Sukses

Kim Jong-un: Perdamaian di Semenanjung Korea Tergantung dari Sikap AS

Pernyataan Kim Jong-un ini dipandang sebagai upaya menjaga tekanan pada AS terkait sanksi yang Korut terima.

Liputan6.com, Vladivostok - Dalam pertemuannya dengan Presiden Rusia, Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengatakan perdamaian dan keamanan di Semenanjung Korea tergantung dari sikap Amerika Serikat.

Dikutip dari laman EuroNews, Jumat (26/4/2019), pernyataan Kim Jong-un ini dipandang sebagai upaya menjaga tekanan pada AS terkait sanksi yang Korut terima.

Kim juga mengatakan bahwa dirinya akan menunggu "sampai akhir tahun ini" bagi Amerika Serikat untuk berubah pikiran.

Situasi di Semenanjung Korea masih gantung, setelah tidak ditemukan kesepakatan dalam KTT kedua antara Kim Jong-un dan Donald Trump di Hanoi, Vietnam beberapa waktu lalu.

Pada Kamis kemarin, Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertatap muka untuk pertama kalinya dalam sebuah pertemuan tingkat tinggi yang sangat diantisipasi di Vladivostok.

Berbicara kepada media setelah bertemu dengan Vladimir Putin untuk tatap muka pertamanya, pemimpin Korea Utara itu mengatakan dia mengharapkan untuk memiliki "pertemuan bermanfaat" dengan Presiden Rusia.

Sementara Putin merasa yakin bahwa kunjungan Kim Jong-un akan membantu "hubungan bilateral dan akan membantu untuk memahami cara-cara yang dapat membantu menyelesaikan situasi di Semenanjung Korea, apa yang dapat dilakukan bersama, serta apa yang dapat dilakukan Rusia untuk mendukung proses positif yang ada sekarang."

Putin juga mengatakan, "Kami menyambut upaya Anda (Kim Jong-un) mengembangkan dialog Antar-Korea dan upaya Anda untuk menormalkan hubungan AS-Korea Utara. Dan tentu saja, dalam hal agenda bilateral, kita perlu mencapai banyak hal untuk mengembangkan hubungan perdagangan dan ekonomi dan hubungan kemanusiaan."

 

2 dari 2 halaman

Pemimpin Negara ke-6 yang Ditemui Kim Jong-un

Vladimir Putin adalah pemimpin dunia keenam yang telah bertemu Kim Jong-un sejak ia memimpin Korea Utara pada 2011. Semua pertemuan ini telah terjadi sejak 2018, ketika rezim Kim muncul dari bayang-bayang dan mulai melakukan tebar pesona diplomatik.

Kim telah bertemu Presiden China Xi Jinping dalam empat perjalanan ke Tiongkok - tiga ke Beijing dan satu ke Dalian. Perjalanan Kim pada Maret 2018 ke ibukota China adalah perjalanan luar negeri pertamanya sejak naik ke tampuk kekuasaan.

Dia kemudian mengunjungi Dalian pada Mei dan kembali ke Beijing pada Juni tak lama setelah pertemuan puncaknya di Singapura dengan Trump. Kim juga mengunjungi Beijing pada Januari 2019.

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in telah bertemu Kim tiga kali, semuanya pada 2018 - dua kali di zona demiliterisasi yang membagi kedua Korea dan satu kali di Pyongyang.

Kim juga mengadakan dua KTT dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, satu di Singapura pada Juni 2018 dan satu lagi di ibukota Vietnam, Hanoi pada Februari 2019.

Pada kedua kunjungan itu dia juga bertemu dengan para pemimpin negara tuan rumah, Presiden Singapura Lee Hsien Loong dan Presiden Vietnam Nguyen Phu Trong.