Sukses

Irak Mulai Identifikasi Jasad Korban ISIS dari Kuburan Massal Yazidi

Irak mulai mengidentifikasi sisa-sisa 141 jasad di kuburan massal Yazidi yang diduga korban ISIS.

Liputan6.com, Baghdad - - Irak akan melakukan uji DNA untuk mengidentifikasi sisa-sisa 141 jasad yang ditemukan di beberapa kuburan massal yang diyakini sebagai warga Yazidi korban pembantaian kelompok ekstremis ISIS.

Kepala Urusan Forensik Irak Zaid al-Yousef mengatakan, sebagaimana dilansir dari VOA Indonesia pada Senin (10/6/2019), penyintas Yazidi membantu menemukan lokasi 12 kuburan massal di Sinjar, di bagian utara Irak.

Irak berupaya menggali sisa-sisa jasad dari kuburan massal itu, yang menjadi bukti kejahatan ISIS ketika menguasai wilayah itu pada tahun 2014-2017. Penggalian dan proses identifikasi itu didukung oleh tim penyelidik khusus PBB.

ISIS tidak mentolerir pemeluk agama lain, termasuk warga Yazidi, kelompok minoritas yang memiliki kepercayaan berbeda dari warga Muslim dan Kristen di wilayah itu.

Para pengikut ISIS mengatakan Yazidi adalah kelompok "murtad" dan membunuh ratusan laki-laki, serta memperbudak ribuan perempuan dan anak-anak. PBB menyebut tindakan ini sebagai genosida.

Kelompok-kelompok Yazidi mengatakan proses penggalian dan identifikasi para korban berjalan terlalu lambat.

"Kami merasa ada yang mengabaikan masalah ini," ujar Ali Khedhir, kepada kantor dewan spiritual Yazidi di desa Lalesh.

Sejak invasi Amerika tahun 2003, Yazidi telah didiskriminasi dan kerap dianiaya oleh kelompok-kelompok ekstrem di wilayah yang memiliki beragam etnis itu. Suku Yazidi berkomunikasi dengan bahasa Kurdi, tetapi mengidentifikasi dirinya sebagai komunitas terpisah.

Banyak warga Yazidi yakin bahwa negara-negara di Arab ikut serta dalam pembantaian terhadap komunitas mereka, dan pejabat-pejabat Irak khawatir penyelidikan di kuburan-kuburan massal itu akan menimbulkan ketegangan dengan tetangga-tetangga mereka, ujar Khedhir.

Ratusan ribu warga Yazidi masih hidup di kamp-kamp di luar Sinjar. Penghancuran rumah mereka dan ketidakamanan masih menyurutkan langkah mereka untuk kembali ke tanah air.

2 dari 3 halaman

200 Kuburan Massal Ditemukan di Irak

200 kuburan massal telah ditemukan di Irak pada November 2018 lalu. PBB menyebut isinya adalah jasad korban kekerasan ISIS.

Sebuah laporan yang dikeluarkan kantor HAM PBB dan Misi Bantuan PBB untuk Irak menyatakan bahwa berdasarkan informasi dari pihak berwenang Irak dan berbagai LSM, makam itu memuat antara 6.000 dan 12.000 jasad.

PBB memperkirakan lebih banyak lagi kuburan semacam itu ditemukan pada masa mendatang.

Hampir separuh kuburan massal itu ditemukan di Provinsi Ninewa, di mana kuburan massal pertama ditemukan pada akhir 2014. Lebih banyak lagi ditemukan sewaktu pasukan keamanan Irak yang didukung serangan udara Amerika merebut wilayah dari kelompok militan itu.

Menurut perkiraan, di Ninewa saja terdapat 4.000 hingga 10.500 mayat. ISIS menguasai daerah itu selama tiga tahun lebih dan menurut PBB, sebagian pertempuran paling sengit dalam konflik di Irak terjadi di sana.

Selain Ninewa, makam serupa juga ditemukan di Provinsi Kirkuk, Salah al-Din dan Anbar.

3 dari 3 halaman

1.300 Jasad Pernah Ditemukan

Sebuah laporan yang dikutip dari VOA Indonesia, pada November 2018 mengatakan bahwa hampir 1.300 jasad telah digali dari sekitar 202 kuburan yang didokumentasikan kala itu.

Proses penggalian itu rumit, memerlukan kehati-hatian kerja untuk melindungi bukti mengenai kemungkinan kejahatan perang dan untuk mengidentifikasi mayat agar dapat diserahkan kepada keluarga mereka.

"Di beberapa daerah di mana ISIS masih aktif, khususnya di provinsi Anbar, Ninewa dan Salah al-Din, keberadaan mereka di sana yang terus menerus dapat menghalangi penyidik untuk mengakses lokasi itu dan melakukan pekerjaan mereka tanpa hambatan," sebut laporan itu.

Laporan itu juga menyatakan keprihatinan mengenai masalah keamanan di beberapa daerah di mana militan tidak lagi aktif. PBB menyatakan berdasarkan pada praktik sebelumnya, bom-bom rakitan diyakini ada di lokasi-lokasi kuburan tersebut.

Video Terkini