Liputan6.com, Wellington - Kepala Kementerian Keuangan Selandia Baru mengatakan bahwa situs web kementeriannya telah diserang sebanyak 2.000 kali dalam dua hari. Mengatakan pada Rabu, 29 Mei 2019, ia menyebut pelaku peretasan tengah mencari akses ke perincian anggaran, sehari setelah partai oposisi Negeri Kiwi membocorkan rincian rencana ekonomi.
"Kami mengidentifikasi berbagai upaya terus-menerus untuk mendapatkan akses tidak sah ke sistem kami, khususnya informasi terkait anggaran," kata Menteri Keuangan Selandia Baru Gabriel Makhlouf kepada Radio Selandia Baru sebagaimana dikutip dari Channel News Asia pada Rabu (29/5/2019).
Advertisement
Baca Juga
Makhlouf tidak menyebutkan dari mana peretasan tersebut datang, ia hanya menyebut serangan itu disengaja dan "tidak sekali, tidak dua kali tetapi lebih dari 2.000 kali".
Kebocoran informasi anggaran telah memicu kehebohan, karena Perdana Menteri Jacinda Ardern telah berjanji akan merombak pendekatan anggaran dengan menggunakan rekening negara.
Kepolisian Selandia Baru tengah menyelidiki kasus ini.
Â
Oposisi Pemerintah Mengungkap Anggaran
Sementara itu pada Selasa, 28 Mei 2019 oposisi Partai Nasional telah mengungkapkan apa yang dikatakannya sebagai rincian anggaran pemerintah. Mereka mencemooh data tersebut, menyebutnya "berputar tanpa substansi". Langkah itu dipimpin oleh pemimpin Partai Nasional Simon Bridges.
"Partai Nasional (yang tengah menjadi oposisi) telah bertindak sepenuhnya dengan tepat," kata Bridges kepada wartawan di Wellington.
"Kami tidak melakukan apa pun yang ilegal. Tidak ada peretasan untuk mendapatkan informasi yang kami peroleh."
Bridges mengatakan pada Selasa bahwa anggaran akan meningkatkan pembelanjaan pertahanan, kehutanan dan bantuan internasional, yang menurutnya berada di luar misi "kesejahteraan" yang sebelumnya dikatakan akan menjadi fokus Ardern.
Menteri Keuangan Grant Robertson mengatakan beberapa rincian Bridges salah, tanpa menentukan yang mana, dan bahwa dia telah meminta Partai Nasional untuk berhenti merilis rincian sebelumnya.
Hingga saat ini Bridges masih menolak untuk mengatakan bagaimana ia memperoleh perincian anggaran.
"Saya tidak akan mengatakan apa pun yang mengungkapkan dari mana informasi itu berasal," kata Bridges. "(Tidak ada) peretasan atau mendapatkan ini dengan peretasan di bawah definisi apa pun."
Advertisement
Selandia Baru Pimpin Dunia untuk Pemberantasan Ekstremisme Online
Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern akan menjamu para pemimpin dunia lainnya, dan juga para pemimpin teknologi terkemuka, untuk meluncurkan inisiatif baru yang ambisius guna mengekang ekstremismeonline, Rabu ini.
Inisiatif tersebut, yang dikenal sebagai "Christchurch Calling", didorong oleh Ardern setelah seorang penganut supremasi kulit putih menembak mati 51 orang dalam sebuah pembantaian di dua masjid di Christchurch, 15 Maret lalu.
Dikutip dari Channel News Asia, para negara partisipan diminta untuk berkomitmen pada janji menghapus konten teroris dan ekstremisme di media sosial dan platform online lainnya.
Pertemuan politik akan berjalan paralel dengan inisiatif besutan Macron bernama Tech for Good, yang akan mempertemukan 80 kepala teknologi di Paris untuk menemukan cara inovatif untuk bekerja demi kebaikan bersama.
KTT itu digelar karena ada kesadaran yang berkembang bahwa penyalahgunaan media sosial oleh para ekstremis saat ini harus dilawan, setelah penyerang Christchurch menyiarkan rekaman langsung di Facebook dari kamera yang dipasang di ujung senapan.
Ardern telah menjadi kekuatan pendorong di belakang KTT Paris setelah tragedi itu.
Dia mendapatkan perhatian dan rasa hormat internasional yang besar, karena menjangkau komunitas Muslim di negaranya dan bersumpah akan melakukan penumpasan besar-besaran terhadap konten ekstremisme.
Para pemimpin penting lainnya yang hadir termasuk Raja Yordania Abdullah II, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Perdana Menteri Inggris Theresa May dan ketua Komisi Uni Eropa Jean-Claude Juncker.
Tokoh terkemuka dari jaringan teknologi dan sosial juga akan hadir, terutama pendiri dan kepala eksekutif Twitter, Jack Dorsey, yang juga akan melakukan pembicaraan bilateral dengan Ardern.Â