Sukses

Siapa Sangka, Harga 5 Sayuran Ini Bisa Menguras Isi Dompet Anda

Lima jenis sayuran di bawah ini ternyata punya harga yang bisa menguras isi dompet karena begitu mahal.

Liputan6.com, Jakarta - Biasanya sayuran merupakan bahan pangan yang tampil paling sederhana di atas piring.

Tetapi, tahukah kamu, ada beberapa sayuran yang ternyata harganya bisa sangat mahal, bahkan jauh melampaui rupiah yang dibayarkan untuk membeli daging.

Dikutip dari Moneyinc.com pada Minggu (12/5/2019), ada alasan mengapa daftar sayuran berikut dibanderol sangat mahal. Rasanya yang unik lezat, membuktikan baha produk-produk pangan ini merupakan hasil Bumi yang mewah.

Sebagian besar sayuran ini sulit didapat, sehingga menambah faktor mahalnya harga yang harus ditebus untuk menyantapnya.

Beberapa di antaranya juga membawa peran penting dalam memperkaya rasa sebuah makanan, sehingga dianggap sebagai komposisi esensial dalam beberapa kebudayaan kuliner.

Berikut adalah lima sayuran termahal di dunia, yang diurutkan dari nominal terkecil.

2 dari 6 halaman

5. Selada Merah Muda

Selada merah muda atau radicchio adalah sayuran hijau yang tengah digandrungi banyak orang saat ini, terutama oleh mereka yang mengusung gaya hidup vegan.

Meskipun rasanya sediki pahit, namun selada merah muda diketahui memiliki kandungan nutrisi kompleks yang menjadikannya layak disebut sebagai superfood.

Saat ini, selada merah muda dibanderol rata-rata seharga US$ 10 (setara Rp 143.000) per pon, dan biasa diolah sebagai campuran salad.

Sayuran ini berpotensi mengalami kenaikan harga seiring dengan popularitasnya yang meningkat di media sosial.

3 dari 6 halaman

4. Bayam Yamashita

Bayam Yamashita tengah menjadi perbincangan di tengah penggemar kuliner sehat di Eropa. Ditanam secara organik oleh Asafumi Yamashita, seorang petani kelahiran Jepang yang menetap di Prancis, seikatnya (kira-kira 2 pon), dibanderol seharga US$ 13, atau setara Rp 186.000.

Melalui berbagai percobaan, Yamashita berhasil menumbuhkan bayam yang memilik tekstur renyah sempurna, tidak mudah layu ketika dimasak, dan mampu menyimpan kesegaran lebih lama.

Saat ini, bayam Yamashita hanya dijual kepada tujuh pelanggan, yang semuanya merupakan koki berbintang Michelin.

4 dari 6 halaman

3. Umbi Wasabi

Ketika bersantap di restoran sushi kelas atas, Anda akan segera menyedari bahwa wasabi yang digunakan terasa berbeda dengan biasanya. Ada rasa segar dan manis di balik hentakan getir yang menjadi ciri khasnya.

Wasabi tersebut berasal dari umbi asli, tanpa tambahan bahan kimia lainnya. Pertaniannya juga langka, karena menuntut iklim dan kondisi tanah yang spesifik, sehingga wajar jika harganya sangat mahal.

Untuk satu pon umbi wasabi segar, rata-rata dibanderol seharga US$ 73 (setara Rp 1,1 juta), dan hanya bisa diperoleh langsung dari petani Jepang.

Meskipun kini wasabi sudah mulai banyak dibudidayakan di Eropa dan China, namun lagi-lagi kualitas tanah membuat rasanya berbeda, sehingga tidak mampu menyaingi wasbi asli Jepang.

5 dari 6 halaman

2. Kentang La Bonotte

Kentang biasanya termasuk jenis sayuran termurah yang bisa Anda temukan.

Namun, hal itu tidak berlaku bagi kentang La Bonnotte, yang hanya dibudidayakan di sebuah pulau di lepas pantai barat Prancis, Noirmoutier.

Setiap tahunnya, hanya sekitar 100 ton kentang La Bonotte yang dipanen, dan semuanya harus ditangani dengan tangan. Tidak heran jika harganya bisa mencapai US$ 320 (setara Rp 4,5 juta) per pon.

Olahan kentang ini hanya disajikan di restoran eksklusif di Perancis, dan jika Anda pernah mencicipinya, Anda akan tahu mengapa mereka layak untuk dihargai sangat mahal.

6 dari 6 halaman

1. Tunas Hop

Tunas hop adalah bagian dari tanaman hop yang tidak digunakan dalam pembuatan bir.

Hop telah menjadi sangat berguna secara global untuk keperluan fermentasi, namun tunas hop baru beberapa waktu belakangan mulai populer sebagai makanan mahal.

Rasa dan teksturnya seperti kangkung, namun memiliki aroma dan kandungan gizi yang unik.

Untuk mendapat kualitas terbaik, tunas hop harus dipetik dengan tangan karena fisiknya yang sangat kecil.

Tanaman ini memang sulit dipanen, sehingga wajar jika harganya bisa mencpaai US$ 426 (setara Rp 6,1 juta) per pon, menyerupai mahalnya pewarna alami safron.