinsi Jiangsu. Insiden itu menewaskan 78 orang.

Ledakan yang terjadi di sisi kota timur Yancheng itu menghancurkan beberapa bangunan di kawasan industri, meledakkan sejumlah jendela rumah yang lokasinya berdekatan, dan merusak pintu garasi yang terbuat dari logam.

Pekan lalu, China meluncurkan kampanye inspeksi nasional terhadap perusahaan-perusahaan kimia termasuk melakukan penilaian risiko untuk mengidentifikasi bahaya keselamatan.

Itu semua dilakukan agar tidak ada korban jiwa dalam insiden yang sepatutnya bisa diantisipasi ini.