Sukses

Korea Utara Luncurkan Rudal Saat Utusan AS di Korsel, Mengancam?

Korea Utara kembali meluncurkan dua rudal balistik berjarak pendek pada Kamis, 9 Mei 2019. Aktivitas itu dilakukan saat utusan penting AS berada di Korea Selatan.

Liputan6.com, Seoul - Korea Utara meluncurkan dua rudal balistik berjarak pendek pada Kamis, 9 Mei 2019 dalam uji coba senjata terbaru, menurut militer Korea Selatan.

Mengutip laman New York Times pada Kamis (9/5/2019), kedua rudal diluncurkan ke arah timur dari barat laut negara itu. Satu rudal dilontarkan hingga 260 mil sedangkan lainnya sejauh 270 mil.

Setelah peluncuran, pejabat Amerika Serikat dan Korea Selatan menganalisis data penerbangan untuk menentukan jenis rudal.

"Militer kami telah meningkatkan pengawasan dan pemantauan dalam persiapan untuk kemungkinan peluncuran tambahan oleh Korea Utara," kata pihak Seoul.

Dalam pernyataan yang sama, Korsel mengatakan sepenuhnya siap dengan mengeratkan koordinasi dengan Amerika Serikat, yang merupakan sekutunya.

Pernyataan itu tidak mengatakan di mana rudal telah mendarat, tetapi jika melihat jarak yang dilaporkan maka diperkirakan di laut antara Korea Utara dan Jepang.

Peluncuran itu dilakukan saat utusan penting AS tengah berada di Korea Selatan dalam perbincangan terkait penyelesaian kebuntuan negosiasi nuklir di Semenanjung Korea Utara.

2 dari 3 halaman

Tanggapan Jepang

Sementara itu, pihak Jepang mengatakan, kedua rudal belum mendarat di perairannya.

"Saat ini, kami tidak melihat situasi apa pun yang akan berdampak pada keamanan Jepang," kata Kementerian Pertahanan Negeri Sakura dalam sebuah pernyataan.

Militer Korea Selatan pertama kali mengatakan rudal itu ditembakkan dari Sino-ri, rumah bagi pangkalan rudal balistik Korea Utara. Tetapi kemudian diubah bahwa, mengatakan mereka telah diluncurkan dari Kusong, sebuah kota di utara Sino-ri.

Korea Utara sering meluncurkan rudal dari Kusong, termasuk rudal balistik jarak menengah, yang dikenal sebagai Pukguksong-2. Senjata itu diluncurkan pada Februari 2017 lalu.

Uji coba Pukguksong-2 menandai kemajuan pesat Korea Utara karena rudal itu menggunakan bahan bakar padat. Senjata itu juga disebut-sebut lebih mudah untuk disembunyikan, diangkut, dan diluncurkan.

3 dari 3 halaman

Peluncuran Kedua Dalam 5 Hari Terakhir

Insiden ini terjadi lima hari setelah Pyongyang menembakkan beberapa proyektil jarak pendek di lepas pantai timurnya. Rudal itu meluncur sepanjang 43 hingga 125 mil sebelum mendarat di laut, kata militer Seoul.

Baik peluncuran pada hari Kamis maupun Sabtu pekan lalu, keduanya tidak melanggar moratorium uji coba nuklir dan rudal jarak jauh yang dinyatakan oleh pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, pada bulan April tahun lalu.

Namun tetap saja, meluncurkan segala jenis rudal balistik, termasuk rudal jarak pendek, melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB. Kebijakan yang dimaksud melarang Korea Utara menguji teknologi sejenis itu, kata para analis.

Peluncuran rudal terjadi dua bulan setelah pertemuan tingkat tinggi antara Presiden AS Donald Trump dan Kim Jong-un yang berlangsung di Vietnam. Saat itu, Korea berkeinginan mendapat keringanan sanksi dari Washington dengan imbalan pembongkaran sebagian senjata nuklir di negaranya.

Peluncuran Korut dalam beberapa hari terakhir adalah yang paling serius sejak negara itu meluncurkan rudal balistik antarbenua pada November 2017.

Peluncuran pada hari Sabtu sebagian besar dilihat sebagai upaya untuk meningkatkan tekanan pada Washington, untuk kembali ke perundingan dengan proposal yang lebih fleksibel setelah gagalnya KTT Hanoi.

Pilihan untuk meluncurkan proyektil jarak pendek pada hari Sabtu menunjukkan bahwa Kim tidak menyerah dalam melanjutkan negosiasi, kata para analis. Trump berulang kali mengutip moratorium pengujian nuklir dan rudal jarak jauh Kim sebagai alasan untuk melanjutkan pembicaraan dengan Korea Utara.

Video Terkini