Sukses

Ahli Forensik: Serangan Teror Sri Lanka Dilakukan oleh 7 Pelaku Bom Bunuh Diri

Enam dari delapan ledakan dilakukan oleh tujuh pelaku bom bunuh diri.

Liputan6.com, Kolombo - Seorang ahli forensik kriminal pemerintah Sri Lanka mengatakan, ledakan di tiga gereja dan tiga hotel dilakukan oleh tujuh pelaku bom bunuh diri.

Enam ledakan beruntun itu terjadi pada Minggu pagi, 21 April 2019 dengan bunyi bom pertama terdengar pada 08.45 waktu setempat. Saat itu jemaat gereja tengah melaksanakan misa dan kebaktian Paskah.

Ariyananda Welianga, sang ahli forensik Sri Lanka, mengatakan laporan itu didapat setelah menganalisis bagian tubuh para penyerang yang dikumpulkan dari tempat kejadian. Demikian sebagaimana dikutip dari Sydney Morning Herald pada Senin (22/4/2019)

Welianga melanjutkan, dua orang terlibat dalam serangan Hotel Sangri-La, dengan tempat lainnya masing-masing satu pengebom bunuh diri.

Pada Minggu, laman News18 melaporkan dua pelaku bom bunuh diri di Sri Lanka telah teridentifikasi. Mereka bernama Zahran Hashim yang melancarkan aksi di Hotel Shangri La, dan Abu Mohammad yang menyerang Gereja Batticalao.

Adapun kasus dua ledakan lain yang menyusul enam bom awal, masih dalam penyelidikan.

2 dari 3 halaman

24 Terduga Pelaku Ditangkap

Sementara itu, otoritas Sri Lanka telah menangkap 24 orang, mengutip CNN. Kepala Kepolisian Sri Lanka, Ruwan Gunasekara memastikan pada Senin pagi, 22 April 2019, seluruh terduga pelaku ditangkap sehubungan dengan insiden bom beruntun pada Minggu Paskah.

Dua di antaranya diamankan karena "memiliki gelagat yang mencurigakan" di sebuah hotel di Dambulla, Sri Lanka tengah.

Belum jelas berapa orang yang akan diproses ke tahapan hukum selanjutnya. Sebagian besar kemungkinan diamankan demi alasan penyelidikan.

Jumlah orang yang telah diamankan oleh otoritas melonjak dari pengumuman sebelumnya pada Minggu sore, 21 April 2019 atau beberapa jam usai rangkaian insiden terjadi.

 

3 dari 3 halaman

Kelompok Militan NTJ Disorot

Hingga saat ini masih belum diketahui kelompok teror yang berada di balik delapan serangan bom beruntun tersebut.

Meski demikian, pada 11 April 2019 intelijen asing telah memperingatkan pemerintah Sri Lanka bahwa "NTJ (National Thowheed Jamath) berencana untuk melakukan serangan bunuh diri menargetkan gereja dan komisi tinggi India di Kolombo".

NTJ adalah kelompok muslim radikal di Sri Lanka yang masuk dalam radar aparat tahun lalu, ketika mereka dihubungkan dengan peristiwa vandalisme terhadap beberapa patung Buddha.

Untuk diketahui, insiden berdarah pada Minggu adalah serangan terburuk yang pernah terjadi dalam negeri Sri Lanka pasca-negara itu selesai dengan perang saudara.