Liputan6.com, Pyongyang - Puluhan ribu warga Korea Utara mendatangi Bukit Mansu di Pyongyang, tempat patung perunggu raksasa Kim Il-sung dan Kim Jong-il berdiri menghadap ibu kota.
Tujuan kedatangan warga ke lokasi tersebut dalam rangka perayaan ulang tahun bapak pendiri bangsa Korut, Kim Il-sung yang jatuh pada tanggal 15 April 2019 lalu.
Advertisement
Baca Juga
Sebelumnya, pria kelahiran 15 April 1912 di Mangyondae dekat Pyongyang, memimpin Korea Utara sebagai perdana menteri (PM). Pada saat itu, dalam konstitusi negara itu tak ada jabatan presiden, hanya ada kepala pemerintahan.
Pada tahun 1972, melalui amandemen konstitusi, jabatan presiden dibentuk, Kim Il-sung pun kemudian diangkat menjadi Presiden Korea Utara. Sebelumnya ia menduduki posisi PM pada tahun 1948 hingga 1972.
Dalam perayaan tersebut, terlihat orang dewasa dan bahkan anak-anak memadati kawasan tersebut. Mulai dari siswa sekolah, tentara hingga ibu-ibu yang menggunakan pakaian tradisional ikut larut dalam suasana tersebut. Kedatangan mereka ke monumen itu guna merayakan hari ulang tahun Kim Il-sung sembari memberikan penghormatan.
Berikut sejumlah momen perayaan ulangtahun Kim Il-sung:
HUT Ayah Kim Jong-un di Tengah Suhu Dingin
Tepat dua bulan yang lalu, pada 16 Februari 2019 anak dari Kim Il-sung yaitu Kim Jong-il juga merayakan hari jadinya. 'Hari Bintang Cemerlang' (The Day of the Shining Star) menyingsing di Korea Utara pada Sabtu 16 Februari 2019, dengan ribuan warga berbaris dalam suhu minus 8 derajat Celcius untuk memberi penghormatan pada hari ulang tahun mendiang pemimpin Kim Jong-il hari ini.
Menurut ortodoksi Pyongyang, ia datang ke dunia pada tahun 1942, di sebuah gubuk bersalju di sebuah kamp rahasia di lereng Gunung Paektu, tempat kelahiran spiritual rakyat Korea Utara, tempat ayahnya berperang melawan pendudukan pasukan Jepang.
Sebaliknya, para sejarawan luar menunjuk pada catatan resmi Soviet, yang mengatakan ia dilahirkan setahun sebelumnya di desa Siberia tempat Kim Il-sung menjalani pengasingan.
Terlepas dari mana yang benar, itu adalah peringatan utama di negara bersenjata nuklir yang orang-orangnya diajarkan sejak lahir untuk menghormati "garis keturunan Paektu", mereferensi keluarga Kim yang telah memerintahnya selama tiga generasi.
Disebut sebagai Hari Bintang Cemerlang, acara ini dirayakan dengan pameran seluncur es, pertunjukan bunga, dan penghargaan pujian di media pemerintah, semuanya memperkuat narasi yang mendasarinya.
Advertisement
Kim Il-sung dan Kim Jong-il Dianggap Seperti Ayah
Warga bernama Kim Chol-jun (42) membawa kedua putranya ke Bukit Mansu, di mana patung-patung raksasa dari dua mendiang Kim yang lebih tua mengawasi ibu kota, untuk memberikan penghormatan kepada mereka dan pemimpin saat ini.
"Tidak ada putra dan putri merasa lelah ketika mereka mengunjungi orang tua mereka," katanya kepada AFP seperti dikutip dari The Strait Times.
"Para pemimpin besar dianggap sebagai orang tua kita sendiri, jadi aku berkunjung ke sini untuk membungkuk di hadapan orang tua kita dengan putra-putraku."
Warga Korea Utara biasa secara konsisten menyatakan dukungan tegas untuk kepemimpinan dan kebijakannya ketika berbicara kepada media asing.