Sukses

30-4-1789: Perayaan Meriah di New York City untuk Presiden Pertama AS

Hari ini, tepat 230 tahun lalu, George Washington resmi dilantik sebagai presiden pertama Amerika Serikat.

Liputan6.com, New York City - Pelantikan resmi George Washington sebagai Presiden Amerika Serikat pertama pada 30 April 1789, adalah acara publik yang disaksikan dengan penuh suka cita oleh banyak.

Perayaan di jalan-jalan New York City untuk merayakan pelantikan tersebut merupakan peristiwa yang sangat penting, karena menandai era awal Dunia Baru, demikian Today in History dikutip dari Thoughtco.com pada Senin (29/4/2019).

Setelah berjuang dengan Teks Konfederasi pada tahun-tahun setelah Perang Revolusi, ada kebutuhan mendesak untuk memiliki pemerintah federal yang lebih efektif.

Konvensi di Philadelphia pada musim panas 1781 menciptakan Konstitusi, yang kemudian mendorong terbentuknya kantor presiden Amerika Serikat.

George Washington telah terpilih sebagai presiden Konvensi Konstitusi dan, dengan statusnya yang besar sebagai pahlawan nasional, tampak jelas ia akan terpilih sebagai Presiden pertama Amerika Serikat.

Washington dengan mudah memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat pertama pada akhir 1788. Dan ketika ia mengambil sumpah jabatan di balkon Federal Hall di Manhattan sebulan kemudian, penduduk negara muda itu akhirnya memiliki sebuah pemerintahan yang stabil.

2 dari 3 halaman

Setuju Menjalankan Fungsi Kepresidenan

Setelah menunda penghitungan suara dan mensertifikasi pemilihan, Washington secara resmi diberitahu bahwa ia telah terpilih pada 14 April 1789. Kabar tersebut disampaikan langsung ke rumahnya di Mount Vernon, negara bagian Virginia, oleh utusan Sekretaris Kongres.

Dalam pertemuan formal yang aneh, Charles Thomson --utusan resmi terkait-- dan Washington saling membaca pernyataan yang sudah disiapkan. Washington setuju untuk menjankan fungsi kepresidenan.

Dia pergi ke New York City dua hari kemudian. Perjalanan itu panjang, bahkan oleh kereta kuda (kendaraan mewah saat itu) yang ditumpangi Washington sekalipun, tetap terasa sulit lantaran banyak lika-liku yang ditemui.

Meski begitu, Washington selalu disambut dengan antusias oleh banyak orang di setiap perhentian. Pada banyak malam, dia merasa wajib menghadiri makan malam yang diselenggarakan oleh pejabat tinggi setempat, di mana dia menyantap aneka menu panggang yang lezat.

Setelah banyak orang menyambutnya di Philadelphia, Washington berharap untuk tiba di New York City (ibu kota pertama AS) dengan tenang. Sayangnya, hal itu hanya angan belaka.

Pada 23 April 1789, Washington diangkut ke Manhattan dari Elizabeth, New Jersey, naik kapal tongkang yang didekorasi dengan rumit.

3 dari 3 halaman

Acara Publik Besar-Besaran

Kedatangannya di New York pada 29 April 1789 adalah acara publik besar-besaran. Sebuah artikel surat kabar yang menggambarkan perayaan itu menyebutkan penghormatan meriam ditembakkan ketika kapal tongkang Washington melewati distrik Battery di ujung selatan Manhattan.

Parade yang dibentuk terdiri dari pasukan kavaleri ketika ia mendarat dan juga termasuk unit artileri, "perwira militer," dan "Pengawal Presiden yang terdiri dari Grenadier Resimen Pertama."

Washington, bersama dengan pejabat kota dan negara bagian, serta diikuti oleh ratusan warga, berbaris ke mansion yang disewa sebagai Rumah Presiden.

Surat dari New York yang diterbitkan di Boston Independent Chronicle pada 30 April 1789, menyebutkan bahwa bendera dan spanduk dipajang di depan bangunan tersebut, dan "lonceng dibunyikan".

Selama sepekan berikutnya, Washington terus sibuk mengadakan pertemuan dan mengatur rumah tangga barunya di Cherry Street, lokasi di mana mansion kenegaraan berada.

Istrinya, Martha Washington, tiba di New York beberapa hari kemudian ditemani oleh para pelayan, yang sebagian di antaranya adalah budak-budak dari perkebunan pribadinya di Mount Vernon.

Sementara itu, sejarah lain mencatat pada tanggal yang sama, tahun 711, pasukan Moor dipimpin oleh Tariq ibn-Ziyad mendarat di Gibraltar untuk memulai invasi mereka ke Semenanjung Iberia (Andalusia).

Lalu, pada 1967, pembangunan Menara Stankino di Moskow, Rusia, resmi selesai, dan sempat beberapa lama menjadi struktur bangunan tertinggi di dunia, yakni setinggi 540 meter.