Liputan6.com, Guatemala - Penembakan terjadi di dalam penjara Guatemala pada Selasa 7 Mei 2019 waktu setempat. Pihak berwenang mengatakan sejumlah orang dilaporkan tewas dan 17 orang laiinya terluka dalam insiden tersebut.
Menurut laporan Washington Post yang dikutip Rabu (8/5/2019), Polisi Sipil Nasional mengatakan ketiga orang yang tewas dalam penembakan itu adalah tahanan di Pavon Rehabilitation Model Farm di Fraijanes, sekitar 10 mil (17 kilometer) timur Kota Guatemala.
Sejumlah media menyebut pihak berwenang mengatakan kini sudah mengendalikan situasi penjara setelah terjadi kerusuhan pada Selasa pagi dini hari.
Advertisement
"Pasukan keamanan telah masuk dan mengendalikan lapas. Mengenai jumlah narapidana yang meninggal, ada tujuh yang dikonfirmasi. Itu adalah angka awal," ujar juru bicara sistem penjara Guatemala, Carlos Morales.
Sementara seorang juru bicara petugas pemadam kebakaran, Mario Cruz, mengatakan delapan orang tewas dan 17 lainnya cedera dalam insiden rusuh berujung penembakan tersebut. "Sejauh ini kami telah mengeluarkan tujuh jasad dan kami sedang menunggu yang terakhir," kata Cruz.
Â
Â
Â
Dipicu Pertengkaran Antar Tahanan
Camilo Gilberto Morales selaku Direktur Sistem Pemasyarakatan Guatemala, mengatakan tembakan di satu bagian penjara tampaknya berasal dari pertengkaran antar tahanan.
"Menurut informasi awal, itu adalah konfrontasi antara seorang narapidana dalam keadaan mabuk, menembaki narapidana lain," katanya kepada saluran televisi lokal TN23.
Seorang juru bicara Kementerian Dalam Negeri setempat mengatakan para pejabat masih mengumpulkan informasi tentang insiden penembakan itu.
Penjara Pavon, sekitar 10 mil (16 km) dari ibukota Guatemala, menampung lebih dari 4.100 tahanan, menurut data resmi.
Pada 2016, kerusuhan di penjara yang sama menewaskan 14 orang.
Advertisement
Kerusuhan Lain
2004 lalu, kerusuhan juga pernah melanda sebuah penjara di Kota Guatemala, Guatemala. Sejumlah narapidana merusak fasilitas penjara dan bentrok dengan polisi yang berusaha mengontrol mereka.
Dalam kerusuhan ini, dua napi cedera.
Para napi membuat keributan dan merusak fasilitas penjara, seperti furniture sebagai bentuk protes atas kondisi penjara yang dinilai mereka tak layak. Di antaranya soal makanan, perlakuan terhadap napi, serta waktu kunjungan yang sangat sedikit.
Kepala Penjara Marelis de Estrada mengatakan, pemicu protes adalah sekelompok anak muda yang tak puas dengan kondisi penjara. Mereka kemudian menghasut penghuni penjara lainnya untuk berbuat rusuh.
Sejumlah sipir dan polisi yang dibantu unit sipil lainnya melontarkan gas air mata untuk meredakan amukan napi.
Setelah keadaan terkontrol, dua napi yang cedera langsung dibawa ke rumah sakit penjara. Tiga belas anak-anak dari tempat penitipan anak yang letaknya tak jauh dari penjara juga diungsikan karena terkena gas air mata polisi.