Liputan6.com, Jakarta - Pada tanggal 12 Mei 1937 Konsul Jenderal Inggris untuk Hindia Belanda, Sir Henry Fitzmaurice, menanam pohon ara di depan kantor dan kediamannya di Batavia untuk memperingati penobatan Raja George VI.
Tepat 82 tahun kemudian, pada Minggu 12 Mei 2019, Gubernur Jakarta Anies Baswedan dan Duta Besar Inggris Moazzam Malik kembali menanam pohon yang baru untuk menandai 70 tahun hubungan diplomatik antara Inggris dan Indonesia di Museum Perumusan Naskah Proklamasi.
Keduanya menanam Pohon Hujan Kiacret (Spathodea campanulata), pohon bunga asal Afrika yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai African tulip.
Advertisement
"Pada 82 tahun yang lalu, pendahulu saya menanam pohon di depan bangunan ini untuk merayakan pengangkatan Raja George VI. Dan pohon ini menjadi salah satu simbol untuk persahabatan antara Indonesia dan Inggris di depan bangunan yang digunakan sebagai kediaman untuk perwakilan dari Inggris," kata Dubes Moazzam di Jakarta, Minggu (12/5/2019).
Baca Juga
Berpesan mengenai hubungan kedua negara, Moazzam mengatakan potensi bilateral masih sangat besar di masa depan.
"Indonesia negara yang sangat penting di abad ke-21. Saya kira sama dengan China. Dan Indonesia harus memainkan peran yang sangat penting untuk memastikan Asia di abad ke-21. Dan sebagai negara sahabat, saya rasa di Eropa kami sangat berminat untuk mendukung, bekerja sama dan untuk membagikan keberhasilan dengan negara-negara di Asia," jelasnya.
Sementara itu, pada gilirannya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengapresiasi inisiatif untuk menandai 70 tahun hubungan RI - Inggris dengan penanaman pohon tersebut.
"Kita berharap 70 tahun hubungan menjadi pondasi yang kuat untuk puluhan tahun bahkan ratusan tahun ke depan. Karena hubungan keduanya sudah sangat kuat, sangat baik," jelasnya.
Penanaman pohon, kata Anies, menyimbolkan hubungan RI - Inggris yang telah mengakar ke semua sektor, termasuk pendidikan.
"Kita di Jakarta bersama dengan Kedubes Inggris dan British Council mengadakan pendidikan bahasa Inggris untuk anak-anak kita. Dan harapannya bisa menjangkau lebih luas dan mudah-mudahan menjadi akar untuk kita memperluas jangkauan hubungan kedua negara ini," kata Anies.
Simak video pilihan berikut ini:
Lokasi Bersejarah bagi RI dan Inggris
Musem Perumusan Naskah Proklamasi pernah digunakan sebagai rumah dan kantor Konsul Jenderal Inggris pada tahun 1932.
Setelah Pendudukan Jepang berakhir pada 1945, gedung ini digunakan sebagai tempat untuk pembahasan dan penyusunan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Gedung itu juga sempat menjadi markas besar Angkatan Darat Inggris, tempat perundingan Indonesia – Belanda yang dimediasi oleh Inggris pada tahun 1945 dan 1946.
Sebelum diresmikan sebagai Museum Perumusan Naskah Proklamasi pada 1984, gedung itu adalah Kediaman Resmi Duta Besar Inggris selama lebih dari 20 tahun.
Acara penanaman pohon Spathodea pada Minggu 12 Mei 2019 turut dihadiri oleh pejabat pemerintah dari instansi-instansi terkait, perwakilan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, komunitas diplomatik, mahasiswa dan media, dilanjutkan dengan berbuka puasa bersama dengan anak-anak yatim.
Advertisement