Liputan6.com, Jakarta - Smartphone atau ponsel pintar kini sudah merambah di banyak kalangan masyarakat. Setiap orang umumnya punya satu ponsel pintar pada hari ini. Sebagian besar dari mereka bahkan mengaku 'tidak bisa hidup tanpa perangkat ini'.
Meski segala kemudahan dihadirkan oleh ponsel pintar, hanya dengan sentuhan jari, namun alat komunikasi tersebut rupanya dianggap membahayakan kehidupan kita sebagai manusia.
Baca Juga
Lalu, apa saja tanda-tanda bahwa ponsel pintar sudah mulai menghancurkan kita sebagai individu? Berikut 5 di antaranya, sebagaimana dikutip dari List Verse, Jumat (31/5/2019).
Advertisement
1. Orang Terkasih Tak Lagi Kasih Perhatian Kepada Anda
Istilah ini dikenal sebagai phubbing. Menitikberatkan fokus pada ponsel dan bukannya membangun obrolan secara romantis dengan pasangan Anda adalah sebuah masalah besar.
Smartphone yang Anda gunakan seharusnya mampu menyatukan orang dan membuat dunia lebih terhubung. Tapi sering juga perangkat itu bisa merenggangkan relasi orang.
Contohnya saja ketika kumpul bersama teman-teman, Anda lebih mementingkan bermain bersama ponsel atau aktif di media sosial ketimbang terlibat dalam percakapan langsung.
Perumpamaan lain misalnya, ketika orang yang mencintai Anda ingin berbincang empat mata dengan Anda tetapi Anda tidak mampu lepas dari ponsel, maka sadarilah bahwa mereka akan merasa tidak senang.
Jika Anda tidak bisa meluangkan waktu dan perhatian untuk orang-orang terdekat dalam lingkungan Anda, mereka akan merasa tidak puas dan muncul rasa iri terhadap ponsel. Jika demikian, berhati-hatilah, hubungan Anda bisa dalam masalah besar.
Advertisement
2. Tak Bisa Tidur Nyenyak
Berapa kali tidur Anda terganggu karena sebelum terpejam, Anda masih saja memeriksa berita, email, atau media sosial? Atau mungkin Anda ingin menyelesaikan gim yang membuat Anda adiktif? Semua aplikasi tersebut 'mencuri jam tidur Anda'.
Ketahuilah bahwa ketika Anda pergi tidur, telepon Anda juga harus demikian. Tetapi hal tersebut tampaknya tidak pernah terjadi.
Sebelum Anda menyadarinya, smartphone kembali memegang kendali dan menghibur Anda dengan beragam informasi, menyeret Anda kembali dalam kelelahan dan larut malam.
3. Takut Kehilangan Akses
Nomophobia adalah ketakutan akan kehilangan akses ke smartphone, misalnya saja ketika ponsel Anda kehabisan daya baterai dan mati, kehilangan atau susah sinyal, dan raibnya ponsel itu sendiri.
Penelitian mengungkapkan empat sumber utama yang menyebabkan rasa takut ini: ketidakmampuan untuk berkomunikasi, kehilangan koneksi, kehilangan akses ke informasi, dan kehilangan rasa nyaman.
Pada dasarnya, Anda sudah kecanduan. Ponsel Anda memberi Anda akses ke orang yang Anda cintai dan bisa menjadi jalan keluar untuk semua masalah Anda.
Kehilangan semua kemampuan seperti itu menyebabkan munculnya ketakutan pada diri Anda. Anda lalu merasa sendirian.
Tiga puluh delapan persen remaja Amerika yang disurvei mengatakan, mereka tidak bisa hidup satu hari pun tanpa smartphone mereka. Tujuh puluh satu persen mengatakan hal yang sama, namun rentang waktunya sekitar satu minggu.
Advertisement
4. Kurang Membaca Buku
Pada era serba modern ini, semua pemegang ponsel pintar selalu mencari jawaban dari sebuah pertanyaan dengan memanfaatkan Google. Ingatkah Anda berapa kali dalam sehari Anda mengakses mesin pencarian raksasa ini?
Bandingkan dengan masa lalu. Anda masih perlu berbincang dengan seorang ahli, pergi ke perpustakaan dan membaca buku, atau bereksperimen dan mencari tahu sendiri.
Semua pekerjaan ini mungkin akan meninggalkan kesan abadi di benak Anda dan membuat jawabannya sulit untuk dilupakan.
Dewasa ini, informasi begitu mudah diperoleh sehingga menemukannya bukan lagi sebuah 'petualangan'. Anda sekarang punya ponsel pintar dengan akses Internet untuk menanganinya.
Namun apa yang terjadi, ketika Anda terpisah dari smartphone Anda dan benda ini tidak mampu membantu Anda ketika Anda membutuhkan informasi?
5. Tidak Bisa Berbincang Langsung dengan Orang Lain
Dahulu, orang-orang akan berinteraksi satu sama lain melalui komunikasi tatap muka. Dengan keintiman dan ikatan yang dihasilkan oleh kontak sosial semacam itu, mereka dapat terhubung satu sama lain dan membangun relasi yang kuat.
Seiring waktu berjalan, teknologi telah menjadi perantara dalam percakapan kita, baik melalui email, aplikasi perpesanan, pesan teks, atau media sosial.
Dalam banyak situasi, orang tidak lagi berkomunikasi secara langsung satu sama lain --secara nyata. Penggunaan smartphone telah dikaitkan dengan kesepian dan rasa malu pada individu.
Sulit ketika Anda merasa kesepian dan menginginkan interaksi dengan orang lain, namun Anda terlalu malu untuk benar-benar melakukan kontak itu.
Sebuah studi yang dilakukan terhadap 414 mahasiswa di China menunjukkan bahwa semakin seseorang merasa kesepian dan jadi sosok pemalu, maka semakin besar pula kemungkinan ia kecanduan pada smartphone-nya.
Advertisement