Liputan6.com, Fiji - Sepasang suami dan istri asal Amerika Serikat yang berlibur di Fiji meninggal secara tiba-tiba setelah masing-masing dari mereka terkena penyakit misterius.
Pasangan asal Texas tersebut, Michelle dan David Paul, tiba di negara kepulauan tersebut pada sekitar 22 Mei, menurut NBC News.
Baca Juga
Meskipun Paul dan istrinya berada dalam keadaan sehat sebelum pergi ke Fiji, namun berdasarkan laporan berita, mereka mulai mengalami gejala aneh begitu tiba di sana dalam beberapa hari, termasuk muntah, diare dan tangan mati rasa.
Advertisement
Paul dan Michelle awalnya sempat mendapat perawatan medis di rumah sakit setempat, sebelum akhirnya diperbolehkan keluar. Namun alih-alih membaik, kondisi mereka justru kian memburuk.
Pada 25 Mei, keluarga Michelle dan Paul di Amerika Serikat menerima kabar dari otoritas Fiji bahwa pasangan ini telah meninggal. Pihak famili juga diberitahu bahwa Paul sebelumnya kritis dan rumah sakit berencana untuk menerbangkan ke Australia agar mendapat penanganan serius.
Tetapi nyawanya tak bisa diselamatkan sebelum ia dan istri bisa tiba di Negeri Kanguru. Menurut keluarga mereka, ada beberapa indikasi bahwa Paul dan Mischelle mungkin telah tertular beberapa jenis virus, lappor ABC News yang dikutip dari Live Science, Rabu (5/6/2019).
"Mereka (dokter dan perawat) tahu ada sesuatu yang salah di dalam tubuh Paul dan Michelle," ujar Tracey Calanog, saudara ipar Michelle.
Kini, kematian suami dan istri tersebut sedang diselidiki oleh Kementerian Kesehatan dan Layanan Medis Fiji.
"Meskipun mereka diberikan perawatan medis sebagai standar perawatan, namun penyakit mereka semakin memburuk. Walaupun sudah dilakukan upaya terbaik, mereka akhirnya meninggal dalam beberapa hari," ucap Kementerian Kesehatan dalam sebuah pernyataan.
Untuk membantu investigasi, U.S. Centers for Disease Control and Prevention mengatakan mereka akan menguji spesimen dari pasangan tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada kabar terkait diagnosis dokter dan penyebab tewasnya Paul dan Michelle.
Waspada Penyakit Misterius Baru yang Mengancam Dunia
Terlepas dari kasus kematian dua pasangan suami-istri di atas, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencantumkan Disease X ke dalam daftar penyakit yang mengancam kesehatan masyarakat di dunia. Keputusan (yang baru dirilis dua minggu lalu) tersebut merupakan hasil pertemuan para ahli virologi, bakteriologi, dan ahli penyakit menular di markas besar WHO di Jenewa, Swiss, pada awal Februari 2018.
Disease X bukanlah patogen (bakteri yang menyebabkan infeksi) yang baru diidentifikasi. Ini adalah penyakit yang dipicu mutasi biologis dan diperkirakan akan menjadi ancaman global di masa depan. Hal ini membuat ilmuwan dunia terkejut karena Disease X menyebar dengan cepat.
Disease X adalah malapetaka penyakit yang belum pernah dilihat orang.
"Disease X dapat disebabkan oleh patogen yang saat ini tidak diketahui," menurut keterangan dari WHO, dilansir dari Telegraph, Selasa (13/5/2018).
Yang dikhawatirkan, Disease X bisa dimanfaatkan sebagai senjata biologis. Senjata biologis adalah senjata yang menggunakan patogen (bakteri, virus, atau organisme penghasil penyakit lainnya) sebagai alat untuk membunuh, melukai, atau melumpuhkan musuh.
Senjata biologis telah digunakan sejak abad pertengahan. Amerika Serikat dan Uni Soviet mengeksplorasi pengembangan senjata biologis selama Perang Dingin. Kedua negara terus mempertahankan senjata biologis dari patogen yang mematikan, termasuk virus cacar.
Hewan ternak termasuk salah satu sumber penularan Disease X. Kelompok hewan ternak (ayam, babi dan unta) menularkan penyakit zoonosis--penyakit menular yang ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya, seperti flu burung.
Mereka dapat tertular virus, yang kemudian menyebarkannya ke manusia. Apalagi virus dan bakteri terus bermutasi dan bergerak cepat dari satwa liar ke peternakan hewan. Virus bisa disebarkan oleh kutu, tapi penyebaran paling cepat melalui udara.
Disease X juga bisa bermutasi dari penyakit hewan, misal avian influenza (flu burung) atau demam pada babi Afrika. Patogen baru akan berpindah dari hewan ke manusia.
Saat kita bertani, menambang, dan menjelajah lokasi yang paling terpencil di planet ini, maka semakin besar kemungkinan kita berhubungan dengan serangga hewan yang belum diketahui. Disease X pun akan menjangkit manusia.
Advertisement
Beragam Penyakit Serang 72 Orang yang Berenang di Kolam Perkemahan di AS
Sebelumnya pada tahun lalu, sebanyak puluhan orang dilaporkan menderita sakit akibat parasit yang ditularkan melalui air di kolam sebuah bumi perkemahan di negara bagian Minnesota, Amerika Serikat.
Pejabat Departemen Kesehatan Minnesota (MDH) mengonfirmasi pekan lalu bahwa tiga orang dinyatakan positif menderita penyakit yang disebabkan oleh cryptosporidiosis, setelah mengunjungi Shades of Sherwood Campground di Zumbrota.
Dikutip dari Time.com pada Minggu, 12 Agustus 2018, sebanyak satu orang juga diuji positif terkena bakteri E. coli.
Dalam pembaruan informasi yang diunggah pada Jumat 10 Agustus, para pejabat MDH mengatakan mereka telah mengidentifikasi 72 orang dengan gejala konsisten terkena cryptosporidiosis atau E. coli, meskipun sebagian besar penyakit ini belum dikonfirmasi laboratorium.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), cryptosporidiosis biasanya dideteksi pada seseorang setelah menelan air, disengaja atau tidak sengaja, yang terkontaminasi parasit terkait, di mana biasanya ditemukan di air tawar, baik di kolam buatan ataupun alami seperti saluran air dan danau.
Gejala yang ditimbulkan oleh parasit ini adalah diare berair, kram perut, mual, demam, dan muntah, di mana biasanya berlangsung satu hingga dua pekan.
Berbagai penyakit tersebut bisa menjadi serius atau fatal bagi mereka yang sistem kekebalannya terganggu, kata CDC.
Hingga saat ini, otoritas kesehatan setempat menganjurkan siapapun yang mengalami gejala-gejala penyakit seperti di atas, untuk segera melakukan pemeriksaan di unit kesehatan terdekat.
Pemerintah negara bagian Minnesota berjanji akan memberikan insentif biaya untuk mereka yang mengalami kasus penyakit tertentu akibat tertular cryptosporidiosis.