Sukses

Bom Targetkan Tempat Ibadah Kaum Sufi di Pakistan, 4 Orang Tewas

Sebuah ledakan terjadi di tempat ibadah kaum sufi di Lahore, Pakistan.

Liputan6.com, Islamabad - Sebuah ledakan terjadi di tempat ibadah kaum sufi paling tua dan terpopuler di kota timur Lahore, Pakistan. Setidaknya empat orang tewas dalam insiden tersebut, dengan 24 lainnya terluka.

Kepolisian Pakistan mengatakan mereka tengah menyelidiki motif ledakan, demikian seperti dikutip dari NDTV pada Rabu (8/5/2019).

Ledakan yang dimaksud terjadi di dekat gerbang masuk bagi pengunjung wanita ke Kuil Data Darbar abad ke-11. Tempat ibadah itu adalah salah satu kuil sufi terbesar di Asia Selatan.

Polisi senior Pakistan, Muhammad Ashfaq mengatakan pada konferensi pers bahwa personel keamanan di tempat suci telah menjadi target. Adapun penyebab ledakan masih diinvestigasi.

Dalam kesempatan itu, Ashfaq menyebut korban tewas adalah tiga personel polisi dan seorang warga sipil.

2 dari 3 halaman

Kemungkinan Bom Bunuh Diri

Pejabat polisi setempat, Muhammad Kashif mengatakan ledakan kemungkinan sebuah bom bunuh diri di kendaraan petugas keamanan.

Dalam sebuah rekaman TV pemerintah, tampak kendaraan rusak di sekitar lokasi kejadian. Adapun personel keamanan terlihat tengah menyisir lokasi.

Tempat suci itu telah menjadi sasaran sebelumnya, yakni serangan bom bunuh diri pada 2010 lalu. Saat itu, 40 orang tewas.

Kompleks Data Darbar berisi tempat suci Saint Syed Ali bin Osman Al-Hajvery, yang dikenal sebagai Data Ganj Bakhsh. Ia adalah salah satu pemuka sufi paling populer di anak benua itu yang berasal dari Afghanistan.

Untuk diketahui, kaum sufi sering disebut sebagai aliran mistik Islam --terdapat baik di Sunni maupun Syiah. Mereka sering menjadi target penyerangan di Pakistan. Dalam sejarahnya, umumnya didalangi kelompok militan yang menganggap kepercayaan dan ritual sufi di kuburan pemuka agama sebagai bid'ah atau perbuatan yang tidak sesuai dengan contoh yang ditetapkan.

3 dari 3 halaman

Perang Melawan Ekstremisme

Pakistan telah mendesak adanya perlawanan terhadap ekstremisme sejak adanya serangan paling mematikan pada 2014. Saat itu, insiden terjadi di sebuah sekolah di Peshawar. Sebanyak 150 orang tewas dalam kejadian itu, sebagian besar anak-anak.

Sejak itu, keamanan telah ditingkatkan. Namun, teroris tetap memiliki kemampuan untuk melakukan serangan lanjutan.

Pusat-pusat kota besar seperti Lahore, kota terbesar kedua Pakistan dan ibukota provinsi dari provinsi terkaya, Punjab, sering menjadi sasaran.

Sebuah serangan di kota itu terjadi pada Maret 2018, menewaskan sembilan orang. Sementara bom besar menargetkan umat Kristen yang merayakan Paskah terjadi pada 2016. Sebanyak lebih dari 70 orang tewas dalam kejadian itu.

Banyak pihak mengkritik bahwa pemerintah dan tindakan militer tidak pernah menyasar penyebab ekstremisme di Pakistan. Padahal tu sangat penting untuk menghentikan serangan kelompok militan terhadap kaum minoritas.