Sukses

Polisi Israel Selidiki Penyebab Kebakaran Masjid Al Aqsa

Otoritas Israel mengatakan tengah menyelidiki kebakaran yang terjadi di Masjid Al Aqsa di Yerusalem.

Liputan6.com, Paris - Otoritas Israel mengatakan tengah menyelidiki penyebab kebakaran yang terjadi di Masjid Al Aqsa di Yerusalem pada Senin 15 April 2019 malam waktu lokal.

Hal itu disampaikan oleh Kepolisian Israel kepada outlet media Al Araby, yang mengatakan bahwa mereka sedang membuka investigasi atas insiden tersebut, Sputnik International melaporkan, dikutip pada Selasa (16/4/2019).

Sementara itu muncul dugaan sementara bahwa si jago merah disulut oleh anak-anak yang bermain-main api, menurut pernyataan awal dari Departemen Wakaf Islam Masjid Al Aqsa.

Selain itu, dikutip dari The New Arab, seorang penjaga melaporkan ada jeda pendek dalam rotasi rutin penjaga, antara 19.15 dan 19.30 malam waktu lokal.

Pernyataan wakaf mendesak para jamaah "yang tinggal di sekitar masjid dan di Kota Tua Yerusalem untuk mendidik anak-anak mereka untuk tidak bermain api, terutama di dalam Masjid Al Aqsa."

Kebakaran itu tidak menyebabkan kerusakan yang signifikan, tetapi membahayakan bagian dari situs ibadah yang berusia lebih dari 2.000 tahun.

Api diketahui melalap ruang jaga di luar Ruang Salat Al Marwani Senin malam, demikian menurut pernyataan pihak berwenang.

Departemen Wakaf Masjid Al Aqsa memuji aksi responsif petugas pemadam kebakaran yang dengan cepat memadamkan api.

Israel tengah menduduki dan menjalankan pemerintahan de facto di seluruh Yerusalem sejak 1967, ketika merebut wilayah itu dari Yordania.

Saat ini, kota itu tengah menjadi persengkataan antara Israel dan Palestina yang sama-sama mengklaim Yerusalem sebagai ibu kota mereka.

Amerika Serikat baru-baru ini mengakui klaim Israel bahwa Yerusalem adalah ibukotanya, tetapi hanya sedikit negara yang mendukung, dengan sebagian besar bersikukuh pada resolusi PBB yang mengutuk pencaplokan Israel atas wilayah tersebut.

2 dari 3 halaman

Katedral Notre Dame juga Terbakar

Tak hanya Masjid Al Aqsa tempat ibadah suci yang terbakar pada Senin 15 April 2019. Katedral Notre Dame de Paris juga dilalap si jago merah pada malam hari yang sama.

Dari video yang beredar, diketahui puncak menara condong ke satu sisi kemudian runtuh ke bagian atap yang terbakar.

Segera para petugas pemadam kebakaran menyemprotkan air ke gereja, berusaha meredam api. Sebanyak 400 personel petugas diluncurkan dalam operasi tersebut, sebagaimana dikutip dari CNN pada Selasa (16/4/2019).

Sayangnya, petugas mengalami kesulitan untuk mencapai lokasi yang terletak di sebuah pulau di Paris, Prancis pada jam sibuk sore hari. Polisi mengatakan di Twitter bahwa masyarakat harus menghindari daerah itu dan membiarkan kendaraan darurat masuk ke tempat kejadian.

Dalam suasana genting itu, Menteri Dalam Negeri Prancis Christophe Castaner mengatakan tindakan luar biasa sedang diambil untuk mencoba menyelamatkan katedral.

Jean-Claude Gallet, komandan jenderal Pemadam Kebakaran Paris, Prancis mengatakan pihak berwenang mengetahui adanya kebakaran dari sebuah telepon layanan darurat.

"Kami sedang mengevakuasi karya seni paling berharga yang sedang dilindungi," kata Gallet.

Gallet mengatakan sekitar pukul 22.00 bahwa risiko berikutnya adalah jika lonceng besar jatuh karena kobaran api.

"Jika lonceng ini jatuh, maka hal itu sama dengan menara yang runtuh. (Saat ini) ada petugas pemadam kebakaran di dalam dan di luar. Satu setengah jam berikutnya akan menjadi sangat penting," katanya kepada wartawan di tempat kejadian, mengenai kebakaran yang mengancam menara utara.

"Kita harus memenangkan pertempuran ini dan menghalangi penyebaran api," katanya. "Tindakan paling efisien adalah dari dalam. Kami tidak yakin apakah kami akan dapat menghentikan penyebaran api ke menara Utara."

Hingga saat ini, masih belum diketahui penyebab kebakaran tersebut.

3 dari 3 halaman

Ikon Paris

Terletak di Île de la Cité, sebuah pulau kecil di tengah kota, katedral ini adalah salah satu atraksi paling populer di Paris, menarik sekitar 13 juta pengunjung setahun.

Katedral ini bahkan adalah situs penobatan Napoleon Bonaparte sebagai kaisar pada tahun 1804. Sedangkan puncak menara dibangun pada abad ke-19 di tengah upaya restorasi yang luas, sebagian didukung oleh keberhasilan novel Victor Hugo "The Hunchback dari Notre-Dame "pada tahun 1831.

Katedral ini juga menampung organ agung, salah satu alat musik paling terkenal di dunia, serta Mahkota Duri.