Sukses

KBRI Cek Kemungkinan WNI Terdampak Rangkaian Teror Bom di Sri Lanka

KBRI Kolombo mengatakan tengah melakukan pengecekan mengenai kemungkinan adanya korban WNI dalam rangkaian serangan teror di Kolombo dan Batticaloa hari ini.

Liputan6.com, Kolombo - Kedutaan Besar RI di Kolombo mengatakan tengah melakukan pengecekan mengenai kemungkinan adanya korban WNI dalam rangkaian serangan teror di Kolombo dan Batticaloa, Sri Lanka pada hari ini, Minggu 21 April 2019 sekitar pukul 08.45 waktu lokal.

"Kami masih mengonsolidasikan untuk mengecek apakah ada WNI terdampak," kata staf KBRI Kolombo Fungsi Ekonomi, Wiryawan kepada Liputan6.com melalui pesan singkat, Minggu (21/4/2019).

"Sejauh pengecekan awal, kami belum meneripa laporan adanya WNI yang terdampak," lanjut Wiryawan pukul 13.40 WIB.

Sedangkan di Jakarta, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir mengatakan, "Kami masih mencari tahu" seputar kemungkinan korban WNI dalam kejadian itu.

Presiden Sri Lanka, Maithripala Sirisena menyatakan kesedihan dan keterkejutannya dalam rangkaian serangan teror di Kolombo dan kota terdekat, Batticaloa pada hari ini, Minggu 21 April 2019.

Setidaknya tiga gereja dan tiga hotel di Kolombo dan Batticaloa dihantam ledakan pada pagi hari waktu lokal, menewaskan 160 orang dan ratusan lainnya terluka --menurut perkiraan awal.

Wakil Presiden Sri Lanka, M Venkaiah Naidu juga telah mengutuk serangan teror yang bertepatan dengan Minggu Paskah itu.

Sementara itu, Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe, telah menyerukan pertemuan darurat mengingat serangan teror mengerikan di Kolombo dan Batticaloa.

Sedangkan Menteri Reformasi Ekonomi Sri Lanka, Harsha De Silva mengatakan bahwa operasi penyelamatan sedang berlangsung dan jumlah korban yang tinggi diperkirakan akan terjadi, termasuk orang asing.

De Silva juga telah meminta orang-orang untuk tetap tenang dan tidak berkeliaran selepas teror itu.

2 dari 2 halaman

Kronologi Sementara

Ledakan pertama dilaporkan di Gereja St. Anthony di Kolombo dan St. Sebastian di kota Negombo di luar ibu kota.

Dalam ledakan St. Anthony sekitar 160 orang terluka yang saat ini telah dirawat di Rumah Sakit Nasional Kolombo, menurut seorang pejabat dikutip dari The Straits Times.

Tidak lama setelah laporan itu, polisi mengonfirmasi tiga hotel kelas atas di ibu kota juga menjadi target ledakan, bersama dengan satu gereja lagi di Kota Batticaloa, di timur Sri Lanka. Tiga hotel yang dimaksud adalah Hotel Shangri La, Cinnamon Grand dan Hotel Kingsbury.

Seorang pejabat di rumah sakit Batticaloa mengatakan kepada AFP, lebih dari 300 orang telah dirawat setelah ledakan terjadi.

Adapun korban tewas salah satunya ditemukan di Cinnamon Grand Hotel di Kolombia, dekat kediaman resmi perdana menteri Sri Lanka.

Bloomberg melaporkan bahwa polisi dan kendaraan darurat telah memblokir pintu masuk ke Shangri-La Hotel di Kolombo, di mana ada kerusakan yang terlihat, termasuk jendela yang pecah, di atas pintu masuk utama tempat sebuah kafe berada.

Sementara itu, Gereja St Sebastian di Katuwapitiya di Negombo memposting foto-foto kehancuran di dalam gereja di halaman Facebook-nya, menunjukkan darah pada bangku dan lantai, dan meminta bantuan dari masyarakat.