Liputan6.com, Tokyo - Ratusan demonstran berkumpul di depan Kantor Ekonomi dan Perdagangan Hong Kong di Chiyoda Ward, Toky, pada hari Kamis untuk menunjukkan dukungan terhadap aksi protes menentang RUU ekstradisi di wilayah bekas koloni Inggris itu.
Penyelenggara setempat mengatakan lebih dari 300 orang bergabung dalam aksi tersebut di Tokyo, demikian sebagaimana dikutip dari Japan Times pada Jumat (14/6/2019).
Protes besar-besaran pecah di Hong Kong pada Minggu 9 Juni, untuk menolak RUU yang diajukan oleh para pemimpin pro-Beijing, di mana akan memungkinkan ekstradisi sepihak ke China daratan.
Advertisement
Baca Juga
Perdebatan mengenai RUU itu ditunda pada hari Kamis, setelah pengunjuk rasa mengepung Dewan Legislatif Hong Kong.
Di Tokyo, ratusan orang berkumpul di depan gedung pemerintah Hong Kong, dengan memegang papan protes, serta mengibarkan bendera Jepang dan Hong Kong secara berdampingan.
Aksi tersebut, menurut penyelenggara, sebagai bentuk dukungan terhadap mereka yang berjuang di Hong Kong untuk menghentikan laju RUU ekstradisi.
"Banyak teman saya di Hong Kong terluka saat protes. Saya tidak bisa diam menyaksikannya. Saya harus melakukan sesuatu tentang hal itu," kata Mandy Tang (19), seorang mahasiswa pertukaran asal Hong Kong, yang mulai belajar di sekolah berbahasa Jepang di Tokyo pada September tahun lalu.
"Semua orang berjuang di tanah kelahiran saya, begitupun saya di sini," lanjutnya mantap.
Â
Berawal dari DIskusi di Media Sosial
Unjuk rasa pada hari Kamis itu sebagian besar digelar atas diskusi antar individu di Instagram, Facebook dan jaringan media sosial lainnya.
Orang-orang di Hong Kong dan luar negeri berkomunikasi melalui grup Facebook, di mana foto-foto menunjukkan banyak orang mengenakan pita putih sebagai bentuk solidaritas terhadap para pengunjuk rasa yang menentang RUU ekstradisi.
Tang sendiri menghabiskan sebagian besar malam sebelum aksi, dengan memotong, melipat dan menyematkan 96 pita terkait, yang dibagikan kepada pengunjuk rasa lainnya di Tokyo.
"Hong Kong berbahaya sekarang, tetapi saya ingin pulang. Saya ingin berjuang dengan teman-teman di sana," kata Tang.
Advertisement
Solidaritas Bagi Hong Kong
Protes di depan gedung pemerintah Hong Kong pada hari Kamis diikuti oleh aksi serupa di distrik Shibuya Tokyo.
Kedua peristiwa itu, menurut Mitsuhiro Hayashida (27) berawal dari media sosial.
"Tidak ada penyelenggara resmi, lebih dari serangan twit dan unggahan Instagram yang akhirnya mendorong terjadinya aksi protes ini," kata Hayashida.
"Di Hong Kong, orang seusia saya mempertaruhkan nyawa melawan polisi demi kebebasan mereka," katanya.
"Apa yang bisa kami lakukan di Jepang adalah menunjukkan kepada mereka bahwa mereka tidak sendirian," pungkas Hayashida.