Sukses

Bak Kembang Api, Penampakan Alam Semesta dari Sinar-X Dirilis NASA

NASA merilis penampakan alam semesta yang dilihat melalui sinar-X. Seperti apa wujudnya?

Liputan6.com, Jakarta - Para peneliti NASA telah meluncurkan foto peta terbaru alam semesta dari teleskop 'pemburu' bintang neutron yang ada di Stasiun Angkasa Luar Internasional. Gambar tersebut berupa sinar-X.

Potret yang diunggah pada 30 Mei 2019 ke situs web NASA tersebut menunjukkan bentuk kosmos yang terekspos dalam balutan cahaya sinar-X berenergi tinggi.

Sinar-X adalah salah satu bentuk cahaya paling energetik di alam semesta. Sinar ini dipancarkan ke antariksa oleh beberapa objek paling ekstrem di jagat raya, termasuk ledakan supernova yang kuat, bintang neutron yang melahap gas, dan lubang hitam supermasif yang menyedot materi-materi dengan kecepatan mendekati cahaya.

Mata manusia tidak dapat melihat aliran-aliran cahaya yang melengkung di sekitar kosmos, sebab penglihatan kita terbatas. Tetapi observatorium sinar-X khusus NASA di atas Stasiun Angkasa Luar Internasional dapat melakukannya.

Dikenal sebagai Neutron Star Interior Composition Explorer (NICER), misi utama teleskop ini adalah mempelajari pulsar -- bangkai bintang-bintang yang runtuh yang berputar dengan kecepatan sangat tinggi, yang berdenyut dengan cahaya berenergi besar saat mereka berputar di alam semesta.

Alam Semesta dari sinar-X. (NASA)

Para peneliti tidak hanya berharap dapat mengetahui elemen-elemen apa yang terkandung dalam jasad-jasad bintang itu, tetapi mereka juga ingin menggunakannya sebagai titik arah yang dapat membantu satelit untuk menavigasi dirinya sendiri dengan pilot otomatis, semacam sistem GPS galaksi, demikian menurut keterangan NASA yang dikutip dari Live Science pada Minggu (2/5/2019).

2 dari 3 halaman

Hanya Secuil

Saat memindai angkasa yang penuh dengan pulsar terdekat Bumi, NICER juga menemukan beberapa sumber kuat sinar-X lainnya, termasuk cahaya sisa supernova yang relatif baru. 

"Kami mengungkapkan Cygnus Loop, sebuah supernova yang tersisa sekitar 90 tahun cahaya dan diperkirakan berusia 5.000 hingga 8.000 tahun," kata Keith Gendreau, penyelidik utama NICER di Goddard Space Flight Center di Maryland, mengatakan dalam pernyataan NASA.

Meski demikian, peta baru alam semesta tersebut hanya mewakili hasil kerja selama 22 bulan pertama pengamatan NICER yang mengorbit sejak Juni 2017. NASA memperkirakan masih ada banyak sekali misteri tentang bintang yang bersembunyi di luar pandangan manusia.

3 dari 3 halaman

Pertama dalam Sejarah, Foto Alam Semesta Paling Rinci Diekspos ke Publik

Tim astronom gabungan dari NASA, ESA, University of California (Santa Cruz), University of Connecticut, Leiden University, University of Geneva dan Hubble Legacy Field berhasil menciptakan foto baru alam semesta.

Gambar baru tersebut, yang dirilis pada 2 Mei, dikenal sebagai "Hubble Legacy Field". Potret itu mewakili pandangan paling komprehensif tentang jagat raya hingga saat ini, menyatukan lebih dari 7.500 pengamatan Teleskop Angkasa Luar Hubble yang diambil selama 16 tahun.

Gambar komposit akhir ini berisi sekitar 265.000 galaksi. Banyak di antaranya berada di jarak yang sangat jauh dari Bumi, sehingga cahaya mereka membutuhkan miliaran tahun untuk mencapai pandangan Hubble.

"Foto yang satu ini berisi sejarah penuh dari pertumbuhan galaksi di alam semesta, dari masa ketika masih 'bayi' hingga tumbuh menjadi dewasa," kata Garth Illingworth, seorang astronom di University of California, yang dikutip dari Live Science, Selasa, 7 Mei 2019.

Proyek untuk membuat gambar alam semesta dimulai pada tahun 1995, ketika tim astronom tersebut memutuskan untuk memusatkan perhatian Hubble pada secarik ruang yang tampak gelap pekat, selama 10 hari berturut-turut.

Dari kegelapan itulah, dunia muncul. Foto yang dihasilkan --sekarang disebut "Hubble Deep Field"-- mengungkapkan ribuan galaksi yang belum pernah terlihat sebelumnya di alam semesta.

Beberapa di antaranya bersinar dengan cahaya yang berasal dari jagat awal. Mempelajari galaksi-galaksi yang jauh seperti ini, memberikan petunjuk kepada para ilmuwan tentang bentuk kosmos ketika cahaya-cahaya itu pertama kali berkedip, pada miliaran tahun yang lalu.