Sukses

Melihat Keindahan Kawah Bulan dan Planet dari Bidikan Kamera 81 Megapixel

Berikut penampakan kawah Bulan dan planet dari bidikan kamera beresolusi 81 megapixel.

Liputan6.com, Jakarta - Fotografer amatir antariksa, Andrew McCarthy, mengabadikan ratusan ribu foto Bulan dengan bidikan kamera 81 megapiksel, dalam sebuah proyek yang dilakukan sejak 7 Mei 2019, dan berlanjut hingga 30 hari berikutnya.

Karyawan di sebuah perusahaan perangkat lunak yang berbasis di Sacramento, California itu mengambil gambar Bulan setiap hari selama satu bulan penuh.

Dari ratusan ribu potret satelit alami Bumi ini, hanya satu yang kemudian ia unggah ke akun Instagram dan Reddit pribadinya.

"Saya mengambil foto sebanyak mungkin, menggunakan dua kamera dan teleskop yang ditempelkan ke mouse pelacak yang mengimbangi perputaran bumi," kata Andrew kepada BBC, yang dikutip oleh Liputan6.com pada Minggu (26/5/2019).

Unggahannya juga mencakup kemampuan bagi pengguna lain untuk memperbesar untuk melihat masing-masing kawah Bulan.

"Saya suka mem-posting di berbagai komunitas untuk memperkenalkan orang baru pada hobi ini," ujarnya, "Apa yang saya sukai mungkin berbeda dengan apa yang disukai orang lain. Saya suka hal-hal yang 'berbau' angkasa luar," imbuhnya lagi.

Satu foto khususnya, yang ia unggah pada 25 Februari, adalah salah satu gambar yang paling populer dari potret-potret Bulan lainnya, dan bahkan diambil oleh media di Rusia dan India.

Lantas, bagaimana seorang individu atau fotografer amatir bisa meningkatkan gambar Bulan dan planet yang mereka bidik?

 
 
 
View this post on Instagram

Not many people realize Jupiter is visible during broad daylight. This was taken long after the sun had risen. I could even see the moons. I posted a new video to my YouTube channel showcasing the transit- make sure you follow the link in my bio to subscribe if you haven't already! My next video will be a tutorial for how you can take some shots like this yourself! . . . . . . #orion #skywatcher #skywatchertelescope #oriontelescopes #astrophotography #astronomy #nightphotography #space #sacramento #nightphotography #sacramentophotographer #amateurastronomy #amateurastrophotography #amateurastronomer #spacenerd #cosmos #astro #starrynight #nightshooters #ZWO #telescope #astrophotographer #stargazers #deepspace #lunar #moon #jupiter #io #transit

A post shared by Andrew McCarthy (@cosmic_background) on

Andrew mengakui bahwa foto yang diambil oleh ponsel tidak begitu bagus.

"Saran saya adalah masuk ke forum, komunitas, dan mengambil kiat dari sana," pungkas Andrew yang sudah diperkenalkan tentang astronomi dan teleskop bintang oleh ayahnya ketika ia masih kecil.

 

2 dari 3 halaman

Pria Australia Abadikan Momen Langka Saat ISS Melintas Tepat di Depan Bulan

Cerita lain datang dari Negeri Kanguru. Seorang astronom amatir Australia mengambil gambar menakjubkan dari Stasiun Antariksa Internasional (ISS) yang melintas di depan Bulan. Membutuhkan waktu delapan tahun untuk menangkap momen langka tersebut.

Ken Lawson, dari Geraldton di Australia bagian barat, sudah menggandrungi dunia astronomi dan fotografi sejak kecil. Pada 14 Maret 2019 kemarin, ia berhasil membidik ISS yang lewat di antara Bumi dan Bulan, dalam cahaya yang sempurna, serta hanya bermodalkan kamera dan teleskop sederhana.

"Memotret ISS adalah salah satu impian saya," akunya kepada Guardian Australia, yang dikutip pada Kamis, 28 Maret 2019. "Saya melihat seseorang melakukannya bertahun-tahun yang lalu dan saya pikir, saya juga bisa melakukannya. Butuh sekitar delapan tahun untuk mendapatkan momen tersebut. Ini mirip dengan gerhana matahari total."

"Anda harus berada di jalur yang benar. Hanya lima menit dari rumah saya. Tetapi saya harus menunggu delapan tahun agar hal itu bisa terjadi," jelasnya.

ISS hanya memiliki panjang 100 meter dan lebar 72 meter, mengorbit 300 km hingga 435 km di atas Bumi, dan bergerak dengan kecepatan 27.600 km/jam sehingga membuatnya sangat sulit untuk difoto.

Jika dilihat dari Bumi, hanya dibutuhkan 0,3 detik untuk melintasi Bulan. Tetapi Lawson mengatakan, setiap astronom amatir bisa memanfaatkan alat yang dia miliki untuk mengambil gambar ISS, bahkan kamera Canon 5D Mark IV dan teleskop manual delapan inci.

"Ini jenis kamera dan teleskop seharga 500 dolar AS," katanya. "Tidak ada yang spesial."

Lawson menambahkan, ia senang dengan reaksi publik terhadap fotonya, dan sudah merencanakan untuk melakukan proyek berikutnya.

"Selalu ada objek lain. Beberapa di antaranya terletak jauh di langit. Sejumlah orang umumnya memotret ISS ketika stasiun ini berada di hadapan matahari," pungkasnya.

Di satu sisi, Lawson menceritakan bahwa kegemarannya di dunia fotografi tak lepas dari sang ayah yang juga merupakan fotografer. Kamar tidur Lawson dahulunya adalah kamar gelap ayah dia.

"Pada sekitar umur delapan tahun, saya melihat gambar Saturnus yang berbayang (blur) pertama saya dan saya terpikat akan astronomi sejak itu," kenangnya menutup.

 

3 dari 3 halaman

Ambil Bidikan

Stasiun Angkasa Luar Internasional diluncurkan pada tahun 1998 dan merupakan wahana buatan manusia terbesar di antariksa. ISS pertama kali ditinggali oleh astronaut pada November 2000 dan terus dihuni sejak saat itu.

ISS mengitari Bumi setiap 92 menit, dengan kecepatan sekitar 28.000 kilometer per jam, yang berarti mengorbit bumi sekitar 15 kali sehari.

Meskipun sering mengelilingi Bumi, namun memotret ISS di hadapan rembulan dan dalam kondisi pencahayaan yang tepat, membutuhkan waktu tak sebentar agar momennya pas.

Lawson mengambil foto ISS menggunakan kamera digital Canon 5D pada teleskop manual Dobsonian 8 inci.

Ia mengatakan, meskipun harus menanti selama bertahun-tahun, mengambil gambar ISS menjadi pengalaman tersendiri baginya.

"Cuaca terlihat berawan, sebelum dan sesudah saya membidik ISS, dan saya stres melihat cuaca seperti itu sepanjang waktu, tapi untungnya cuacanya sempurna," tandasnya.

Video Terkini