Liputan6.com, Dubai - Koalisi pimpinan Arab Saudi melancarkan sejumlah serangan di ibu kota Yaman Sana'a pada hari Kamis. Hal itu terjadi selang satu hari setelah serangan rudal Houthi meledak di Bandara Abha dan melukai 26 orang.
Serangan di Bandara Abha itu secara luas dikutuk dan dijuluki sebagai kejahatan perang oleh koalisi.
Baca Juga
Koalisi pimpinan Arab Saudi bersumpah melakukan respons cepat dan tegas untuk serangan itu.
Advertisement
Pada hari Kamis, Menteri Luar Negeri UEA, Anwar Gargash, mengecam gerilyawan Houthi yang didukung Iran di Yaman.
"Sifat milisi Houthi yang terbelah menjelaskan; memainkan peran lokal ketika menegosiasikan proses politik di Yaman dan boneka serta proksi saat menargetkan warga sipil Saudi. Suatu posisi yang menyulitkan krisis Yaman dan menghalangi pawai menuju perdamaian," kata Anwar Gargash seperti dikutip dari Gulf News, Kamis (13/6/2019).
Detik-Detik Serangan
Houthi menyerang bandara Arab Saudi di Kota Abha yang terletak di bagian barat daya negara itu, kata koalisi pimpinan Negeri Minyak. Aula kedatangan menjadi sasaran penyerangan.
Sebanyak 26 warga sipil dilaporkan terluka akibat insiden itu, sebagaimana diwartakan oleh portal berita daring Al Jazeera. Tiga wanita dan dua anak termasuk di antara yang terluka, dan mereka adalah warga negara Arab Saudi, Yaman dan India. Delapan orang dibawa ke rumah sakit sementara sebagian besar dirawat di lokasi.
Houthi menyerang bandara Arab Saudi di Kota Abha yang terletak di bagian barat daya negara itu, kata koalisi pimpinan Negeri Minyak. Aula kedatangan menjadi sasaran penyerangan.
Sebanyak 26 warga sipil dilaporkan terluka akibat insiden itu, sebagaimana diwartakan oleh portal berita daring Al Jazeera dikutip Kamis 13 Juni 2019. Tiga wanita dan dua anak termasuk di antara yang terluka, dan mereka adalah warga negara Arab Saudi, Yaman dan India. Delapan orang dibawa ke rumah sakit sementara sebagian besar dirawat di lokasi.
Dalam sebuah pernyataan pada Rabu, koalisi Arab Saudi mengatakan sebuah proyektil mengenai aula kedatangan di bandara Abha, menyebabkan kerusakan material.
Dalam pernyataan yang sama, koalisi mengatakan "serangan itu bisa dianggap sebagai kejahatan perang dan membuktikan bahwa Houthi telah memperoleh senjata canggih dari Iran," menambahkan pihaknya berjanji untuk mengambil langkah "segera dan tepat waktu" sebagai respons.
Tidak ada tanggapan segera dari Iran , yang telah membantah mempersenjatai Houthi.
Al Masirah TV yang berafiliasi dengan Houthi melaporkan bahwa pasukan Houthi melancarkan serangan rudal jelajah ke bandara Abha, yang berjarak sekitar 200 km di perbatasan utara dengan Yaman. Lapangan udara yang dimaksud melayani rute domestik dan regional.
Tak Ada WNI Jadi Korban
KJRI Jeddah kepada Liputan6.com mengatakan, tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban serangan.
"Alhamdulillah tidak ada korban dari WNI," kata Satgas perlindungan WNI KJRI Jeddah pada Kamis 13 Juni 2019.
"Tetapi kita terus mengingatkan WNI kita di Abha, Jizan dan Najran agar tetap berhati-hati dan menjaga komunikasi baik itu dengan keluarga, komunitas WNI, dan dengan KJRI Jeddah," lanjut sumber yang sama.
KJRI juga telah mengeluarkan imbauan kepada WNI yang berada dekat dengan lokasi kejadian.
"Diimbau kepada seluruh WNI yang berada di Wilayah Abha dan sekitarnya untuk berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan serta menjaga komunikasi dengan KJRI Jeddah maupun Petugas Pembantu Pelayanan Perlindungan Warga (P4W) di Abha," kata KJRI Jeddah melalui aku Instagram resminya.
Adapun untuk informasi lebih lanjut, KJRI Jeddah dapat dihubungi melalui: Hotline/WhatsApp: +966 50 360 9667. P4W Abha: Sdr. Harun (+966 50 9983 atu +966 55 838 3901). 2 dari 3 halaman
Advertisement
Antisipasi untuk WNI Terkait Serangan Rudal Susulan
KJRI Jeddah juga telah bersiap untuk memberikan perlindungan terhadap WNI jika sewaktu-waktu terjadi serangan rudal susulan yang dilancarkan oleh Houthi.
Kepada Liputan6.com pada Kamis 13 Juni 2019, KJRI Jeddah mengatakan "memberikan mandat kepada Petugas Pembantu Pelayanan Pelindungan WNI (P4W) untuk memberikan bantuan dan sebagai penghubung apabila terjadi serangan-serangan susulan."
"KJRI juga mengontak pihak kepolisian dan Amin Dauli (intelijen) agar memberikan prioritas kepada WNI apabila ada yang terdampak ke depan," kata Pelaksana Fungsi Konsuler 5 KJRI Jeddah, Umar Badarsyah.
Jika sekiranya terjadi eskalasi, KJRI juga akan membuka komunikasi mengenai skenario evakuasi WNI yang berada di dekat lokasi kejadian.
Satgas perlindungan WNI KJRI Jeddah sebelumnya juga telah mengimbau WNI di Kota Abha, Jizan, dan Najran agar tetap berhati-hati. Sumber yang sama juga meminta WNI untuk menjaga komunikasi baik itu dengan keluarga, komunitas WNI, dan dengan KJRI Jeddah.
Adapun untuk informasi lebih lanjut terkait hal ini, KJRI Jeddah dapat dihubungi melalui: Hotline/WhatsApp: +966 50 360 9667. P4W Abha: Sdr. Harun (+966 50 9983 atu +966 55 838 3901).