Sukses

Tragedi Penembakan di Masjid Christchurch Bakal Diangkat Jadi Film

Film berdasarkan tragedi penembakan di masjid Christchurch Selandia Baru siap diangkat menjadi sebuah cerita film.

Liputan6.com, Christchurch - Sebuah film tentang penembakan di masjid Christchurch, Selandia Baru --yang menewaskan 51 orang-- bakal diangkat ke layar lebar. Disutradarai oleh pembuat film dan akademisi Mesir Moez Masoud.

Menurut Variety seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (16/5/2019), judul film itu adalah Hello, Brother. Diambil dari kata-kata yang diucapkan oleh Hati Mohammed Daoud Nabi, orang pertama yang ditemui penembak masjid Al Noor di Christchurch -- tempat 42 orang tewas.

Tokoh sentralnya adalah "sebuah keluarga yang menghadapi kematian dan kehancuran di Afghanistan yang melarikan diri dengan nyawa mereka".

Masoud mengumumkan akan membuat film terkait tragedi penembakan di Christchurch itu di Cannes, tempat perusahaan penghasil Acamedia mencari para pemain.

"Di Christchurch, pada 15 Maret, dunia menyaksikan kejahatan yang tak terkatakan terhadap kemanusiaan. Kisah yang akan disampaikan Hello, Brother kepada hadirin hanyalah satu langkah dalam proses penyembuhan, sehingga kita semua dapat lebih memahami satu sama lain, dan akar penyebab kebencian, rasisme, supremasi, dan terorisme," papar Masoud.

 

2 dari 2 halaman

Sosok Muslim Berpengaruh Dunia No. 31

Sebelumnya, Masoud adalah salah satu produser Clash, yang disutradarai oleh Mohamed Diab, sebuah studi tentang kelompok yang dikurung dalam sebuah van polisi setelah protes terhadap presiden Mesir saat itu Mohamed Morsi.

Karya itu terpilih dalam kategori Un Certain Regard section di festival film Cannes 2016 dan memperoleh serangkaian ulasan yang mengagumkan, termasuk dari Peter Bradshaw (Guardian).

Di luar pembuatan film, Masoud adalah seorang penulis dan aktivis yang produktif, saat ini berada di No 31 dalam daftar Muslim yang berpengaruh. Dia menambahkan bahwa dia ingin "menyatukan orang-orang di seluruh dunia untuk membahas hari itu dan melanjutkan dialog positif untuk masa depan berdasarkan saling pengertian yang tulus".

Â