Sukses

Amazon Berencana Menutup Semua Toko Daringnya di China, Mengapa?

Amazon tak akan lagi melayani jual-beli online atau daring di China. Mengapa?

Liputan6.com, Beijing - Amazon berencana untuk menutup toko online atau daringnya di China pe Juli tahun ini. Penyebabnya ialah mereka ingin mengurangi operasi di negara tersebut.

Perusahaan yang berbasis Seattle, Washington, D.C., itu mengatakan tidak akan lagi menjalankan pasar domestik di China mulai Juli 2019, tetapi pelanggan di Tiongkok masih bisa melakukan pemesanan dari toko-toko daring Amazon yang tersebar secara global.

Selain itu, Amazon juga akan terus mengoperasikan bisnis cloud-nya di Negeri Tirai Bambu. Keputusan ini diambil oleh Amazon lantaran mereka sedang menghadapi persaingan ketat dengan rival lokalnya, yakni Alibaba dan JD.com.

Kantor berita BBC, yang dikutip pada Sabtu (20/4/2019) melaporkan rencana Amazon untuk menutup pasar domestiknya di China pada pertengahan Juli 2019, sebab mereka ingin fokus pada bisnis yang lebih menguntungkan, yang menjual barang-barang luar negeri dan layanan cloud.

Seorang juru bicara Amazon menyampaikan dalam sebuah pernyataan, "Kami bekerja sama dengan para penjual kami untuk memastikan transisi berjalan lancar dan terus memberikan pengalaman kepada semua pelanggan sebaik mungkin."

Konsumen yang mengakses portal web Amazon China, Amazon.cn, setelah 18 Juli akan melihat pilihan barang yang hanya berasal dari toko-toko di negara lain, Bloomberg melaporkan.

 

 

2 dari 3 halaman

Fokus ke India?

Amazon sebelumnya telah membeli Joyo.com, pengecer buku, musik dan video di Tiongkok dengan harga US$ 75 juta pada tahun 2004. Amazon mengganti namanya menjadi Amazon.cn pada tahun 2007.

Keputusan untuk menutup toko-toko daring di China sejalan dengan rencana Amazon yang hendak menanamkan investasi besar di India.

Amazon telah berkomitmen untuk membelanjakan US$ 5,5 miliar guna keperluan e-commerce di Negeri Taj Mahal, di mana akan bersaing dengan Flipkart --platform jual-beli daring setempat.

Tahun lalu, Amazon sudah meluncurkan situs web dan aplikasi versi bahasa Hindi, sebagai upaya untuk menarik jutaan pelanggan baru di India.

3 dari 3 halaman

Bangun Infrastruktur Baru di Kolombia untuk Bantu Siswa Belajar Cloud

Amazon Web Services (AWS) akan membuka infrastruktur baru di Amerika Latin, tepatnya di Kolombia untuk membantu melatih 2.000 siswa khusus untuk teknologi cloud.

Perusahaan itu akan bekerja sama dengan lembaga pendidikan teknis Kolombia untuk melatih siswa mengenai komputasi awan.

Hal itu disampaikan oleh Jeffrey Kratz, Manajer Sektor Publik AWS untuk Amerika Latin, Karibia dan Kanada, dalam sebuah pernyataan di depan pemerintah.

Lokasi pengembangan infrastruktur keempat di Amerika Latin ini akan membantu mengirimkan data, video, dan aplikasi dengan kecepatan lebih tinggi kepada pengguna.

Kala Kratz berada di Bogota untuk konferensi teknologi, ia sempat mengatakan bahwa Amazon ingin mendukung pengembangan infrastruktur digital dan membantu wirausahawan membuat proyek skala besar.

Dia mengakui, perusahaan akan terus berinvestasi di Kolombia, meskipun dia tidak memberikan rincian lebih lanjut.

"Kami sangat senang untuk terus berinvestasi dalam kesuksesan Amerika Latin," kata Kratz.

"Investasi ini akan memastikan bahwa pelanggan memiliki alat dan layanan untuk terus berinovasi demi pengalaman pengguna yang positif," tambahnya.

Pada Agustus 2018, Amazon mengumumkan akan membuka pusat layanan pelanggan pertamanya di Kolombia akhir tahun ini, dan mempekerjakan 600 orang.

Pusat layanan akan melayani pelanggan di seluruh dunia dalam bahasa Spanyol, Inggris, dan Portugis.

  • Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.
    Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.

    China

  • Amazon adalah hutan hujan yang termasuk tujuh keajaiban alam versi New7Wonders
    Amazon adalah hutan hujan yang termasuk tujuh keajaiban alam versi New7Wonders

    amazon

Video Terkini