Liputan6.com, Hyderabad - Dalam sepekan terakhir, sebanyak 21 mahasiswa di India memutuskan bunuh diri karena tidak lolos ujian akhir, yang menurut otoritas setempat, disebabkan oleh kesalahan penilaian elektronik.
Seluruh korban berasal dari Negara Bagian Telangana, termasuk di antaranya seorang mahasiswa yang membiarkan diri ditabrak kereta, dan seorang lainnya nekat membakar dirinya sendiri hingga tak bernyawa.
Dikutip dari Daily Mail pada Selasa (30/4/2019), otoritas India mengakui bahwa terjadi "kesalahan besar" pada sistem teknologi informasi yang digunakan dalam penilaian ujian yang berbasis elektronik kali ini.
Advertisement
Baca Juga
Mereka juga tidak menampik bahwa kemungkinan ada faktor kesalahan manusia yang beperan di belakangnya.
Salah seorang mahasiswa setempat, mengatakan kepada News 18 yang berafiliasi dengan CNN, bahwa kesalahan sistem penilaian elektronik membuat nilai berkurang satu digit, yang berarti mereka gagal secara keseluruhan.
Di lain pihak, para politikus India telah mengimbau mahasiswa untuk tidak melukai diri sendiri jika mereka meyakini ada kejanggalan pada hasil nilai yang didapat.
Otoritas pendidikan India juga menawarkan ujian ulang terhadap para mahasiswa yang terdampak, tanpa dipungut biaya.
Namun, hal itu ditanggapi dengan pesimistis oleh banyak pihak, lantaran perusahaan swasta yang terlibat dalam skandal penilaian elektronik itu, Globearana, akan kembali berperan dalam ujian ulang.
Â
Menuai Protes Keras
Juga, dalam sepekan terakhir, ratusan orang tua dan mahasiswa turun ke jalan melakukan aksi protes.
Salah satu orang tua mengatakan kepada News 18: "Pada tahun pertama, anak saya menduduki puncak ujian, tetapi sekarang nilai-nilainya satu digit. Saya tidak tahu harus berbuat apa."
"Saya sudah meyakinkannya bahwa semua akan beres. Tetapi bagaimana jika dia juga membahayakan dirinya sendiri?", lanjutnya khawatir.
Secara total, hampir satu juta mahasiswa mengikuti ujian di negara bagian Telangana, dan dari jumlah itu, lebih dari 300.000 peserta dinyatakan gagal.
Meskipun otoritas setempat mengatakan bahwa hanya sebagian kecil dari peserta ujian yang tidak lolos, namun mereka juga mengakui terjadi peningkatkan jumlah kegagalan tes pada tahun ini.
Advertisement
Tertinggi dalam 4 Tahun Terakhir
Konon, jumlah bunuh diri terkait ujian juga merupakan yang tertinggi di India dalam empat tahun terakhir.
Berbicara langsung di hadapan ratusan mahasiswa, kepala menteri negara bagian Talangena, Chandrashekhar Rao, mendesak mereka untuk tidak menyakiti diri sendiri, apalagi hingga memutuskan bunuh diri.
"Gagal dalam ujian tidak berarti gagal dalam hidup. Kehidupan itu berharga. AKan ada banyak peluang di depan," katanya menyemangati.