Liputan6.com, Jakarta - Ketika umat Islam di seluruh dunia mengucapkan 'selamat jalan Ramadan', maka itulah saat ketika mereka bersiap untuk menyambut Idul Fitri, hari raya Muslim yang menandai akhir Bulan Suci.
Tahun ini, sebagian besar negara merayakan Idulfitri pada tanggal 5 Juni, namun ada pula yang menjalankannya pada 4 Juni, tergantung pada penglihatan hilal atau Bulan sabit muda di lokasi masing-masing.
Arab Saudi, Kuwait, Qatar, dan Uni Emirat Arab berlebaran pada Selasa, sedangkan Mesir, Suriah, Yordania, Indonesia, Jepang, Malaysia, Thailand, Pakistan dan Australia memulai pada Rabu. Demikian seperti dikutip dari Al Jazeera, Selasa (4/6/2019)
Advertisement
Apakah Idul Fitri itu?
Dalam kamus KBBI, Idulfitri berarti hari raya umat Islam yang jatuh pada tgl 1 Syawal setelah selesai menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadan.
Secara tradisional, Idul Fitri dirayakan selama dua hari dan ditetapkan sebagai libur nasional di semua negara yang mayoritas penduduknya adalah Muslim.
Bagaimana awal lebaran ditentukan?
Seperti Ramadan, Idul Fitri dimulai dengan penampakan pertama Bulan baru atau hilal. Jadi biasanya, umat Islam harus menunggu sampai malam sebelum Idulfitri, untuk memverifikasi tanggalnya. Jika hilal tidak terlihat, maka puasa Ramadan akan dibulatkan penuh menjadi 30 hari dan Idul Fitri jatuh tepat sehari setelah puasa usai.
Penanggalan Idul Fitri berubah setiap tahun pada kalender Gregorian dan bervariasi dari satu negara ke negara lain, bergantung pada lokasi geografis.
Untuk mendeklarasikan awal Idul Fitri, negara-negara mayoritas Muslim bergantung pada kesaksian para pengamat Bulan lokal. Pengadilan Tinggi Yudisial kemudian memutuskan apakah Idul Fitri sudah tiba atau belum.
Ketika penampakan hilal sudah dikonfirmasi, maka Idul Fitri harus diumumkan ke publik, entah itu melalui televisi, stasiun radio, atau di masjid-masjid setempat.
1. Cara Umat Islam Merayakan Idul Fitri
Muslim di seluruh dunia memulai perayaan Idul Fitri dengan melaksanakan salat Id berjamaah. Umumnya, sembahyang dilakukan di tempat terbuka seperti lapangan atau alun-alun, aula, hingga masjid besar.
Setelah salat Id, jemaah saling bersalam-salaman. Mereka kemudian menghabiskan hari dengan mengunjungi kerabat dan tetangga. Anak-anak biasanya mengenakan pakaian baru, dengan hadiah dan uang yang diberikan dari saudara.Â
Namun sebelum merayakan Idul Fitri, seluruh Muslim dewasa diwajibkan membayar zakat fitrah sesuai kemampuan dan tanggungan mereka masing-masing.Â
Selain itu, di beberapa negara, ada yang memeriahkan Idul Fitri dengan takbir keliling, pawai, atau karnaval. Jalan-jalan raya pun dihiasi lampu warna-warni.
Ada pula sajian kuliner khas Idul Fitri, yang hanya dimasak atau dihidangkan ketika hari raya ini tiba. Contohnya saja kue kering, roti, puding, sampai lontong opor.
Di beberapa negara, sejumlah keluarga mengunjungi makam kerabat atau orangtua yang telah meninggal untuk memberikan penghormatan di hari raya.
Advertisement
2. Salam Idul Fitri yang Umum
Salam paling populer adalah "Eid Mubarak" (Idul Fitri) atau "Eid sa'id", bervariasi tergantung pada negara dan bahasa.
Misalnya, di Indonesia, Idul Fitri disebut lebaran, sehingga orang Indonesia akan mengatakan, "Selamat lebaran", yang berarti selamat Idul Fitri.
Keanekaragaman lain contohnya adalah "Mutlu Bayramlar" dalam bahasa Turki dan "Barka da Sallah" dalam bahasa Hausa, bahasa Nigeria.
3. Tradisi yang Terkait dengan Idul Fitri
Setiap negara memiliki rentetan kebiasaan yang terkait dengan Idul Fitri. Secara umum, umat Islam bersiap untuk melaksanakan salat Id dengan diawali mandi keramas, berdandan dan mengenakan pakaian baru serba putih.
Pakaian adalah penanda penting dalam lebaran. Muslim juga dianjurkan untuk makan sesuatu yang manis sebelum berangkat salat Id, biasanya kurma.
Selama perjalanan menuju tempat salat sejak keluar rumah, mereka juga dianjurkan untuk membaca kalimat takbir "Allahu akbar", yang berarti Tuhan Maha Besar.
Tradisi lain yakni orang dewasa atau orang tua yang membagikan uang tunai pecahan kecil kepada bocah-bocah.
Advertisement