Berlin - Film terbaru dari sekuel The Avengers "Endgame" sekarang sedang menghebohkan dunia film. Salah satu tokoh utamanya adalah "Iron Man" Tony Stark. Terinspirasi kisah ksatria Jerman dari abad ke-16?
Menurut pemberitaan DW Indonesia yang dikutip Sabtu (27/4/2019), alkisah 500 tahun sebelum "Iron Man" Tony Stark beraksi di layar lebar, seorang ksatria kaya dari Jerman punya gagasan serupa: menggunakan besi untuk mengatasi cedera yang dideritanya dalam perang. Götz von Berlichingen mengalami cedera dalam perang sehingga tangan kanannya harus diamputasi. Dia lalu menggantinya dengan tangan besi.
Dilahirkan tahun 1480 dari keluarga bangsawan di selatan Jerman, Götz von Berlichingen lahir ketika Eropa sedang bergejolak dipenuhi konflik antara kaum bangsawan dan kota-kota yang saling berperang.
Advertisement
Tidak heran, kehidupan Götz muda sebagian besar didedikasikan untuk peperangan. Sebelum berusia 18 tahun, dia sudah berjuang untuk Kekaisaran Romawi Suci melawan pasukan Swiss. Tapi dia ternyata tidak suka menerima perintah orang lain. Dia lalu meninggalkan dinas ketentaraan di kekaisaran dan membentuk pasukan tentara bayarannya sendiri, sebuah fenomena yang biasa pada masa itu.
Awal Sebuah Legenda
Peristiwa yang menentukan sejarah kehidupan Götz von Berlichingen terjadi selama awal karirnya sebagai tentara bayaran. Saat mengepung kota Landshut pada 1504, tembakan meriam mengenai pedang yang sedang dihunusnya. Pedang itu kemudian menembus lengan kanannya. Lengan dan tangannya tidak dapat diselamatkan dan harus diamputasi.
Kehilangan lengan kanan tidak membuat dia putus asa atau meninggalkan karirnya sebagai pemimpin tentara bayaran. Dia lalu menugaskan pandai besi lokal untuk membuat tangan palsu yang mampu memegang pedang.
Pandai besi menyelesaikan dua versi tangan besi. Tangan besi yang kedua bisa digerakkan sehingga mampu memegang dan menahan obyek yang berat. Kedua tangan palsu itu sekarang dipajang di Kastil Jagsthausen dekat kota Heilbronn, tempat Berlichingen dibesarkan.
Götz berlatih keras untuk bisa menggunakan tangan besinya dengan cepat dan efektif. Dia lalu kembali ke medan perang. Pada tahun-tahun berikutnya, brigade tentara bayaran yang dipimpinnya malang melintang di kawasan Jerman Selatan dan berperang untuk siapa saja, yang mampu membayar harga tertinggi.
Advertisement
Menjadi Iron Man
Selain berperang, Götz von Berlichingen juga tampil dalam berbagai perang tanding melawan sesama kstaria bangsawan. Karena ketrampilan dan keampuhan tangan besinya, dia menjadi makin tersohor di kalangan bangsawan dengan julukan si "Tangan Besi". Tapi banyak juga ksatria yang membencinya karena kalah populer atau karena pernah dikalahkan di ajang perang tanding.
Tahun 1512, dia mendapat sanksi kekaisaran dan mendapat status sebagai tahanan rumah. Pada masa itu, status ini juga berarti bahwa dia dapat dibunuh oleh siapapun, dan pembunuhnya berhak mendapatkan hadiah.
Tahun 1514, Götz von Berlichingen membayar sejumlah emas untuk pembebasannya dan bersumpah tidak akan menyebabkan masalah lagi. Tapi dua tahun kemudian, si Iron Man Götz von Berlichingen kembali membuat pelanggaran dengan menyandera seorang bangsawan. Tahun 1518, dia lagi-lagi terkena sanksi tahanan rumah dari kekaisaran.
Tahun 1540, Kaisar Jerman membebaskan Götz yang sudah berusia 60-an dari status tahanan rumah, karena pengalaman dan kelihaiannya dibutuhkan dalam perang melawan Turki. Di samping Kaisar Karl V dia juga ikut berperang melawan Prancis.
Pada masa tuanya, sudah setengah buta, Götz von Berlichingen masih mendikte kisah kehidupannya kepada para penulisnya. Tentu saja dia mengisahkan kehidupan yang penuh heroisme dan pengorbanan.
Götz von Berlichingen meninggal Juli 1562 di kediamannya di Burg Homberg pada usia 82 tahun. Kisah hidupnya jadi terkenal, setelah penulis dan penyair Wolfgang von Goethe tahun 1773 menulis sebuah lakon teater "Götz Von Berlichingen," yang kemudian menjadi karya klasik.