Liputan6.com, California - Dalam 28 hari terakhir, wilayah Yellowstone di Wyoming, Amerika Serikat, telah dilanda 73 gempa bumi. Semua tremor itu relatif kecil dengan getaran terbesar tercatat 2,6 skala Richter (SR) pada 29 April.
Namun, sejak awal Mei, lindu muncul lebih sering, dengan 10 gempa terjadi sejak Senin kemarin, menurut pemantauan dari US Geological Survey (USGS).
Meskipun kekuatan gempa melemah, namun para ahli memperingatkan agar orang-orang tidak hanya berfokus pada kekuatan gempa di sekitar gunung berapi, tetapi lebih pada kuantitasnya.
Advertisement
Profesor Geologi dari Portland State University, Emeritus Scott Burns, mengatakan bahwa serentetan getaran kecil di sekitar gunung berapi Yellowstine National Park biasanya menandakan magma dan gas yang ada di bawah permukaan taman nasional ini mulai menavigasi keluar.
"Jika Anda melihat kawanan gunung berapi yang ada di bawah sana masih aktif, maka hipotesisnya yaitu magma di titik tersebut juga sedang bergerak," ujarnya, seperti dikutip dari Express.co.uk, Kamis (16/5/2019).
Namun, Jamie Farrell dari University of Utah di Salt Lake City, percaya bahwa gempa ini hanyalah bagian dari siklus alami untuk gunung berapi di Yellowstone National Park.
"Rentetan gempa bumi cukup umum di Yellowstone. Tidak ada indikasi bahwa gempa-gempa ini terkait dengan magma yang bergerak melalui kerak dangkal," paparnya.
Semburan Geyser
Kenaikan intensitas gempa juga disertai dengan letusan tiba-tiba di air mancur panas (geyser) Ledge.
Ledge Geyser, yang merupakan geyser terbesar kedua di Norris Geyser Basin, tidak menunjukkan aktivitas apa pun selama tiga tahun sebelum meletus pada 28 April.
Geyser seperti yang ada di Yellowstone, meletus setiap kali air dan uap terperangkap di tempat yang jauh di bawah semburan geyser.
Campuran air dan uap membentuk tekanan, sampai ini menemukan jalannya ke permukaan di mana aliran tinggi air panas yang mendidih menyembur ratusan kaki di udara.
Para ahli kini terus menganalisis geyser tersebut untuk mencari tahu apakah air mancur panas ini mengindikasikan segala jenis erupsi di Yellowstone.
Advertisement
Bencana Mengerikan
Jika gunung berapi Wyoming yang ada di Yellowstone National Park meletus, diperkirakan 87.000 orang di dekatnya bisa terbunuh dan dua pertiga wilayah AS tidak dapat dihuni.
Semburan besar abu ke atmosfer akan menghalangi sinar matahari dan secara langsung mempengaruhi kehidupan di kawasan di bawahnya.
Letusan masif tersebut juga diprediksi 6.000 kali lebih kuat dari letusan Gunung St Helens di Washington yang meletus pada tahun 1980 dan menewaskan 57 orang, mengendapkan abu di 11 negara bagian yang berbeda dan lima provinsi di Kanada.
Apabila Wyoming meletus, maka perubahan iklim pun tercipta karena gunung berapi ini akan memuntahkan sejumlah besar sulfur dioksida ke atmosfer, yang dapat membentuk aerosol belerang yang memantulkan dan menyerap sinar matahari.