Sukses

Pejabat Palestina Kutuk Penembakan di Sinagog California

Dua pejabat Palestina mengecam serangan yang dilakukan oleh pria bersenjata terhadap sinagog di California.

Liputan6.com, Jerusalem - Seorang pejabat senior Palestina mengutuk penembakan mematikan yang terjadi di sebuah sinagog California pada Sabtu, 27 April 2019.

Ia menganggap serangan ini sebagai "tindak kejahatan dan kebencian dari pengecut", serta menyebut si pelaku sebagai sosok yang anti-Semitisme.

Dalam sebuah pernyataan yang diposting di akun Twitter-nya, Saeb Erekat, sekretaris jenderal Komite Eksekutif Palestine Liberation Organization (PLO), menyampaikan bahwa ia mengutuk keras kejahatan yang dilakukan terhadap para Yahudi yang tengah berdoa di sinagoga San Diego.

"Anti-Semitisme itu jahat," tambahnya, seperti dikutip dari Times of Israel, Senin (29/4/2019).

Husam Zomlot, kepala misi PLO di Inggris dan mantan utusan untuk Amerika Serikat, juga mengutuk penembakan itu.

"Benci tidak mengenal batas & sifat ini akan menyatukan kita untuk memberantas tindakan jahat terhadap para jemaah. Turut belasugkawa atas para korban yang terkena dampak di sinagog di San Diego," tulis Zomlot pada hari Minggu.

Penembakan di sinagog California terjadi tepat enam bulan setelah insiden serupa melanda sinagog Tree of Life di Pittsburgh.

Sebelas orang yang tengah melakukan peribadatan dilaporkan meninggal akibat tembakan yang dilakukan oleh seorang lelaki tak dikenal. Ini merupakan serangan paling mematikan terhadap orang-orang Yahudi dalam sejarah AS.

Lori Gilbert-Kaye, 60 tahun, adalah korban tewas dalam penembakan di sinagog Chabad, yang terjadi pada hari Sabtu kemarin.

Sementara itu, tiga lainnya terluka ketika pelak yang merupakan nasionalis kulit putih, John Earnest, melepaskan peluru dari senjata api yang dibawanya.

Di antara korban terluka adalah seorang rabi (pemuka agama Yahudi) yang terkena tembakan di tangan dan dua orang warga Israel, termasuk seorang gadis berusia 8 tahun yang keluarganya pindah ke daerah San Diego dari dekat perbatasan Gaza.

Ketiga korban luka dikabarkan berada dalam kondisi stabil hingga Minggu pagi, menurut pihak berwenang setempat.

 

 

2 dari 3 halaman

Manifesto Kebencian dari Tersangka

Earnest mem-posting manifesto supremasi anti-Semitis dan Islamophobia sebelum melakukan serangan. Dokumen itu diketahu terdiri atas 4.000 kata, yang diterbitkan secara daring melalui 8chan sebelum penembakan.

Dalam sebuah unggahan, ia juga mengatakan akan menyiarkan langsung serangan itu, dengan memberikan tautan ke sebuah halaman Facebook. Namun, tidak ada video penembakan yang muncul. Saat ini, halaman Facebook yang ditautkan juga telah dinonaktifkan.

Manifesto tersebut dipenuhi dengan retorika kebencian, yang ditujukan pada orang-orang Yahudi dan Muslim. Di dalamnya, dia bahkan menuliskan tentang pembakaran terhadap sebuah masjid di dekat San Diego dan mengatakan, dia terinspirasi oleh penembakan di dua masjid di Selandia Baru.

Earnest kemudian diketahui menyerahkan diri ke polisi. Sesaat setelah melancarkan serangan, ia menelepon petugas polisi yang sedang berpatroli dari mobil yang dikendarainya dan mengatakan lokasinya di Interstate 15 di Rancho Bernardo.

Polisi yang dihubungi Earnest kemudian menghampirinya. Earnest-pun segera menepi dan mengangkat tangannya di depan petugas itu.

3 dari 3 halaman

Enam Bulan yang Lalu...

Sebelumnya pada enam bulan lalu, 11 orang tewas dalam insiden penembakan di sinagog di Pittsburgh, Negara Bagian Pennsylvania, Amerika Serikat pada Sabtu 27 Oktober 2018 waktu setempat.

Pria bersenjata melepaskan tembakan ketika sinagog bernama 'the Tree of Life' di area Squirrel Hill mengadakan sebuah kebaktian.

Pelaku kemudian berhasil dilumpuhkan oleh petugas yang merespons kejadian dan telah diidentifikasi secara resmi sebagai Robert Bowers (46).

Direktur Keselamatan Publik Pittsburgh, Wendell Hissrich mengatakan bahwa tidak ada anak-anak di antara korban tewas.

Penyelidik federal memperlakukan kasus penembakan itu sebagai kasus kejahatan kebencian.

Sementara itu, the Anti-Defamation League, sebuah organisasi non-pemerintah Yahudi yang memerangi anti-Semitisme, mengatakan: "Kami percaya ini adalah serangan paling mematikan terhadap komunitas Yahudi dalam sejarah Amerika Serikat."