Sukses

Menguak 5 Kisah Hidup Naruhito, Kaisar Jepang yang Baru Naik Takhta

Naruhito dikenal sebagai kaisar yang berbeda dari para pendahulunya. Ini uraiannya.

Liputan6.com, Tokyo - Naruhito yang baru saja naik takhta pada Rabu 1 Mei 2019 sudah menyampaikan pidato pertamanya sebagai kaisar Jepang. Hal itu ia lakukan di ruangan Matsu-no-Ma di Istana Kekaisaran di Tokyo.

Kaisar Naruhito berjanji akan bertindak sesuai Konstitusi dan tulus berdoa untuk kebahagiaan rakyat dan bangsa serta perdamaian dunia. Dalam kesempatan tersebut, Kaisar Naruhito juga mengucapkan terima kasih kepada ayahnya, Akihito, yang resmi turun takhta pada Selasa 30 April.

Naruhito dikenal sebagai kaisar yang berbeda dari para pendahulunya. Mulai dari masa pendidikan hingga kehidupan rumah tangganya yang sempat dirundung duka.

Seperti dikutip dari laman Insider, Rabu (1/5/2019), berikut 5 fakta menarik soal Naruhito:

2 dari 6 halaman

1. Naruhito Menjadi Kaisar Jepang ke-126

Kaisar baru Jepang Naruhito secara resmi menjadi pemimpin takhta Krisantemum pada Rabu 1 Mei 2019 waktu setempat. Tepat sehari setelah sang ayah menjadi kaisar pertama yang turun takhta dalam dua abad.

Era kekaisaran baru Jepang yang kini bernama "Reiwa", menandakan ketertiban dan harmoni, dimulai pada tengah malam waktu setempat, dan akan berlangsung selama masa pemerintahan Naruhito.

Naruhito menjadi kaisar ke-126 di Negeri Sakura tersebut. Kaisar Akihito yang kini berusia 85 tahun memilih untuk turun takhta karena usia lanjut dan kesehatannya yang memburuk. Ia resmi mengundurkan diri pada Selasa 30 Mei.

 

3 dari 6 halaman

2. Akademisi

Masa muda Naruhito dihabiskan di Tokyo, Jepang. Ia juga melanjutkan studinya dan mendapat gelar sarjana dalam bidang Sejarah di Universitas Gakushuin, Jepang.

Setahun kemudian ia pindah ke Inggris untuk mendaftar program pascasarjana di Oxford University's Merton College.

Dia kemudian kembali ke Tokyo, lalu mendapatkan gelar Master lain dari Universitas Gakushuin.

 

4 dari 6 halaman

3. Bertemu Jodoh di Pesta Teh

Sewaktu pulang ke Tokyo dan mengambil kelas di Universitas Gakushuin, ia bertemu dengan Masako Owada -- wanita yang sekarang jadi istrinya.

Di sana ia bertemu Masako Owada, seorang diplomat bercita-cita tinggi Oxford dan Harvard, dilaporkan di sebuah pesta teh untuk seorang putri Spanyol pada tahun 1986.

Naruhito mengejar Masako tanpa henti, meskipun lamaran pernikahannya dua kali ditolak karena dia tidak ingin mempeprtaruhkan karir diplomatiknya.

Namun, Masaki akhirnya menerima lamaran pada Desember 1992, dan mereka menikah pada tahun 1993.

 

5 dari 6 halaman

4. Pernikahan Dilanda Masalah

Pernikahan mereka pernah mencapai titik terendah. Pada tahun 1999 Masako menghadapi tekanan untuk menghasilkan pewaris laki-laki, lalu mengalami keguguran. Pasangan kerajaan itu menyalahkan kegilaan media seputar kehamilannya.

Sebuah perusahaan media bahkan menyewa helikopter untuk mengikuti mobil Masako ketika dia pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan.

Naruhito menyebut liputan tanpa henti "benar-benar membuatnya sedih. Masako mulai menarik diri dari kehidupan publik tak lama setelah keguguran. Beberapa bulan kemudian dia mengumumkan bahwa dia menderita depresi yang disebabkan oleh stres. Pejabat keluarga kerajaan mengatakan bahwa itu berkaitan dengan trauma keguguran.

6 dari 6 halaman

5. Istri Hamil di Tahun 2001

Pada tahun 2001, Masako hamil lagi dan melahirkan seorang anak perempuan, Aiko, akhir tahun itu. Karena hukum Jepang melarang perempuan mewarisi takhta, masih ada tekanan pada Naruhito dan Masako untuk menghasilkan pewaris laki-laki.

Pemerintah Jepang berusaha meredakan beberapa tekanan dengan mencoba mengubah undang-undang tentang keturunan lelaki.

Pada Januari 2006, Perdana Menteri saat itu Junichiro Koizumi mengatakan ia akan mengajukan rancangan undang-undang untuk memungkinkan perempuan mewarisi takhta Jepang akhir tahun itu.

Namun, adik laki-laki Naruhito, Fumihito, mengumumkan bahwa ia dan istrinya Kiko mengandung seorang putra. Sehingga mengurangi tekanan dari pemerintah Jepang untuk mengubah undang-undang.