Sukses

Uang Kertas 50 Dolar Australia yang Beredar 7 Bulan Ternyata Salah Cetak

Uang kertas 50 dolar Australia hadir dengan kesalahan besar yang disembunyikan dalam cetakan kecil.

Liputan6.com, Melbourne - Uang kertas Australia senilai 50 dolar --yang merupakan keluaran terbaru-- beredar di publik dengan kesalahan fatal, yakni typo atau typographical error (kesalahan ketika) yang disembunyikan dalam cetakan kecil.

Reserve Bank of Australia (RBA) menuliskan "responsibility" dengan "responsibilty" pada jutaan cetakan doku berwarna kuning tersebut. Meski dinilai kecil, namun kealpaan ini dinilai memalukan.

RBA mengkonfirmasi kesalahan ketik terebut pada hari ini, Kamis (9/5/2019), dan mengatakan kekeliruan tersebut akan diperbaiki pada cetakan berikutnya. Demikian seperti dikutip dari BBC.

 
 
 
View this post on Instagram

After a hot tip from the @triplemmelb family, we’ve found the spelling mistake on the new $50 note! #BreakingNews

A post shared by Hot Breakfast (@mmmhotbreakfast) on

Tetapi untuk saat ini, sekitar 46 juta lembaran uang 50 dolar tersebut sudah digunakan di seantero Negeri Kanguru. Uang kertas ini dirilis pada akhir tahun lalu dan menampilkan Edith Cowan, anggota wanita pertama dari parlemen Australia.

Apa yang tampak di latar belakang dari potret Cowan sebenarnya adalah deretan teks --kutipan dari pidato pertamanya di parlemen Australia:

It is a great responsibility to be the only woman here, and I want to emphasise the necessity which exists for other women being here.

"Merupakan tanggung jawab besar untuk menjadi satu-satunya perempuan di sini, dan saya ingin menekankan perlunya ada perempuan lain di sini," begitu bunyi pemenggalan kalimatnya, yang diulang beberapa kali dalam cetakan mikroskopis.

Sayangnya, huruf di dalam kata "responsibility" tak lengkap, dengan "i" yang hilang.

Butuh waktu lebih dari enam bulan bagi seseorang untuk menemukan kesalahan ketik pada lembaran alat jual-beli itu, terlebih harus memakai kaca pembesar.

2 dari 3 halaman

Paling Banyak Ditarik dari ATM

Uang kertas 50 dolar adalah uang yang paling banyak beredar di Australia dan paling umum ditarik dari mesin ATM. 

Ketika doku ini muncul pada Oktober 2018, fitur keamanan baru tertanam dalam desainnya untuk meningkatkan aksesibilitas dan mencegah pemalsuan.

Dan bagi siapa pun yang bertanya - ya, uang kertas yang salah penulisan itu masih valid sebagai mata uang.

3 dari 3 halaman

Menguak 4 Takhayul tentang Uang dari Seluruh Dunia

Lebih dari sekadar alat transaksi perdagangan, uang ternyata juga memiliki andil dalam banyak cerita rakyat, dongeng, dan kadang-kadang mitos yang membingungkan.

Beberapa takhayul tentang uang bahkan melintasi batas-batas budaya dan perbedaan benua, yang beberapa di antaranya masih memiliki banyak pendukung hingga saat ini.

Ada yang mengaitkan keberadaan suatu hewan dengan harapan bertambahnya pemasukan. Ada pula yang mempertaruhkan peruntungan melalui keyakinan terhadap suatu hal yang mustahil.

Apapun itu, uang selalu mengiringi dinamika kehidupan manusia dari dulu hingga sekarang, termasuk tentang keyakinan semu yang berkaitan dengan kekayaan.

Berikut adalah empat takhayul tentang uang yang masih diyakini oleh banyak orang hingga saat ini, sebagaimana dikutip dari Gobankingrates.com pada Kamis, 15 November 2018.

1. Laba-Laba di Saku Pertanda Uang Tunai Bertambah

Takhayul uang ini memiliki banyak variasi dan diyakini di banyak area, mulai dari Inggris hingga ke pulau-pulau Karibia seperti Trinidad and Tobago, dan lainnya.

Dalam satu contoh, "The Encyclopedia of Superstitions" mencatat bahwa laba-laba yang yang berlari di atas pakaian yang dikenakan menandakan bahwa pakaian itu akan diganti dengan yang baru.

Lebih dari itu, jika hewan berkaki delapan ini ditangkap dan dikantongi, maka seseorang diyakini tak akan pernah kehabisan uang tunai.

2. Mengubur Patung Santo Yosef untuk Mempercepat Penjualan Rumah

Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa orang Katolik dan non-Katolik menggunakan bantuan dari replika patung kayu untuk mempercepat penjualan sebuah rumah. Caranya adalah dengan mengubur patung kecil sosok suci Santo Yosef, dalam posisi terbalik di bawah papan tanda "Dijual".

Bagaimana Santo Yosef mengambil peran ini tidak diketahui pasti, beberapa cerita menyebutkan praktik itu berasal dari tahun 1500-an, ketika ordo biarawati Karmelit ingin membangun biara guna memulai babak baru kehidupan mereka.

Awalnya, para biarawati kesulitan menemukan tanah. Pemimpin mereka, Santo Teresa, menyarankan untuk berdoa kepada Santo Yosef yang merupakan pelindung rumah dan menguburkan medali replika sosok suci itu yang telah diberkati.

Tak lama setelahnya, muncul pembeli yang sepakat membeli properti mereka dengan harga menguntungkan.

3. Setiap Kotoran Burung Sama dengan Nominal Uang

Di Rusia, banyak orang meyakini bahwa kotoran burung yang jatuh menimpa seseorang, berarti tanda keberuntungan. Semakin banyak tertimpa kotoran, maka semakin baik hari seseorang, di mana hal itu melambangkan kemudahan dalam meraih rezeki dalam waktu dekat.

Orang-orang Rusia bukan satu-satunya yang percaya bahwa "kejutan dari langit" itu dapat membawa keberuntungan. Banyak orang di seluruh dunia melihat kotoran burung sebagai tanda uang yang datang dari surga, atau sebagai pembayaran atas ketidaknyamanan yang diterima.

Hal tersebut di antara diyakini oleh sebagian masyarakat India, Afrika Timur, dan beberapa di Asia Tenggara.

4. Menancapkan Koin di Pohon untuk Raih Keberuntungan

Ketika mengambil jalan hutan di Inggris, pencinta alam mungkin melihat pemandangan aneh yang tampaknya bertentangan dengan idiom lama, bahwa uang tidak tumbuh di pohon. Di sebagian besar Pulau Britania, beberapa pohon yang tumbang ditanamkan dengan ribuan koin sehingga para pengunjung yang berpikiran takhayul sengaja menabraknya, untuk mengharapkan keberuntungan, kekayaan finansial atau bahkan kekuatan penyembuhan.

Menurut beberapa sejarawan, pohon-pohon bertakhtahkan koin adalah tradisi yang sudah lama diyakini oleh bangsa Celtic, di mana mereka memegang kepercayaan bahwa roh atau dewa akan lebih mendengar harapan para manusia.

Pohon sendiri kerap dianggap sebagai jalur komunikasi antara dewa dan para pemujanya di Bumi. Adapun koin, sebagaimana fungsinya saat ini, adalah nilai tawar yang dibawakan oleh manusia kepada para penguasa di langit.