Liputan6.com, Riyadh - Selang beberapa hari setelah serangan rudal yang melukai 26 orang di Bandara Abha, fasilitas penerbangan Arab Saudi itu kembali diserang --di tengah meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut.
Arab Saudi mengatakan, pasukan pertahanan udaranya mencegat lima pesawat tanpa awak yang diluncurkan oleh Houthi Yaman ke Bandara Abha dan Kota Khamis Mushait, pada Kamis 13 Juni 2019 malam waktu setempat. Serangan itu merupakan yang terbaru di wilayah tersebut.
Baca Juga
"Lalu lintas udara dan wilayah udara di Bandara Abha beroperasi secara normal," kata juru bicara koalisi yang dipimpin Saudi dalam pernyataan yang dirilis oleh Saudi Press Agency, Jumat pagi (14/6/2019).
Advertisement
Sebelumnya, sedikitnya 26 orang terluka setelah Houthi menembakkan rudal ke bandara Abha pada Rabu 12 Juni. Insiden itu menuai tanggapan keras dari Riyadh yang berjanji untuk mengambil "tindakan tegas".
Gerakan Houthi yang berpusat di Iran sebelumnya mengatakan bahwa mereka melakukan serangan pesawat tak berawak ke Bandara Abha, beberapa hari setelah menargetkan bandara di barat daya Arab Saudi dengan rudal, kelompok Al Masirah TV melaporkan.
Pemberontak, yang telah berperang melawan koalisi pimpinan Saudi sejak Maret 2015, telah melakukan setidaknya empat serangan terhadap Arab Saudi pekan ini karena mereka telah meningkatkan serangan terhadap kerajaan di tengah ketegangan antara kekuatan Syiah Iran dan Amerika Serikat, sekutu utama Arab Saudi.
Sedangkan, pada Senin, pasukan pertahanan udara Arab Saudi juga mencegat dua pesawat tanpa awak yang menargetkan Khamis Mushait di selatan negeri kerajaan itu.
Serangan itu tak menyebabkan kerusakan atau memakan korban.
Serangan Drone Bulan Lalu
Bulan lalu, angkatan udara Saudi juga menembak jatuh sebuah drone bermuatan bom yang digunakan oleh pemberontak Houthi yang menargetkan Bandara Jizan, dekat dengan perbatasan selatan dengan Yaman.
Bandara ini digunakan oleh ribuan warga sipil setiap hari, tetapi koalisi melaporkan tidak ada korban dan memperingatkan pemberontak akan ada tindakan tegas atas hal tersebut.
Dua stasiun pompa minyak di Arab Saudi juga menjadi sasaran drone Houthi pada Mei, yang menyebabkan gangguan kecil. Serangan itu kemudian menyoroti kemampuan drone Houthi yang lebih mumpuni dari sebelumnya.
Pemberontak mengatakan mereka memiliki hak untuk mempertahankan diri dalam menghadapi lima tahun pengeboman dan blokade udara dan laut Saudi-UEA.
Konflik di Yaman telah menewaskan puluhan ribu orang, banyak dari mereka warga sipil, kata lembaga bantuan.
PBB menggambarkan sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia, 24,1 juta - lebih dari dua pertiga populasi - membutuhkan bantuan.
Advertisement
Tak Ada WNI Jadi Korban
KJRI Jeddah kepada Liputan6.com mengatakan, tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban serangan.
"Alhamdulillah tidak ada korban dari WNI," kata Satgas perlindungan WNI KJRI Jeddah pada Kamis 13Â Juni 2019.
"Tetapi kita terus mengingatkan WNI kita di Abha, Jizan dan Najran agar tetap berhati-hati dan menjaga komunikasi baik itu dengan keluarga, komunitas WNI, dan dengan KJRI Jeddah," lanjut sumber yang sama.
KJRI juga telah mengeluarkan imbauan kepada WNI yang berada dekat dengan lokasi kejadian.
"Diimbau kepada seluruh WNI yang berada di Wilayah Abha dan sekitarnya untuk berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan serta menjaga komunikasi dengan KJRI Jeddah maupun Petugas Pembantu Pelayanan Perlindungan Warga (P4W) di Abha," kata KJRI Jeddah melalui aku Instagram resminya.
Adapun untuk informasi lebih lanjut, KJRI Jeddah dapat dihubungi melalui: Hotline/WhatsApp: +966 50 360 9667. P4W Abha: Sdr. Harun (+966 50 9983 atu +966 55 838 3901).