Liputan6.com, Riyadh - Sebuah koalisi militer pimpinan Arab Saudi melancarkan serangan udara ke sasaran pasukan pemberontak Houthi di Sana'a, Yaman, kata televisi pemerintah Saudi pada Sabtu 15 Juni 2019 pagi waktu lokal.
Serangan itu merupakan rangkaian eskalasi kekerasan selama beberapa pekan terakhir antara Saudi dan Houthi serta telah memicu ketegangan regional.
Advertisement
Baca Juga
Serangan udara Saudi pada Sabtu ini menghantam sistem pertahanan udara dan posisi militer lainnya di Sana'a yang dikuasai Houthi, beberapa hari setelah kelompok itu melancarkan serangan rudal di bandara Saudi, menurut laporan TV, seperti dikutip dari Voice of America, Sabtu (15/6/2019).
Koalisi Saudi yang didukung Barat telah berjuang melawan Houthi di Yaman sejak 2015 untuk mencoba mengembalikan pemerintah yang diakui secara internasional yang dipaksa keluar dari Sanaa oleh Houthi.
Houthi telah meningkatkan serangan pesawat tak berawak dan rudal ke kota-kota di negara tetangga Arab Saudi dalam beberapa bulan terakhir. Tindakan itu, menurut penilaian Barat, dipicu oleh ketegangan terkini antara Iran dengan AS di Teluk Persia.
Konflik Yaman secara luas dilihat di wilayah tersebut sebagai perang proksi antara Arab Saudi dan Iran. Namun Houthi membantah menerima perintah dari Teheran dan mengatakan bahwa alasan mereka mengangkat senjata adalah untuk melawan korupsi.
Simak video pilihan berikut:
Saudi Cegat Drone Houthi
Sementara itu, pada Jumat 14 Juni, atau selang beberapa hari setelah serangan rudal yang melukai 26 orang di Bandara Abha, fasilitas penerbangan Arab Saudi itu kembali diserang --di tengah meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut.
Arab Saudi mengatakan, pasukan pertahanan udaranya mencegat lima pesawat tanpa awak yang diluncurkan oleh Houthi Yaman ke Bandara Abha dan Kota Khamis Mushait, pada Kamis 13 Juni 2019 malam waktu setempat. Serangan itu merupakan yang terbaru di wilayah tersebut.
"Lalu lintas udara dan wilayah udara di Bandara Abha beroperasi secara normal," kata juru bicara koalisi yang dipimpin Saudi dalam pernyataan yang dirilis oleh Saudi Press Agency, Jumat pagi (14/6/2019).
Sebelumnya, sedikitnya 26 orang terluka setelah Houthi menembakkan rudal ke bandara Abha pada Rabu 12 Juni. Insiden itu menuai tanggapan keras dari Riyadh yang berjanji untuk mengambil "tindakan tegas".
Gerakan Houthi yang berpusat di Iran sebelumnya mengatakan bahwa mereka melakukan serangan pesawat tak berawak ke Bandara Abha, beberapa hari setelah menargetkan bandara di barat daya Arab Saudi dengan rudal, kelompok Al Masirah TV melaporkan.
Pemberontak, yang telah berperang melawan koalisi pimpinan Saudi sejak Maret 2015, telah melakukan setidaknya empat serangan terhadap Arab Saudi pekan ini karena mereka telah meningkatkan serangan terhadap kerajaan di tengah ketegangan antara kekuatan Syiah Iran dan Amerika Serikat, sekutu utama Arab Saudi.
Sedangkan, pada Senin, pasukan pertahanan udara Arab Saudi juga mencegat dua pesawat tanpa awak yang menargetkan Khamis Mushait di selatan negeri kerajaan itu.
Serangan itu tak menyebabkan kerusakan atau memakan korban.
Advertisement