Liputan6.com, Suffolk - Para peneliti telah menemukan kokain di semua sampel udang yang diuji di daerah pedesaan Inggris timur, termasuk juga kandungan ketamin yang juga tersebar luas.
Para ilmuwan dari King’s College London, bekerja sama dengan University of Suffolk, membuat penemuan "mengejutkan" setelah mengambil sampel dari 15 lokasi di sebagian besar wilayah pedesaan Suffolk, demikian sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Kamis (2/5/2019).
"Apakah kehadiran kokain pada hewan air merupakan masalah bagi Suffolk, atau lebih luasnya kejadian di Inggris dan luar negeri, menunggu penelitian lebih lanjut," kata Nic Bury dari University of Suffolk.
Advertisement
Baca Juga
Studi yang dipublikasikan di jurnal Environment International, mengamati tingkat berbagai "polutan mikro" pada udang air tawar.
"Kokain ditemukan di semua sampel yang diuji, serta obat-obatan terlarang lainnya seperti ketamin dan pestisida," kata penelitian itu.
Penulis utama Thomas Miller dari King's Colleg mengatakan bahwa kokain tersebut berada pada "konsentrasi rendah", tetapi kemungkinan senyawa itu "menimbulkan risiko bagi satwa liar".
Kontaminasi pasokan air oleh limbah obat adalah masalah yang semakin meningkat di Inggris, di mana residu dari insektisida dan obat kimia menemukan jalan mereka ke dalam sistem.
Salah satu rekan Miller, Leon Barron, menyebut kemunculan obat-obatan terlarang secara teratur di alam liar sebagai sesuatu yang "mengejutkan".
"Kita mungkin menduga melihat ini di daerah perkotaan seperti London, tetapi tidak di tangkapan yang lebih kecil dan lebih pedesaan," tambahnya.
Obat Stimulan yang Sangat Adiktif
Kokain adalah obat stimulan yang sangat adiktif. Selama ribuan tahun, orang-orang di Amerika Selatan telah mengunyah dan mencerna daun koka (Erythroxylon coca), sumber kokain, untuk efek stimulannya.
Bahan kimia yang dimurnikan, kokain hidroklorida, diisolasi dari pabrik lebih dari 100 tahun lalu. Pada awal 1900-an, kokain murni adalah bahan aktif utama dalam banyak tonik dan elixir yang dikembangkan untuk mengobati berbagai macam penyakit, dan bahkan bahan dalam formulasi awal Coca-Cola.
Sebelum pengembangan anestesi lokal sintetis, ahli bedah menggunakan kokain untuk memblokir rasa sakit.
Namun, penelitian sejak itu menunjukkan bahwa kokain adalah zat yang sangat adiktif yang dapat mengubah struktur dan fungsi otak jika digunakan berulang kali.
Advertisement
Psikotropika Kategori II
Saat ini, kokain adalah obat Piskotropika kategori II, yang artinya berpotensi tinggi disalahgunakan, tetapi dapat diberikan oleh dokter untuk keperluan medis yang sah, seperti anestesi lokal untuk beberapa operasi mata, telinga, dan tenggorokan.
Sebagai obat narkotika, wujud kokain adlaah bubuk kristal halus, putih, dan juga dikenal sebagai Coke, C, Snow, Powder, atau Blow.
Pedagang ilegal seringkali mencairkan (atau "memotong") dengan zat-zat non-psikoaktif seperti tepung jagung, bedak, tepung, atau baking soda untuk meningkatkan keuntungan mereka.
Kokain juga dapat diplsukan dengan obat lain seperti prokain (anestesi lokal yang terkait secara kimia) atau amfetamin (stimulan psikoaktif lain).