Sukses

Jepang Berencana Ganti Penggunaan Energi Fosil ke Nuklir

Jepang menghadapi tugas mendesak untuk mengurangi emisi karbon yang berasal dari layanan umum. Sebab itu semua sangat bergantung pada bahan bakar fosil.

Liputan6.com, Tokyo - Jepang menyerukan upaya lebih jauh untuk memangkas emisi karbon dengan mendorong penggunaan energi terbarukan dan juga energi nuklir, meskipun pernah mengalami krisis pelelehan reaktor nuklir Fukushima tahun 2011.

Dikutip dari laman VOA Indonesia, Minggu (69/6/2019) laporan resmi mengenai energi, yang digunakan kabinet menyebutkan Jepang menghadapi tugas mendesak untuk mengurangi emisi karbon yang berasal dari layanan umum.

Sebab itu semua sangat bergantung pada bahan bakar fosil, untuk mengganti kekurangan energi nuklir yang lebih bersih.

Seruan itu muncul sementara reaktor nuklir Fukushima secara perlahan mulai dioperasikan kembali di tengah-tengah sentimen anti-nuklir sejak krisis Fukushima tahun 2011.

Jepang menginginkan pengembangan lebih lanjut energi terbarukan dan menetapkan target 22 hingga 24 persen sambil mempertahankan penggunaan energi nuklir dengan level yang sama.

Jepang juga bertekad untuk mengurangi emisi karbon 26 persen dari kadar tahun 2013, pada tahun 2030.

 

2 dari 2 halaman

Penggunaan Bahan Bakar Fosil di Jepang Turun 7 Persen

Sejauh ini Jepang telah mencapai pengurangan tujuh persen dan membuat kemajuan tetapi membutuhkan lebih banyak lagi upaya, sebut dokumen itu. Disebutkan pula bahwa biaya energi terbarukan perlu diturunkan.

Sementara energi terbarukan menyumbang 16 persen dari pasokan energi Jepang, energi nuklir masih tetap berada pada level 3 persen pada tahun 2017, dibandingkan dengan target 20 persen hingga 22 persen, sebut dokumen itu.

Batu bara dan gas alam menyumbang 74 persen pasokan energi Jepang.