Sukses

50 Jam Duduk di Warnet, Pria China Alami Kelumpuhan

Menurut keterangan dari petugas penjaga warung internet, pria yang tak diketahui identitasnya itu mulai duduk sejak 31 Maret.

Liputan6.com, Shenzhen - Seorang pria berusia 42 tahun di Shenzen, China, baru-baru ini dirawat di rumah sakit karena stroke. Menurut keterangan dari seorang saksi, pria itu tak sadarkan diri setelah 50 jam duduk di warnet.

Dikutip dari laman Oddity Central, Rabu (17/4/2019), menurut keterangan dari petugas penjaga warung internet (warnet), pria yang tak diketahui identitasnya itu mulai duduk sejak 31 Maret.

Petugas itu juga mengatakan bahwa pria itu tak beranjang dari tempatnya hingga tanggal 2 April 2019, sebelum akhirnya tak sadarkan diri.

Setelah tak sadarkan diri, pria itu langsung dibawa ke rumah sakit terdekat untuk diobati. Tak disangka, rupanya pria ini mengalami kelumpuhan, tidak bisa bicara dan menderita inkontinensia.

Bahkan, setelah mulai sadarkan diri pria itu sama sekali tak mampu menggerakan sejumlah anggota tubuhnya.

Tidak jelas kapan stroke terjadi, tetapi setelah memeriksa rekaman CCTV yang diberikan oleh dokter polisi menyimpulkan bahwa itu pasti terjadi setidaknya 24 jam sebelum ia dibawa ke rumah sakit.

Rupanya, video kamera keamanan menunjukkan pria itu dalam posisi yang persis sama, yaitu duduk di kursi warnet dengan tangan kiri bersandar di pelipisnya selama sekitar 24 jam.

Penyebab stroke masih belum ditentukan, dokter di Departemen Neurologi Rumah Sakit Rakyat mengatakan bahwa duduk untuk waktu yang lama dan kurang mampu meningkaykan risiko stroke, bahkan untuk mereka yang masih muda.

 

 

* Ikuti Hitung Cepat atau Quick Count Hasil Pilpres 2019 dan Pemilu 2019 di sini

2 dari 3 halaman

Gara-Gara Main Gim di Ponsel Seharian, Mata Kanan Wanita Ini Buta

Kasus selanjutnya juga datang dari China. Gara-gara terlalu sering bermain gim di ponsel pintarnya, Xiao Wu kehilangan pelihatannya alias buta. Mata kanannya tak lagi bisa melihat setelah memainkan game mobile online di smartphone sepanjang hari.

Menurut laporan media China, yang dikutip dari Asia One, Xiao Wu (bukan nama sebenarnya) memainkan permainan populer yang disebut King of Glory sebelum penglihatannya hilang. Insiden tersebut terjadi pada Hari Libur Nasional Tiongkok pada 1 Oktober 2017.

Wu kemudian dirawat di Rumah Sakit Mata Donggiang Huaxia keesokan harinya. Lalu dokter mendiagnosisnya dengan oklusi arteri retina, yakni kehilangan penglihatan monokular tanpa rasa sakit.

Kondisi ini biasanya terjadi pada orang tua dan tidak dapat diobati, sehingga mengakibatkan kehilangan penglihatan permanen.

Menurut laporan tersebut, Xiao Wu disebutkan mengundang seorang rekan ke rumahnya untuk ikut bermain King of Glory, sebuah multiplayer game online keluaran Tencent Games.

Teman-temannya mengatakan bahwa Wu terobsesi dengan permainan tersebut dan bermain tujuh sampai delapan jam setiap hari. Ia bahkan melewatkan waktu tidur agar bisa terus bermain.

Kebutaan itu dirasakan Wu ketika ia hendak melanjutkan permainan setelah makan malam. Ia mulai merasa ada sesuatu yang tak beres di mata kanannya.

Setelah itu, ia ketakutan dan menangis semalaman. Barulah keesokan harinya ia dibawa ke kota untuk perawatan medis.

3 dari 3 halaman

Bujukan Kedua Orangtua

Xiao Wu, yang seorang wiraswasta, mengatakan kepada wartawan di rumah sakit bahwa dia biasanya akan bangun pukul 06.00 pagi dan bermain gim setelah sarapan sampai sekitar pukul 16.00. Dia kemudian akan tidur siang dan lanjut bermain sampai pukul 01.00 atau 02.00 pagi.

"Terkadang saya lupa waktu, saya tidak makan meski orangtua sudah mengingatkan," kata Wu.

Wu menuturkan, orangtuanya kerap membujuknya berhenti bermain dan bahkan memperingatkan potensi kebutaan terhadapnya.

"Sekarang saya merasa takut dan menyesal (karena tidak mendengarkan mereka)," imbuh wanita China itu.

Para dokter yang merawatnya di rumah sakit memperingatkan bahwa ada yang namanya kelelahan pada mata. Lalu disebutkan bahwa kerusakan pada bagian penglihatan pun bisa terjadi akibat menatap layar komputer atau smartphone selama berjam-jam.