Liputan6.com, Jakarta - Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Timor Leste, Maria Virna Ermelinda, mengapresiasi dan ingin mencontoh pelaksanaan pemilu serentak Indonesia.
"Ini sesuatu yang sangat baru, perlu kami juga belajar dari sini supaya nanti ke depannya bisa diterapkan di negara kami," kata Maria dalam kunjungan pemilu di TPS 084, Tambora, Jakarta Barat, seperti dilansir Antara, Rabu (17/4/2019).
Advertisement
Baca Juga
Delegasi Timor Leste merupakan salah satu pemantau asing dalam kegiatan Election Visit Program atau program kunjungan pemilu 2019 yang diselenggarakan oleh KPU RI.
Maria juga menekankan bahwa kunjungan pemilu kali memberikan pelajaran untuk dia dan tim yang akan mengelola pemilihan kepala daerah pada 2020 serta pemilu di Timor Leste empat tahun mendatang,
"Ini sesuatu yang sangat perlu dipelajari bahwa pemilu serentak itu tidak gampang, berarti itu perlu kerja keras, artinya dibutuhkan banyak energi," ucap Maria.
Pemilu 2019 merupakan pemilu serentak pertama yang dilakukan Indonesia.
Pemilih akan memberikan suara untuk presiden-wakil presiden dan anggota legislatif, yang mencakup DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kota/Kabupaten.
Demokrasi yang Inklusif
Sebelum ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Tambora, Maria dan kelompok pemantau asing lainnya terlebih dahulu mengunjungi TPS 128, di Panti Sosial Bina Laras 3, Grogol, Jakarta Barat.
Melihat para pemilih yang merupakan warga binaan dengan gangguan jiwa di panti tersebut, Maria berpendapat bahwa hal itu dimungkinkan karena sistem demokrasi yang sudah inklusif.
"Saya lihat itu berarti sistem demokrasinya sangat bagus," kata dia.
Maria menambahkan bahwa pelaksanaan pemilu di kedua TPS yang dikunjungi berjalan dengan kondusif.
Menurut dia, KPU RI sudah mengorganisir Pemilu 2019 dengan baik, terlihat dari aturan dan prosedur yang bagus, serta ketertiban yang terjaga selama jalannya pemungutan suara.
"Karena melihat ini di awal, saya tidak lihat segi kekurangannya, berarti persiapannya mantap," ujar dia.
Advertisement